Inilah Akibat Paling Fatal Dari Perkara yang Dianggap Remeh. Joker merupakan filem terakhir yang saya tonton di tahun 2019 sebelum situs penyedia filem andalan saya, indoxxi, diblokir pemerintah. Seperti yang dilansir oleh Tekno Kompas dengan penulis Kevin Rizky Pratama, Menteri Kominfo, Johnny G. Plate, mengatakan telah memblokir situs streaming ilegal sebanyak lebih dari 1.000! Sebagai manusia yang pernah mempelajari sedikit ilmu hukum, situs penyedia filem (tentunya ilegal) memang mengabaikan dan melanggar HaKI yang dijunjung tinggi dalam dunia industri diantaranya industri musik dan filem. Tetapi sebagai manusia yang tinggal di Kota Ende, kota kecil tanpa bioskop, saya tentu membutuhkan situs penyedia filem tersebut. Tindakan pemerintah sudah benar, tetapi akibatnya ... saya dan dinosaurus harus gigit laptop.
Baca Juga: Kalau Begitu Marilah Kita Coba Mendaki Tangga Yang Benar
Kembali pada filem Joker. Filem terakhir yang saya tonton di tahun 2019. Filem yang membikin otak saya memikirkan begitu banyak perkara, termasuk perkara yang dianggap paling remeh: bercanda yang menjebak. I can feel his pain.
Joker
Wikipedia menginfokan: Joker adalah film cerita seru psikologis Amerika Serikat tahun 2019 yang disutradarai oleh Todd Phillips dan diproduseri oleh Todd Philips, Bradley Cooper, dan Emma Tillinger Koskoff. Joker ditayangkan secara perdana di Festival Film Venesia pada tanggal 31 Agustus 2019 serta ditayangkan di Amerika Serikat pada 4 Oktober 2019 dan Indonesia dua hari sebelumnya. Joker adalah film laga hidup pertama Batman yang mendapatkan klasifikasi R dari Motion Picture Association of America karena kekerasan berdarah yang kuat, perilaku mengganggu, bahasa dan gambar seksual singkat.
Joker, dari DC Comics, diperankan oleh Joaquin Phoenix, Robert De Niro, Zazie Beetz, Frances Conroy. Termasuk box office karena biaya produksi hanya $55-70 juta saja tetapi pendapatan sementara mencapai $1,023 miliar. Kita harus sepemahaman dulu tentang box office ya.
Idntimes menulis: dahulu, istilah Box Office digunakan untuk pemutaran film yang sistem menontonnya mengedarkan box-box kepada penonton sebagai donasi atas pemutaran film tersebut. Karena pada saat itu belum ada pembelian tiket film lewat loket atau bahkan online seperti sekarang ini. Namun, saat ini istilah box office bergeser kepada film yang mendapatkan penghasilan melebihi biaya produksinya dan penghasilan itu berhasil didapatkan hanya dalam waktu tayang beberapa hari atau minggu pertama saja. Hampir mirip sebenarnya dengan pengertian saat zaman dulu, karena semakin film disukai maka penonton dari film tersebut semakin banyak.
Joaquin Phoenix, Jared Leto, Heath Ledger
Hadirnya Joaquin Phoenix sebagai Joker membikin saya mengingat dua aktor Joker lainnya yaitu Jared Leto dan Heath Ledger. Jared Leto memerankan Joker dalam filem Suicide Squad sedangkan Heath Ledger memerankan Joker dalam filem The Dark Knight. Joker a la Suicide Squad terkesan 'kekanak-kanakan' sesuai dengan warna filem tersebut. Berbeda dengan Joker dalam The Dark Knight yang dalam. Tapi, menjadi tidak bijak jika membandingkan akting ketiganya. Joaquin Phoenix, Jared Leto, dan Heath Ledger, masing-masing punya pesona tersendiri saat memerankan Joker. Kalau ditanya, Joker mana yang punya kelebihan natural? Menurut saya si Joaquin Phoenix, karena bekas luka di bawah hidungnya itu se-su-a-tu.
