Mungkin masih ada pembaca yang belum tahu tentang Komuni Suci Pertama. Mengutip dari tulisan saya di artikel berbeda, mari kita simak tentang Komuni Suci Pertama.
Komuni Suci Pertama merupakan momen paling penting seorang anak (ya, dalam ajaran Agama Katolik) layaknya khitanan bagi kaum Muslim. Anak-anak kelas IV (di beberapa Paroki: kelas V) saat Komuni Suci Pertama memasuki gerbang menjadi umat Katolik yang taat karena mereka telah menerima daging dan darah Yesus Kristus dalam bentuk Hostia (dan anggur). Sebelumnya saat mereka mengikuti Misa di Gereja, mereka belum boleh ikut Sambut (menerima Hostia). Nah, setelah Komuni Suci Pertama, mereka sudah boleh Sambut setiap kali mengikuti Misa di Gereja, atau di tempat lain yang menyelenggarakan Misa untuk suatu urusan seperti Misa malam ke-3 kematian, Misa Pernikahan Emas pasangan suami-istri, dan lain-lain.
Menarik dibaca: Gantung Periuk!
Komuni Suci Pertama sering disebut sambut baru (karena si anak untuk pertama kalinya menyambut Hostia di Gereja).
Setiap tahun saya menerima minimal sepuluh undangan Komuni Suci Pertama. Termasuk tahun ini. Nama yang tertera di undangan bukan lagi nama saya, melainkan nama Buya 😂 Sumpah, masih ada perasaan bemana begitu melihat nama Buya di undangan. Penyesuaian diri setelah menikah memang membutuhkan waktu 😋 Dari tahun ke tahun, saya jadi tahu kebiasaan di rumah teman-teman yang sama-sama bekerja di Universitas Flores (Uniflor).
Di rumah Makcik Rossa Budiarti, misalnya, sudah pasti tersedia gerobak bakso dan mi ayam, selain makanan yang dimasak sendiri.
Beberapa tahun lalu saat Nelson terima Komuni Suci Pertama, ada gerobak bakso juga. Tahun ini pun saatnya si Santo, juga ada gerobak bakso dan mi ayam. Asyiiikkkk.
Dari tujuh undangan yang saya terima, kami senang sekali waktu pergi ke rumah Pak Fian, karena ada live music-nya. Video bisa kalian lihat di awal artikel. Suara Amir memang kece badai.
Alhamdulillah beberapa tahun Komuni Suci Pertama tidak dilaksanakan serentak oleh semua Paroki yang ada di Kota Ende. Pernah beberapa tahun lampau, dilaksanakan serentak. Bayangkan, saya menerima sampai lebih dari tiga puluh undangan. Siang hari sudah keluar rumah. Ada rumah teman yang hanya disinggahi tanpa duduk mengobrol apa lagi makan. Kalau pun makan, paling cuma satu rumah saya makan, di rumah lain cuma mengambil kudapan 😁
Jadi itu cerita saya Minggu kemarin ... bagaimana dengan kalian? Apakah ada kegiatan semacam ini di daerah kalian? Bagi tahu di papan komentar yuk.
Mengobati hati karena tidak ikut Melly berendam di kali di KM 6, dan tidak ikut Thika olah raga. Semoga minggu depan bisa berendam di kali di Nangaba.
Cheers.