Hari Minggu kemarin, 15 Mei 2022, saya diajak Thika pergi jalan-jalan. Tidak hanya kami berdua. Ada Buya, Helen dan Chandra (teman mabar Mobile Legend si Thika), serta Ibu Titin (Kaprodi Ilmu Hukum di Universitas Flores). Ibu Titin yang adalah mamanya Helen adalah dosen saya dan Thika dulu semasa kuliah. Awalnya saya menyangka kami akan ngetem santai di Lepa Lio Cafe, di Desa Detusoko Barat, tetapi ternyata mereka (yang duluan tiba) memilih Alya Cafe. Ini kafe lumayan baru. Saya sudah tahu ada kafe ini, berdasarkan informasi dari Kepdes Detusoko Barat, Pak Nando Watu.
Kalian harus tahu Sejuta Pesona Desa Detusoko Barat.
Bagaimana cerita tentang Alya Cafe yang berjarak 33 kilometer dari Kota Ende arah Timur, nanti baru saya tulis di artikel terpisah. Yang jelas, dari Alya Cafe kami meluncur menuju tempat permandian air panas Ae Oka, lalu kembali ke Kota Ende. Dalam perjalanan pulang itu kami kemudian memutuskan untuk melanjutkan jalan-jalan ke tempat wisata baru bernama De' Barbara Cafe, Resto, and Villa.
De' Barbara Cafe, Resto, and Villa terletak di pinggir Sungai Nangaba yang biasa kami sebut Kali Nangaba, tempat masyarakat bersantai di hari libur sambil bakar-bakar ikan dan mandi-madi, juga tempat mencuci pakaian jika air dari PAM tidak mengalir. Dari pusat Kota Ende berjarak sekitar 8 kilometer arah Barat, di Desa Embu Ndoa, Kecamatan Ende Utara, Kabupaten Ende. Dari Kota Ende, sebelum jembatan Nangaba, di sisi kanan ada jalan tanah dibuka sebagai jalan masuk. Jalan tanah ini lebar sehingga mobil pun dapat melewatinya.
Area parkiran masih sangat luas. Dilengkapi dengan petugas parkir yang amanah (karena kami membiarkan pisang dan jambu biji nangkring di sepeda motor). Dari jauh, secara keseluruhan kita bisa melihat sebagian besar bangunan menggunakan bambu, kayu, serta beratap ijuk. Dari entrance tamu wajib lapor di loket dan membayar biaya masuk sejumlah Rp 5.000.
Apa yang duluan terlihat? Camping ground dan balon udara buatan. Camping ground ini macam lokasi kemping di Korea (pernah nonton videonya di Youtube). Sudah ada alas tenda papan tepat di pinggir sungai. Orang yang menginap di tenda pasti senang karena bisa duduk mengaso di alas tenda sambil kaki dijilat air sungai. Beuuugh! Mantap jiwa. Baru tersedia dua tenda di situ kapasitas 2 orang, dengan kasur pegas, dan kamar mandi. Balon udara buatan (dilengkapi tangga besi) terletak di depan camping ground.
Lebih ke dalam tamu akan bertemu kafe dan restoran. Tempat buat makannya tidak saja di dalam kafe, tapi juga tersedia lopo-lopo a la frame house. Di sini juga ada live music. Ndilalah saya bertemu Noel Fernandez, sahabat sekaligus teman duo Notes (Noel and Tuteh Sideprojet) dulu.
Lebih ke dalam, tersedia bangunan-bangunan villa yang juga mengangkat konsep frame house.
Saya lihat tempat ini memang belum 100% selesai karena di hadapan bangunan-bangunan villa itu ada semacam got besar yang menurut saya mungkin akan dijadikan kolam karena bentuknya itu ada cerukan. Jangan-jangan ini akan dijadikan tempat pemancingan. Boleh juga ini.
Puas melihat-lihat dan foto-foto, kami beristirahat di kafe. Kami hanya memesan minuman karena sudah mengisi perut di Alya Cafe dan mengunyah buah-buahan sepanjang perjalanan. Entah karena feeling atau bagaimana, saya memesan Ice Torang Samua Basudara yang merupakan salah satu suguhan spesial. Ini merupakan racikan kemiri bercampur soda dan anggur. Rasanya? Uih! Nendang banget! Enak beuuuud.
Setiap harga yang tertera di daftar menu standar harga kafe dan restoran. Sama lah dengan harga kafe-kafe yang ada di Kota Ende pada umumnya.
Saat hendak membayar, saya bertemu Ensi (semoga tidak salah menulis namanya), lulusan Prodi Sastra Inggris Universitas Flores yang saya tahu dulunya dia aktif dan banyak prestasi. Dari Ensi saya dapat informasi tambahan. Biaya masuk Rp 5.000 (saat kami masuk dan membayar di loket). Biaya menginap di tenda Rp 175.000. Biaya menginap di villa Rp 350.000 (untuk saat ini masih diskon), harga normal sekitar Rp 500.000-an ribu.
Yuk dibaca Healing Versus Refreshing.
Sebelum pergi ke tempat ini saya sudah melihat beberapa foto saat masih pembangunan. Lalu, melihat postingan Mama Fathan (Aynun Jariyah) di Facebook. Mupeng kuadrat, dan tiba juga di tempat ini. Bagi saya De' Barbara Cafe, Resto, and Villa menambah warna-warninya Kabupaten Ende. Tempat baru untuk bersenang-senang baik sendirian maupun bersama keluarga besar. Kayaknya asyik nih mencoba tidur di tendanya. Pengen merasakan sensasinya lagi hahah.
Anyhoo, terima kasih Bapak Angelo Wake Kako (AWK) yang sudah menambah warna untuk Kabupaten Ende tercinta.
Yuk ah.
Cheers.