Sebelumnya kita disclaimer dulu bahwa artikel ini sama sekali bukan review-review kece macam para reviewer. Jika ada yang kecewa, maafkan. Jadi, mari kita mulai.
Dunia penyuntingan video saya penuh warna. Macam-macam perangkat dan aplikasi yang dipakai. Mulai dari desktop computer atau yang lebih sering disebut komputer, sampai laptop. Pertama kali belajar sunting video saat sudah memakai prosesor Intel Pentium II. Pastinya setiap perangkat berpengaruh pada aplikasi (software) yang dipakai. Saya mulai belajar menyunting video menggunakan iFilm Edit (semoga tidak salah ingatan saya tentang nama aplikasi yang satu ini) dengan bantuan aplikasi lain semacam video cutter. Saya harus menonton rekaman video secara keseluruhan, menandai detik/menit kerusakan video, lantas membuang potongan yang rusak tersebut menggunakan video cutter, baru disunting menggunakan iFilm Edit.
Sudah tahu kan kalau Merawat Laptop Itu Sederhana?
Baru pada tahun 2013 saya memakai Toshiba Satellite yang saya lupa variannya. Yang masih saya ingat hanya bahwa prosesor Toshiba Satellite yang saya pakai itu adalah Core i5 dengan bodi warna perak. Ini dia penampakannya:
Penuh stiker!
Gilanya, saya justru memakai aplikasi sunting video yang belum mendukung video HD sehingga kualitas video harus diturunkan terlebih dahulu menggunakan aplikasi video bawaan Windows. Singkat cerita Toshiba tamat riwayat karena keseringan dipakai hingga panas, ketumpahan soto ayam, ketumpahan air minum, dan berbagai penganiayaan lainnya. Toshiba ini sempat diperbaiki dan dipakai oleh Indra, tapi kemudian dia menyerah juga, lantas membeli laptop baru.
Toshiba itu diganti dengan Acer Aspire 3 yang prosesornya malah Core i3 😂 Dibeli sesuai anggaran kenegaraan saya.
Awal tahun 2022 Tim Kreatif Uniflor dibentuk. Memenuhi kebutuhan Tim Kreatif untuk memproduksi berbagai konten dan atas kebaikan hati Pak Boss, dipersiapkan berbagai perangkat seperti kamera, laptop, drone, handphone, microphone, tripot, gimbal, dan lain sebagainya. Tiga laptop yang disediakan sama-sama datang dari Asus. Om Ihsan kebagian Asus Vivobook, saya dan Cesar kebagian Asus TUF Gaming A15 FX506 atau lebih sering disebut dengan Asus TUF Gaming A15 saja.
Dan saya betul-betul merasakan bedanya render video menggunakan Acer berprosesor Core i3 dengan Asus TUF Gaming A15 yang berprosesor Ryzen 7. Ini dia spek lengkap Asus TUF Gaming A15:
Kencangnya render video menggunakan Asus TUF Gaming A15 bikin saya tertawa lebar saat pertama kali proses render satu video dimulai. Saking senangnya, sampai pengen menangis. Selama ini menggunakan Acer, dengan waktu render untuk video berdurasi sepuluh menit bisa mencapai 1,5 jam ... 😠Bisa kalian bayangkan waktu render untuk video berdurasi tiga puluh menit? Ditinggalin garap sawah juga belum tentu sudah selesai di-render.
Eits, tapi saya tetap harus berterima kasih pada Acer itu. Sekarang malah sering dipakai Thika untuk menonton drakor. Ck ck ck.
Secara umum performa Asus TUF Gaming A15 memang patut diacungi jempol. Segalanya menjadi lebih cepat. Maklum, perbandingan saya adalah Acer Aspire 3. Pasti penilaian saya berbeda jika Asus TUF Gaming A15 dibandingkan dengan laptop gaming serupa. Baterainya memang tidak bertahan terlalu lama, tapi kapasitas penyimpanannya besar. Yang betul-betul kurang dari Asus TUF Gaming A15 ini adalah slot memory card sehingga untuk memindahkan data kami menggunakan card reader 😂
Hayo ... Berinternet Juga Ada KODE ETIKnya!
Saya bukan orang yang mengharuskan diri memakai barang bagus untuk konten yang bagus. Tapi bekerja menggunakan perangkat yang bagus juga perlu. Asus TUF Gaming A15 yang diperuntukkan untuk para gamer justru saya pakai untuk menyunting video dan keperluan pekerjaan kantor lainnya. Main game? Ah ... apa itu 😂 Paling cuma game macam Warcraft, Battle Realms, Age of Empire, Stronghold Crusader, atau Rise to Ruins 😅
Cheers.