Benarkah Hanya Ada 4 (Empat) Bulan Sepanjang Tahun 2020? A-ha. Ouwyess baby, orang-orang menulisnya demikian. This is 2020, the year where you only meet January, February, Covid-19, and December. Akhir Desember 2019 Covid-19 datang. Januari dan Februari 2020 Covid-19 menyebar dan menyerang penjuru dunia. Dan ... blep. Lebih tepatnya ceklik. Pintu ditutup. Jangankan orang-orang yang berada di zona merah, saya yang berada di zona hijau (pernah menjadi zona merah tapi lantas kembali hijau) pun ketar-ketir setengah mampus. My God, is this end of the world? Proteksi diri lebih ketat. Bahkan kalau hand sanitizer dan disinfektan boleh diminum, sekalian saja saya minum. Kemudian, kita bertemu Desember. Bulan terakhir, bulan penuh harapan, bulan dimana secara pribadi saya ingin percaya bahwa Covid-19 benar-benar telah enyah dari muka bumi.
Baca Juga: Beli Gitar Itu Kayak Cari Calon Suami Harus Yang Nyaman
Desember datang. Semua orang bergembira. Dan Covid-19 masih ada. Ini seperti suami nge-prank isteri.
Suami: Mam, mulai bulan depan duit belanja Papa naikin seratus persen!
Isteri: *Syok*
Suami: Tapi bo'ong.
Isteri: *Pingsan*
Awal Maret 2020 saya masih bisa bergembira bersama semua teman karyawan/i di Uniflor, terutama saat menerima SK naik jabatan menjadi Kabag Publikasi dan Dokumentasi dari UPT Publikasi dan Humas Uniflor. Kakak Rossa diangkat menjadi Kabag Humas dari UPT Publikasi dan Humas Uniflor. Naik jabatan, naik gaji, naik pula tanggungjawab pekerjaan. Insha Allah dapat mengemban amanat yang besar tersebut.
Actually, tidak ada yang betul-betul berbeda di tahun 2020 selain kampus sempat diliburkan selama sekitar 3 (tiga) bulan dimulai pertengahan Maret 2020. Yeeeaaayyy. Tapi dosen dan karyawan menjalankan work form home. Batal yeeeaaayyy. Karena waktu libur itu berkaitan dengan masa-masa promosi kampus, masa-masa dimana kami harus mampu menjaring sebanyaknya mahasiswa sesuai rasio jumlah dosen, maka work from home adalah real work from home. Bangun pagi-agak-kesiangan langsung menyalakan laptop, membikin video promosi program studi, mengunggah video ke Youtube, menyebar ragam informasi secara gila-gila'an sampai memasang iklan di Facebook, mengecek statistik iklannya, menanggapi WAG Tim Promosi, sampai pertemuan melalui aplikasi Zoom Meeting. That was really really really work from home. Oh ya, awal tahun 2020 kami malah sempat promosi kampus ke beberapa SMA di Kabupaten Nagekeo area Kota Mbay dan Marapokot.
Sistem piket dimulai dimana selama seminggu saya mendapat jatah piket di ruang kerja sebanyak 2 (dua) kali. Gara-gara ada lagi pasien Covid-19, kami kembali diliburkan. Sistem piket pun bubar. Haha, bukannya tertawa di atas penderitaan orang lain, but I like it. Tapi cuma beberapa minggu. Seperti kalimat: tidak kerja, tidak makan. Maka ketika new normal diberlakukan, kami pun menjalaninya sampai hari ini. Dan yeaaa, setelah Februari ada Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, dan Desember. Bulan-bulan dimana pesta pernikahan berlangsung meriah (di Kota Ende) dan salah satunya pesta pernikahan keponakan saya Kiki Abdullah dan Solihin. Pernikahan, terutama pesta pernikahan, di tahun 2020 sungguh menjadi sorotan publik. Jika ada pasien Covid-19 setelah pesta pernikahan, maka pesta pernikahan itu menjadi bulan-bulanan warga hahaha. Seketat apapun protokol kesehatan yang diterapkan oleh tuan pesta. Untungnya belum ada pasien Covid-19 gara-gara pesta pernikahan.