Berbeda dari orang lain yang mungkin pernah me-review Joker, saya lebih memilih me-review filem psikologis ini dari sudut pandang lain, salah satunya penjebakan. Kita tahu Arthur Fleck, seorang laki-laki dewasa, masih harus tinggal bersama ibunya, Penny Fleck, karena si ibu sakit. Kebutuhan hidup sehari-hari dipenuhi oleh Arthur dengan bekerja sebagai badut penghibur. Hidup yang keras seakan-akan menjadi lebih bengis terhadap seorang Arthur. Dia akrab dengan kesialan (demi kesialan). Tidak cukup sampai di situ, keinginannya menjadi seorang Komika kandas karena sesungguhnya dia sama sekali tidak berbakat.
Ada tiga karakter yang menghancurkan Arthur hingga ke titik paling rendah.
Penny Fleck, what should I say about this woman? Dia sakit. Dialah salah satu sumber malapetaka dalam hidup Arthur. Gara-gara Penny, Arthur percaya Thomas Wayne adalah ayah kandungnya. Sadar atau tidak sadar, Penny menghancurkan Arthur dengan caranya sendiri. Mengekang kehidupan dewasa Arthur (karena harus mengurus si ibu), dan menipu Arthur dengan kepalsuan bahwa si Joker adalah putera kandung Thomas Wayne. Mungkin Penny menganggap itu hal yang remeh. Sudah, kau pergi saja ke Thomas Wayne, itu Bapakmu! Tetapi apa yang dilakukan Penny, melalui surat yang dibaca Arthur, lebih menyakitkan dari sayatan sembilu. Faktanya Arthur bukanlah putera kandung Thomas Wayne. Pengakuan Thomas Wayne mengantar Arthur pada kekelaman yang lebih dalam.
Ketika Arthur menekan bantal ke wajah Penny ... saya merasakan sesuatu pelepasan yang luar biasa.
Arthur tidak saja dibohongi oleh Penny; bahwa dirinya putera kandung Thomas Wayne, tetapi juga dijebak oleh teman kerjanya sendiri yaitu (si setengah-botak) Randall.
Randall adalah salah satu sumber malapetaka dalam hidup Arthur, selanjutnya, di dalam Joker. Awalnya saya berpikir Randall adalah sahabat terbaik di tempat kerja yang punya rasa simpati tinggi terhadap kondisi Arthur yang sering dikerjai orang-orang saat sedang bekerja sebagai badut. Tetapi, pikiran saya berubah ketika adegan Randall menyerahkan sebuah pistol pada Arthur. What the f*ck! Ketika kau tahu temanmu seperti itu, kau sengaja memberikannya sebuah pistol? Kota Gotham sedang kacau, saat bekerja pun Arthur sering diisengin-dihina-diolok, secara psikologis Arthur tidak sedang baik-baik saja, dan kau memberinya sebuah pistol?
Why don't you shoot yourself!?
Mungkin bagi Randall, menjebak Arthur adalah perkara remeh. Jebak dia. Biarkan dia melakukan kesalahan. Cuci tangan saat dia melakukan kesalahan. Tertawalah saat dia dipecat. Biarkan dia mencari pekerjaan lain, atau biarkan dia terpuruk bersama kehidupannya yang kelam.
Tidak semudah itu ...
Apa yang dilakukan Randall berakibat sangat fatal. Makanya saya menulis judul Inilah Akibat Paling Fatal Dari Perkara Yang Dianggap Remeh. Karena, sebuah pistol memicu kekacauan besar dalam hidup Arthur yang tidak baik-baik saja itu. Randall sengaja melakukannya. Pistol itu menjadi semacam 'kemampuan' tambahan Arthur. Rasa percaya dirinya meningkat ketika pistol ada bersamanya. Dan pistol ini pula yang dipakai Arthur untuk menembaki Murray Fraklin. Live show!
