Setiap orang tentu selalu bergelut dengan kebiasaan. Kebiasaan umum ini justru seringkali saya langgar karena kebiasaan berkaitan dengan pilihan/kenyamanan. Contohnya, umumnya perempuan pekerja kalau pulang rumah, terus masuk dapur, biasanya mengganti pakaian kerja dengan daster atau kaos dan celana pendek. Tapi saya biasanya begitu pulang kerja dan terpaksa harus masuk dapur untuk memasak, saya akan masuk dapur dengan pakaian kerja lengkap dengan sepatu. Karena sepatunya itu kets, jadi nyaman-nyaman saja.
Kebiasaan lihat gambar Ilusi Optik sebelum tidur.
Pernah, begitu tiba di rumah, saya langsung masuk dapur dengan ransel masih melekat di punggung. Sampai ditegur sama Mama Len, "Encim, tidak lepas ransel dulu kah?" 😁 Tapi toh dengan ransel melekat di punggung pun masakan beres dan kami makan dengan bahagia.
Saya memang begitu, termasuk mengurus Mamatua.
Sering sekali melihat orang-orang yang katanya mengurus orangtua berpenampilan lebih kusut dari orang yang mereka rawat. Kenapa? Katanya biar baju tidak kecipratan inilah, itulah, dan lain sebagainya. Nanti kalau sudah selesai merawat, baru deh mandi (bebersih). Kadang saya juga begitu siiiih 😅 Kalau memang sedang berada di rumah saja. Misalnya work from home. Tapi kalau pada hari-hari normal, pergi ke kantor terus pulang, saya bisa memandikan Mamatua dengan posisi masih memakai sepatu. Lengkap!
Silahkan tertawa.
Selain itu, kebersihan orang yang merawat orangtua itu juga wajib diperhatikan. Misalnya, harus memakai sarung tangan, memakai masker, dan lain sebagainya. Kenapa? Pertama, orang yang dirawat itu harus dirawat oleh orang yang bersih, dan bersih merupakan sebagian dari iman dan utamanya sehat. Kedua, seandainya ada penyakit dari si sakit yang mudah tertular, setidaknya meminimalkan tertularnya orang yang merawat. Jadi ingat APD yang bergema keras saat Covid-19 mulai bikin ulah.
Jadi jelas, kebiasaan saya memang di luar kebiasaan orang lain. Dua contoh di atas (memasak dan merawat Mamatua) masih belum cukup? Mari lanjutkan ke urusan mencuci baju hahaha. Mungkin karena otak saya ini suka merancang segala sesuatunya, jadi suka merumuskan ini itu (termasuk efisiensi waktu). Misalnya dulu waktu masih pakai mesin cuci, setiap pulang kerja ada pakaian numpuk, ya mesinnya dihidupkan dan dijalankan terlebih dahulu, sambil mengurus yang lainnya. Masih, dengan sepatu lengkap.
Lalu, muncul pertanyaan, kalau melakukan segala sesuatunya dengan masih memakai pakaian kerja dan sepatu, apakah tidak ribet? Tidak. Kebetulan pakaian kerja saya itu kebanyakan kemeja bengkel dan sepatu kets (sudah tidak bisa pakai high heels). Lebih mudah dibawa kerja/melakukan pekerjaan rumah.
Bagus ini, The Power of Cium Tangan.
Kebiasaan saya memang di luar kebiasaan. Saya hanya pengen merasa keren untuk diri sendiri meskipun bagi orang lain tidak keren sama sekali. Tapi setidaknya saya pengen kalian semua yang pada intinya sedang merawat orangtua untuk tetap keren. Jangan jadi perawat (orang yang merawat ya maksudnya) yang lebih kusut dari orang yang kalian rawat. Sesederhana itu.
Semoga bermanfaat.
Cheers.