5 Alasan Kalian Harus Melakukan Flores Overland Sekarang. Menulis Flores overland, jadi ingat sama blog bahasa Inggris saya yang satu itu. Haha. Tidak punya modal bahasa Inggris yang cukup, nekat membikin blog bahasa Inggris, jadinya keteteran. Mau terus-terusan meminta bantuan Cahyadi mengoreksi, malu hati, karena dia juga sibuk sama pekerjaannya sebagai guide. Nantilah baru saya jenguk lagi si blog bahasa Inggris yang satu itu (gas atau rem). Sekarang, saatnya saya membocorkan rahasia kenapa kalian harus melakukan Flores overland, sekarang. Kenapa sekarang? Seperti kata orang-orang: kalau bukan sekarang, kapan lagi? Haha.
Baca Juga: 5 Perilaku Sederhana Untuk Mengurangi Sampah Plastik
Flores overland, arti sederhananya adalah kita mengarungi Pulau Flores dari ujung Barat ke ujung Timur, ataupun sebaliknya. Mengarungi pulau yang juga dikenal dengan nama Nusa Bunga ini tidak bisa dilakukan menggunakan pesawat, meskipun ada, namun tidak bisa runut menyisirnya. Masa iya dari Labuan Bajo ke Ende, terus kembali lagi ke Kota Ruteng (arah Barat) yang bertetangga dengan Kota Labuan Bajo? Satu-satunya cara mengarungi Pulau Flores, runut dari ujung ke ujung, adalah menggunakan transportasi darat seperti kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat. Sepeda, termasuk kendaraan roda dua, tidak saya sarankan. Tapi kalau kalian mau mencoba mengarungi Pulau Flores menggunakan sepeda, ya silahkan. Siapkan minyak urat sebanyak-banyaknya. Hehe *dikeplak dinosaurus*.
Bagaimana dengan lima alasan yang saya tulis di judul?
Marilah kita cek satu per satu ...
Pada zaman dahulu, transportasi masuk dan keluar Pulau Flores tidak semudah zaman sekarang. Saya ingat pesawatnya waktu itu yang masuk-keluar Kota Ende hanya milik maskapai Merpati Nusantara Airlines, itupun jenis pesawatnya Casa. Coba kalian crosscheck di Google foto pesawat Merpati Casa C-212. Baling-baling dua. Untung bukan baling-baling bambu. Hehe. Saya pernah merasakan Casa C-212 dari Kota Ende ke Kota Bima, berganti pesawat Foker 27 ke Kota Denpasar, lantas naik Boeing 737-200 milik Bouraq Indonesia Airlines ke Kota Surabaya (penerbangan malam hari). Saat ini, meskipun banyak penumpang pesawat mengeluh karena bagasinya tidak bisa banyak-banyak, tapi transportasi udara masuk ke Pulau Flores jauh lebih rajin.
Pada zaman dahulu, perjalanan menggunakan kapal laut pun jangan ditanya. Perjalanan di laut bisa memakan waktu hingga enam hari karena kapal milik P.T. Pelni seperti KM. Kelimutu punya jadwal mampir di banyak pelabuhan (hitung saja dari Kota Ende ke Kota Surabaya). Bayangkan saja betapa bosannya penumpang yang berangkat dari Papua menuju Surabaya! Tapi sekarang, transportasi laut menjadi lebih mudah. Terutama di Kabupaten Ende, sejak Pelabuhan Ippi diperbarui dan ditambah dermaganya. Pun Pelabuhan Bung Karno yang mengalami nasib serupa: diperbaiki, diperbarui, ditambah armada kapalnya, dan tentu saja memudahkan kebutuhan transportasi masyarakat yang hendak keluar maupun masuk Kabupaten Ende dan sekitarnya.
Bila kalian memilih untuk melakukan Flores overland dengan titik mula Kota Labuan Bajo sebagai kota wisata paling ujung Barat dari Pulau Flores, maka kalian bisa menyewa sepeda motor maupun mobil (travel) untuk mengarungi Pulau Flores hingga ke ujung Timur. Tanjung Bunga di Kabupaten Flores Timur. Demikian pula sebaliknya.
Ini tidak kalah penting. Transportasi lokal harus dipikirkan baik-baik oleh para traveler karena berkaitan dengan mobilitas mereka dari satu tempat ke tempat lain. Selain banyaknya jasa penyewaan mobil maupun mobil travel (tapi kalian akan ditemani oleh supirnya), bagi yang mabuk darat tapi punya kemampuan mengendarai sepeda motor, boleh menyewa sepeda motor. Harga cukup bersahabat, menurut pendapat pribadi saya, dan beberapa penyewaan mempunya cabang di kota-kota lain sehingga memudahkan kalian ketika ingin mengembalikan kendaraan sewaan tersebut.