Ini dia sosok yang juga paling saya benci dari Joker. Murray Franklin digambarkan sebagai presenter paling kesohor di Kota Gotham. Murray merupakan idola Arthur. Bahkan Arthur pernah menyempatkan diri untuk menonton show si Murray. Bagi Murray, Arthur hanyalah remah roti yang remeh. Seorang penggemar yang datang di acaranya, yang menjadi cameo acaranya, yang kemudian dia tertawakan saat rekaman stand up comedy Arthur hinggap di kupingnya. Tapi manuver itu terjadi, Murray mengundang Arthur datang ke acaranya sebagai bintang tamu! Arthur datang sebagai Joker, memakai riasan badut, dengan setelan jas lengkap, tak lupa pistol yang diberikan Randall pun turut bersamanya. Tidak ada seorang pun yang menyangka bahwa pistol itu pula yang kemudian digunakan Arthur untuk menembaki Murray.
Benar-benar pembalasan (dendam) yang sempurna.
Pertanyaan ini mungkin remeh tapi tidak menjebak. Ini pertanyaan serius. Pernahkah kita berada di posisi Penny Fleck, Randall, atau Murray Franklin? Pernahkah kita, secara sengaja maupun tidak sengaja, menjebak teman sendiri? Pernahkah kita berpikir tentang perbuatan kita pada seseorang dapat berakibat fatal? Pertanyaan itu menjadikan Joker tidak saja sebagai filem yang syarat kekerasan berdarah yang kuat serta perilaku mengganggu, tetapi juga refleksi terhadap diri setiap orang yang menontonnya. Manusia, tentu tidak terlepas dari tindakan yang dilakukan oleh Penny Fleck, Randall, maupun Murray Franklin.
Bagaimana menurut kalian, kawan? Saya yakin sebagian besar dari kalian sudah menonton Joker dan punya pendapat sendiri tentang filem ini. Pendapat saya, sudah tertulis dengan jelas di atas. Bahwa, apa yang kita anggap remeh dapat berakibat fatal (dilakukan oleh orang lain). Contoh paling nyata adalah ketika kalian menganggap remeh alaram yang meraung-raung, akibatnya kalian bisa saja ketinggalan pesawat.
Semoga bermanfaat.
#SabtuReview
Cheers.
Jangan Pernah Menjebak Seseorang
Berbeda dari orang lain yang mungkin pernah me-review Joker, saya lebih memilih me-review filem psikologis ini dari sudut pandang lain, salah satunya penjebakan. Kita tahu Arthur Fleck, seorang laki-laki dewasa, masih harus tinggal bersama ibunya, Penny Fleck, karena si ibu sakit. Kebutuhan hidup sehari-hari dipenuhi oleh Arthur dengan bekerja sebagai badut penghibur. Hidup yang keras seakan-akan menjadi lebih bengis terhadap seorang Arthur. Dia akrab dengan kesialan (demi kesialan). Tidak cukup sampai di situ, keinginannya menjadi seorang Komika kandas karena sesungguhnya dia sama sekali tidak berbakat.
Ada tiga karakter yang menghancurkan Arthur hingga ke titik paling rendah.
1. Penny Fleck
Penny Fleck, what should I say about this woman? Dia sakit. Dialah salah satu sumber malapetaka dalam hidup Arthur. Gara-gara Penny, Arthur percaya Thomas Wayne adalah ayah kandungnya. Sadar atau tidak sadar, Penny menghancurkan Arthur dengan caranya sendiri. Mengekang kehidupan dewasa Arthur (karena harus mengurus si ibu), dan menipu Arthur dengan kepalsuan bahwa si Joker adalah putera kandung Thomas Wayne. Mungkin Penny menganggap itu hal yang remeh. Sudah, kau pergi saja ke Thomas Wayne, itu Bapakmu! Tetapi apa yang dilakukan Penny, melalui surat yang dibaca Arthur, lebih menyakitkan dari sayatan sembilu. Faktanya Arthur bukanlah putera kandung Thomas Wayne. Pengakuan Thomas Wayne mengantar Arthur pada kekelaman yang lebih dalam.
Ketika Arthur menekan bantal ke wajah Penny ... saya merasakan sesuatu pelepasan yang luar biasa.
2. Randall
Arthur tidak saja dibohongi oleh Penny; bahwa dirinya putera kandung Thomas Wayne, tetapi juga dijebak oleh teman kerjanya sendiri yaitu (si setengah-botak) Randall.
