Barang-Barang DIY Kece di Kedai Kampung Endeisme. Adalah pilihan tepat ketika pada awal tahun 2019 saya mengubah tema #RabuLima menjadi #RabuDIY. Mengubah tema harian blog gampang-gampang susah. Saya harus mandi kembang, bertapa, melakukan perjalanan ke Barat mencari kitab suci, menimbang ini itu terlebih dahulu, barulah mengambil keputusan. Bagi kalian yang bingung soal tema harian di blog ini, nonton video berikut:
Mengapa saya menulis adalah pilihan tepat ketika pada awal tahun 2019 saya mengubah tema #RabuLima menjadi #RabuDIY? Pertama: dunia Do It Yourself (DIY) adalah dunia kreativitas tanpa batas. Kedua: saya sendiri punya renjana di dunia DIY dan pernah meraup keuntungan Jutaan Rupiah hanya bermodalkan sampah seperti koran, majalah, botol plastik, kardus, hingga kaleng. Terbukti, tema #RabuDIY masih bertahan hingga saat ini. And I love it so much. Come on, guys, begitu banyak barang bernilai ekonomi lebih tinggi dari barang (dasar) yang sudah ingin dibuang ke tempat sampah. Yang dibutuhkan hanyalah percikan kreativitas.
Baca Juga: Membikin Pajangan Cantik Berbahan Beras dan Kulit Kerang
Kemarin sore saya dan teman-teman; Violin, Oedin, Cahyadi, Al, pergi ke sebuah kedai bernama Kedai Kampung Endeisme. Cerita lengkap tentang kedai ini bakal saya pos di Hari Senin. Videonya sendiri bakal saya pos Jum'at besok di Youtube. Hari ini saya hanya mau bercerita pada kalian, bahwa di sebuah kedai mungil yang lokasinya pun tidak di pusat Kota Ende, kalian akan menemukan begitu banyak barang-barang bernilai seni tinggi dan spot-spot instagenic untuk keperluan foto yang bakal dipos di Instagram. Awal waktu diundang ke sana oleh pemiliknya, ekspetasi saya biasa-biasa saja. Ternyata saya salah! Memalukan sekali saya ini hahaha.
Barang-barang DIY ada di Kedai Kampung Endeisme akan berbicara melalui foto-foto di bawah ini.
Dari depan sudah terlihat dengan sangat jelas bahwa Kedai Kampung Endeisme memang berkonsep #DIY. Mulai dari papan namanya sampai bangku-bangku berbahan ember bekas cat.
Selain bangku-bangku berbahan ember bekas cat, dan kayu-kayu bekas, juga ada bangku yang satu ini, yang dialas dengan karung goni. Apa nama karung ini di daerah kalian? Kalau kami sih menyebutnya karung goni hahaha. Karung goni jangan disepelekan loh, saat ini karung goni dimanfaatkan sebagai bahan dasar kerajinan tangan seperti membikin kantung unik, tali goni buat hiasan jar, dan lain sebagainya.
Rak kayu dicat hitam yang diisi buku-buku sampai pernak-pernik. Sumpah, saya penasaran sama isi botol kaca itu. Yang jelas itu bukan beras warna-warni seperti yang pernah saya bikin. Herannya, saya lupa bertanya. Nantilah kalau ke sana lagi bakal saya tanya apa isinya.
Tulisan-tulisan menarik di dinding, gambar-gambar, dan totebag. Salah satu pemiliknya itu punya blog petikata. Tapi kalau dia lebih sering bermain dengan kata-kata di Facebook. Keren-keren lah.
Mandala yang satu ini juga dibikin/dilukis sendiri. Memang benar ya kalau orang seni yang membuka kafe, semua pernak-pernik dan hiasan dinding bisa dibikin sendiri. Menghemat ongkos.
Kece kan? Jelas!
Baca Juga: Tempat Cincin DIY Untuk Pernikahan Sahabat Saya Deasy Daulika
Berkunjung ke Kedai Kampung Endeisme tidak saja memuaskan mata tetapi juga membikin jiwa DIY saya memberontak. Bertanya-tanya, kapan saya bakal kembali ke dunia DIY. Cahyadi sendiri pernah menyarankan saya untuk membikin konten video tentang dunia DIY saya seperti bagaimana cara saya membikin keranjang, tempat tisu, desk-organizer, wall-organizer, hiasan dinding, tas berbahan celana jin bekas, sofa celana jin, kaktus batu, berkreasi dengan semen, sampai pohon Natal menggunakan pipa kertas! Byuuuuuh *garuk-garuk kepala*. Mau sih, tapi waktu belum mengijinkan.
Semoga pos ini bermanfaat untuk kalian semua. Yuk berkreasi sebanyak-banyaknya. Jangan biarkan ide-ide kreatif kalian menguap begitu saja.
#RabuDIY
Cheers.