Uh wow sekali saat menulis jalanan yang mulus. Pengalaman saya mengarungi Pulau Flores baik ke Barat maupun ke Timur, jalanan sudah banyak yang diperbaiki. Selain diperbaiki, masing-masing pemerintah daerah juga memutuskan untuk melebarkan badan jalan. Sumpah, saya bahagia melihat kelokan-kelokan maut itu kemudian diperlebar badan jalannya. Jalan yang mulus dan lebar tentu sangat menolong para pejalan, memuluskan perjalanan mereka, menekan angka kecelakaan. Kalian pasti tahu, lubang sekecil apapun apabila pengemudi tidak awas, bisa terjadi kecelakaan fatal. Saya sendiri sering mengingatkan diri untuk tidak terlalu ngegas, soalnya jalanan mulus bisa bikin kalap.
Jelaaaas. Kalian bisa berhenti berkali-kali hanya untuk sekadar memotret panorama dan/atau pemandangan alamnya. Jangankan saat melakukan Flores overland, saat saya hanya melakukan perjalanan dari Kota Ende ke Kota Boawae, misalnya, bisa berhenti berkali-kali hanya untuk mengabadikan pemandangan indah Pulau Flores. Pantai-pantai dari ketinggian, perbukitan, aktivitas penduduk. Rugi rasanya jika mengabaikan semua itu. Melakukan Flores overland ibarat mengeksplor satu pulau tapi menawarkan miliaran kesenangan.
Adalah sangat menguntungkan apabila kalian punya relasi orang lokal. Kenalan, teman, atau kekasih? Terserah. Haha. Yang jelas, sepengetahuan saya, Orang Flores adalah orang-orang yang terbuka. Internet dan pertemanan melalui internet (Facebook, Twitter, blog, kenalan lewat WA). Semakin ke sini, kalian bisa menjalin semakin banyak pertemanan dengan orang-orang lokal di Pulau Flores. Percayalah, Orang Flores itu ramah-ramah.
Sejujurnya, sebagai Orang Flores, Orang Ende, saya sendiri juga ingin bisa melakukan Flores overland, utuh. Awal tahun 2019 saya memang melakukan Flores overland, tapi alasannya adalah dikarenakan pekerjaan mempromosikan kampus. Itu pun tidak semua wilayah di Pulau Flores. Saya kebagian jatah Kabupaten Nagekeo terus ke arah Timur hingga Kabupaten Flores Timur. Tentu saya melewatkan kesempatan ke Kabupaten Manggarai Timur, Kabupaten Manggarai, dan Kabupaten Manggarai Barat. Semoga tahun 2020 kesempatan untuk pergi ke tiga kabupaten itu dapat terwujud.
Bagaimana? Tertarik kan? Ayolah main-main ke Pulau Flores dan ber-Flores overland! Kalian akan merasakan sensasi yang supa amazing, dan bakal bikin kalian pengen kembali ke pulau cantik ini. Seperti kata anak-anak zaman sekarang: bukan kaleng-kaleng. Haha.
Ditunggu!
#KamisLima
Cheers.
Bagaimana dengan lima alasan yang saya tulis di judul?
Marilah kita cek satu per satu ...
1. Transportasi Masuk ke Pulau Flores yang Mudah
Pada zaman dahulu, transportasi masuk dan keluar Pulau Flores tidak semudah zaman sekarang. Saya ingat pesawatnya waktu itu yang masuk-keluar Kota Ende hanya milik maskapai Merpati Nusantara Airlines, itupun jenis pesawatnya Casa. Coba kalian crosscheck di Google foto pesawat Merpati Casa C-212. Baling-baling dua. Untung bukan baling-baling bambu. Hehe. Saya pernah merasakan Casa C-212 dari Kota Ende ke Kota Bima, berganti pesawat Foker 27 ke Kota Denpasar, lantas naik Boeing 737-200 milik Bouraq Indonesia Airlines ke Kota Surabaya (penerbangan malam hari). Saat ini, meskipun banyak penumpang pesawat mengeluh karena bagasinya tidak bisa banyak-banyak, tapi transportasi udara masuk ke Pulau Flores jauh lebih rajin.
Pada zaman dahulu, perjalanan menggunakan kapal laut pun jangan ditanya. Perjalanan di laut bisa memakan waktu hingga enam hari karena kapal milik P.T. Pelni seperti KM. Kelimutu punya jadwal mampir di banyak pelabuhan (hitung saja dari Kota Ende ke Kota Surabaya). Bayangkan saja betapa bosannya penumpang yang berangkat dari Papua menuju Surabaya! Tapi sekarang, transportasi laut menjadi lebih mudah. Terutama di Kabupaten Ende, sejak Pelabuhan Ippi diperbarui dan ditambah dermaganya. Pun Pelabuhan Bung Karno yang mengalami nasib serupa: diperbaiki, diperbarui, ditambah armada kapalnya, dan tentu saja memudahkan kebutuhan transportasi masyarakat yang hendak keluar maupun masuk Kabupaten Ende dan sekitarnya.