Randall adalah salah satu sumber malapetaka dalam hidup Arthur, selanjutnya, di dalam Joker. Awalnya saya berpikir Randall adalah sahabat terbaik di tempat kerja yang punya rasa simpati tinggi terhadap kondisi Arthur yang sering dikerjai orang-orang saat sedang bekerja sebagai badut. Tetapi, pikiran saya berubah ketika adegan Randall menyerahkan sebuah pistol pada Arthur. What the f*ck! Ketika kau tahu temanmu seperti itu, kau sengaja memberikannya sebuah pistol? Kota Gotham sedang kacau, saat bekerja pun Arthur sering diisengin-dihina-diolok, secara psikologis Arthur tidak sedang baik-baik saja, dan kau memberinya sebuah pistol?
Why don't you shoot yourself!?
Mungkin bagi Randall, menjebak Arthur adalah perkara remeh. Jebak dia. Biarkan dia melakukan kesalahan. Cuci tangan saat dia melakukan kesalahan. Tertawalah saat dia dipecat. Biarkan dia mencari pekerjaan lain, atau biarkan dia terpuruk bersama kehidupannya yang kelam.
Tidak semudah itu ...
Apa yang dilakukan Randall berakibat sangat fatal. Makanya saya menulis judul Inilah Akibat Paling Fatal Dari Perkara Yang Dianggap Remeh. Karena, sebuah pistol memicu kekacauan besar dalam hidup Arthur yang tidak baik-baik saja itu. Randall sengaja melakukannya. Pistol itu menjadi semacam 'kemampuan' tambahan Arthur. Rasa percaya dirinya meningkat ketika pistol ada bersamanya. Dan pistol ini pula yang dipakai Arthur untuk menembaki Murray Fraklin. Live show!
3. Murray Franklin
Ini dia sosok yang juga paling saya benci dari Joker. Murray Franklin digambarkan sebagai presenter paling kesohor di Kota Gotham. Murray merupakan idola Arthur. Bahkan Arthur pernah menyempatkan diri untuk menonton show si Murray. Bagi Murray, Arthur hanyalah remah roti yang remeh. Seorang penggemar yang datang di acaranya, yang menjadi cameo acaranya, yang kemudian dia tertawakan saat rekaman stand up comedy Arthur hinggap di kupingnya. Tapi manuver itu terjadi, Murray mengundang Arthur datang ke acaranya sebagai bintang tamu! Arthur datang sebagai Joker, memakai riasan badut, dengan setelan jas lengkap, tak lupa pistol yang diberikan Randall pun turut bersamanya. Tidak ada seorang pun yang menyangka bahwa pistol itu pula yang kemudian digunakan Arthur untuk menembaki Murray.
Benar-benar pembalasan (dendam) yang sempurna.
Pernahkah Kita Melakukannya?
Pertanyaan ini mungkin remeh tapi tidak menjebak. Ini pertanyaan serius. Pernahkah kita berada di posisi Penny Fleck, Randall, atau Murray Franklin? Pernahkah kita, secara sengaja maupun tidak sengaja, menjebak teman sendiri? Pernahkah kita berpikir tentang perbuatan kita pada seseorang dapat berakibat fatal? Pertanyaan itu menjadikan Joker tidak saja sebagai filem yang syarat kekerasan berdarah yang kuat serta perilaku mengganggu, tetapi juga refleksi terhadap diri setiap orang yang menontonnya. Manusia, tentu tidak terlepas dari tindakan yang dilakukan oleh Penny Fleck, Randall, maupun Murray Franklin.
Baca Juga: Double Ending
Bagaimana menurut kalian, kawan? Saya yakin sebagian besar dari kalian sudah menonton Joker dan punya pendapat sendiri tentang filem ini. Pendapat saya, sudah tertulis dengan jelas di atas. Bahwa, apa yang kita anggap remeh dapat berakibat fatal (dilakukan oleh orang lain). Contoh paling nyata adalah ketika kalian menganggap remeh alaram yang meraung-raung, akibatnya kalian bisa saja ketinggalan pesawat.
Semoga bermanfaat.
#SabtuReview
Cheers.