Juli 2020, Uniflor menggelar wisuda yang tertunda. Wisuda yang seharusnya dilaksanakan pada April 2020 terpaksa mundur jauh ke Juli. Wisuda dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting. Saya sedih. Kucir mahasiswa dipindah oleh orangtua masing-masing di rumah masing-masing, bukan oleh Rektor. Kata Rektor Uniflor, hal tersebut dapat dilaksanakan oleh orangtua karena wisudawan/i sudah mengikuti yudisium sebagai momen resmi mereka meraih gelar Sarjana. Wisuda kedua di tahun 2020 agak lebih fleksibel karena 14 (empat belas) mahasiswa cum laude boleh mengikuti wisuda secara luring. Yang lainnya, tetap secara daring.
Saya tidak ingat kapan tepatnya, sekitar Juni atau Juli saya sudah dapat pergi ke kota lain terutama Kota Mbay. Pertama-tama tentu untuk urusan pekerjaan di mana saya harus merekam ucapan selamat ulang tahun Uniflor dari Bupati Nagekeo. Ada pula berbagai liputan peneltian dan pengabdian masyarakat baik di Kota Mbay maupun di wilayah Kabupaten Ende seperti Desa Randotonda. Saya juga menjadi tester (orang yang mengetes) homestay rumah adat yang dikelola oleh Pokdarwis Rendo Ate di Dusun Rada'ara. Silahkan baca postingan Rada'ara: Pesona Dusun Wisata Budaya. Iya, itu di blog sebelah. Saya masih bisa mendapat jatah di beberapa homestay. Next year, maybe.
Lalu Oktober pun datang. Bulan di mana rencana foto prewedding Kiki dan Solihin harus dilaksanakan. Di mana? Di Kota Mbay dan sekitarnya! Lagi-lagi Kota Mbay. Foto-fotonya keren, dipakai untuk undangan pernikahan baik undangan cetak maupun undangan video. Dan pernikahan dilaksanakan pada November 2020. Ada pestanya? Ya. Ada. Menjadi sorotan? Mungkin. Saya tidak tahu persis. Yang jelas kami berusaha pesta pernikahannya dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Anyhoo, untuk souvenir pernikahan itu saya membikin sabun-sabun mini. Di Kota Ende, souvenir pernikahan umumnya berbentuk kipas, gantungan kunci, pin, talenan mini, dan lain sebagainya. Ketika ada teman yang tahu saya membikin sabun mini mereka protes. Dengan sangat elegan saya menjelaskan:
Sabun mini sebagai souvenir pernikahan pada masa pandemi Covid-19 bermakna dalam. Pertama, sabun ya sabun, dapat dipakai untuk mencuci tangan. Ya souvenir sabun itu benar berfungsi layaknya sabun. Kedua, makna/filosofi sabun di masa pandemi Covid-19 ... kalian harus rajin cuci tangan huh? Ketiga, ada fakta sabun, berupa kartu mini, yang disertakan bersama sabun mini itu. Soooo what's wrong with this souvenir?
Yang salah adalah bentuknya yang super cute, warnanya yang menggoda, sehingga ada anak kecil yang memakannya.
Mati ketawa.
Pernikahan Kiki dan Solihin berjalan mulus pada 28 November 2020. Alhamdulillah.
Baca Juga: Pembagian 100 Sampel Hand Sanitizer Sampai Social Distancing
Meluncur ke Desember. Kami merayakan ulangtahun Mamatua dengan riang gembira. Kampus diliburkan sejak tanggal 23 Desember 2020 sampai 2 Januari 2021. Ya, kembali beraktivitas pada tanggal 4 Januari 2021. Masih ada seminggu hari libur, entah apa yang akan saya lakukan ke depan. Jalan-jalan ... mungkin. Tapi yang jelas usaha stik keju menjadi sangat boombastis. Itulah salah satu alasan kesibukan saya selama ini. Saya punya resep istimewanya, punya tenaga dan waku, punya orang-orang yang siap mendukung, kenapa tidak teruskan saja usaha stik keju ini? Selama semua pelanggan mengatakan rasanya enak dan ketagihan ... mari jalan terus.
Kesimpulannya, tahun 2020 sama seperti tahun lainnya. Ada 12 (dua belas) bulan dan semuanya kita lalui, kita isi, dengan berbagai ketigatan. Kita belajar banyak hal baru di tahun 2020. Dan berterimakasihlah pada semua pengalaman baru di tahun 2020.
#SeninCerita
#CeritaTuteh
Cheers.