Bila kalian memilih untuk melakukan Flores overland dengan titik mula Kota Labuan Bajo sebagai kota wisata paling ujung Barat dari Pulau Flores, maka kalian bisa menyewa sepeda motor maupun mobil (travel) untuk mengarungi Pulau Flores hingga ke ujung Timur. Tanjung Bunga di Kabupaten Flores Timur. Demikian pula sebaliknya.
2. Transportasi Lokal yang Mudah
Ini tidak kalah penting. Transportasi lokal harus dipikirkan baik-baik oleh para traveler karena berkaitan dengan mobilitas mereka dari satu tempat ke tempat lain. Selain banyaknya jasa penyewaan mobil maupun mobil travel (tapi kalian akan ditemani oleh supirnya), bagi yang mabuk darat tapi punya kemampuan mengendarai sepeda motor, boleh menyewa sepeda motor. Harga cukup bersahabat, menurut pendapat pribadi saya, dan beberapa penyewaan mempunya cabang di kota-kota lain sehingga memudahkan kalian ketika ingin mengembalikan kendaraan sewaan tersebut.
3. Jalanan Yang Mulus
Uh wow sekali saat menulis jalanan yang mulus. Pengalaman saya mengarungi Pulau Flores baik ke Barat maupun ke Timur, jalanan sudah banyak yang diperbaiki. Selain diperbaiki, masing-masing pemerintah daerah juga memutuskan untuk melebarkan badan jalan. Sumpah, saya bahagia melihat kelokan-kelokan maut itu kemudian diperlebar badan jalannya. Jalan yang mulus dan lebar tentu sangat menolong para pejalan, memuluskan perjalanan mereka, menekan angka kecelakaan. Kalian pasti tahu, lubang sekecil apapun apabila pengemudi tidak awas, bisa terjadi kecelakaan fatal. Saya sendiri sering mengingatkan diri untuk tidak terlalu ngegas, soalnya jalanan mulus bisa bikin kalap.
4. Lokasi Cantik Sepanjang Jalan
Jelaaaas. Kalian bisa berhenti berkali-kali hanya untuk sekadar memotret panorama dan/atau pemandangan alamnya. Jangankan saat melakukan Flores overland, saat saya hanya melakukan perjalanan dari Kota Ende ke Kota Boawae, misalnya, bisa berhenti berkali-kali hanya untuk mengabadikan pemandangan indah Pulau Flores. Pantai-pantai dari ketinggian, perbukitan, aktivitas penduduk. Rugi rasanya jika mengabaikan semua itu. Melakukan Flores overland ibarat mengeksplor satu pulau tapi menawarkan miliaran kesenangan.
5. Relasi Lokal
Adalah sangat menguntungkan apabila kalian punya relasi orang lokal. Kenalan, teman, atau kekasih? Terserah. Haha. Yang jelas, sepengetahuan saya, Orang Flores adalah orang-orang yang terbuka. Internet dan pertemanan melalui internet (Facebook, Twitter, blog, kenalan lewat WA). Semakin ke sini, kalian bisa menjalin semakin banyak pertemanan dengan orang-orang lokal di Pulau Flores. Percayalah, Orang Flores itu ramah-ramah.
⧭
Sejujurnya, sebagai Orang Flores, Orang Ende, saya sendiri juga ingin bisa melakukan Flores overland, utuh. Awal tahun 2019 saya memang melakukan Flores overland, tapi alasannya adalah dikarenakan pekerjaan mempromosikan kampus. Itu pun tidak semua wilayah di Pulau Flores. Saya kebagian jatah Kabupaten Nagekeo terus ke arah Timur hingga Kabupaten Flores Timur. Tentu saya melewatkan kesempatan ke Kabupaten Manggarai Timur, Kabupaten Manggarai, dan Kabupaten Manggarai Barat. Semoga tahun 2020 kesempatan untuk pergi ke tiga kabupaten itu dapat terwujud.
Baca Juga: 5 Catatan Penting Saat Saya Berkunjung ke Air Panas Soa
Bagaimana? Tertarik kan? Ayolah main-main ke Pulau Flores dan ber-Flores overland! Kalian akan merasakan sensasi yang supa amazing, dan bakal bikin kalian pengen kembali ke pulau cantik ini. Seperti kata anak-anak zaman sekarang: bukan kaleng-kaleng. Haha.
Ditunggu!
#KamisLima
Cheers.