Suatu hari saya terkejut membaca pesan WA dari Buya yang meminta saya 'berbisik' pada keluarga tentang rencana kedatangan keluarganya. Are you sure? Hehe. Enam bulan menjalin hubungan jarak jauh, pada akhirnya Buya memantapkan hati untuk melamar. Berikutnya, kami terlibat diskusi berat tentang tanggal. Sebagai perempuan saya tentu ingin tanggal cantik menjadi bagian dari kehidupan yang fana ini. Tapi Buya tidak memenuhi keinginan saya untuk dilamar tanggal 22 Desember 2021. Jadinya? Tanggal 23 Desember 2021!
Cerita ini seru loh! Spesialis Belakang Layar.
Sore itu, secara adat, kami sudah terikat.
Apa yang saya rasakan? Bahagia. Itu pasti. Bahkan sampai saya menulis ini, perasaan itu masih sama, insha Allah seterusnya.
Semua orang, kecuali keluarga dan tetangga terdekat yang diundang, terkejut. Rata-rata senang mendengar kabar saya tunangan, dan tentunya diimbuhi amarah karena tidak diundang. Lalu, pertanyaan demi pertanyaan muncul. Apakah benar saya sudah siap kawin dan memasuki kehidupan rumah tangga? Benarkah saya sudah memantapkan hati dan mempersiapkan diri menjadi seorang istri, kelak? Benarkah saya mau melepaskan kehidupan saya yang sekarang ini, di mana saya dikenal sebagai tukang jalan dengan pekerjaan yang juga mirip pengelana?
Semua pertanyaan itu punya satu jawaban. Benar.
Siap atau tidak siap, saya harus siap. Karena, memang sudah saatnya. Yang Di Atas sudah mengaturnya seperti itu.
Saya tahu alasan Allah SWT begitu lama mempertemukan saya dengan Buya. Salah satunya adalah karena masih banyak tugas yang saya emban. Salah duanya, Allah SWT pasti tahu siapa yang terbaik untuk saya, untuk mengimbangi eror-nya otak saya. Buya bukan laki-laki paling sempurna di muka bumi. Tapi bersamanya saya bisa berdiskusi tentang banyak perkara: politik, ekonomi, pendidikan, musik, bahkan hal-hal remeh lainnya. Diskusi, bukan debat. Saya bisa mengemukakan pendapat saya tanpa takut diremehkan olehnya. Urusan traveling, Buya juga oke. It's amazing. Setidaknya untuk saya, ini luar biasa.
Terima kasih atas semua keluarga, tetangga, teman, yang telah membantu saya menyukseskan acara tunangan itu. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian.
Marilah baca ini. Beli Gitar Itu Kayak Cari Calon Suami Harus Yang Nyaman.
Kawin (maaf, saya memang terbiasa menggunakan kata kawin, bukan nikah) menjadi tujuan kami beberapa bulan ke depan. Persiapannya sudah mulai dicicil. Yang ingin saya minta dari kalian semua yang membaca blog ini adalah do'a. Agar persiapan hingga hari H nanti segalanya berjalan dengan baik-baik saja. Tentunya atas ridho Allah SWT.
Semoga.
Cheers.