Ngana Ate Sebuah Blog (Puisi) Baru Yang (Terpaksa) Dibikin. Kalau Jum'at kemarin kalian main-main ke sini, pasti tahu bahwa saya menulis tentang blog puisi yang itu. Yang judulnya Suara Hati. Adalah Eko Saputra Poceratu seorang Penyair dan/atau Sastrawan muda asal Maluku yang mengambil tempat begitu besar dalam suntikan inspirasi. Saya memang suka menulis puisi, tetapi puisi-puisi itu kebanyakan curhat dan seringkali hanya saya pribadi yang memahami. Padahal pakai Bahasa Indonesia! Bagaimana seorang Eko menulis dan menyuarakan puisi-puisinya yang kebanyakan menggunakan bahasa pergaulan sehari-hari Orang Maluku disisip bahasa daerah sana, dan dipahami secara universal, itu yang patut kita beri standing applause. Terima kasih, Eko, untuk karya-karyamu yang amazing.
Baca Juga: Sinyal Itu Sudah Ada Namun Awam Tak Pandai Membacanya
Memperbarui konten blog puisi itu sungguh mengasyikkan. Terutama jika memang ingin mengikuti jejak Eko. Menjadi seperti Eko jelas tidak mungkin. Namun, tanpa harus malu-malu, mengikuti jejak Eko itu se-su-a-tu yang mengasyikkan! Sumpah. Gara-gara itu, timbul pula keinginan untuk sekalian mengganti template lama yang dibikin khusus oleh Om Bisot itu, yang dikustom dengan tampilan wajah saya. Hehe. Alamaknya, karena memang sudah menyimpan begitu banyak template hasil unduhan, bertubi-tubi saya mengganti template, ibarat membombardir perasaan dengan luka. Tsaaaah. Haha haha haha. Dan pada akhirnya saya harus gigit jari. Blog puisi itu kemudian rusak parah. Semua posnya tidak terbaca.
What the...?
Konsultasi sama Om Bisot, coba cari solusinya di sana sini, pada akhirnya diputuskan untuk membikin blog puisi baru. Terpaksa harus dilakukan karena otak saya sudah penuh sama diksi-diksi itu alias diksi-diksi itu harus segera keluar dari otak saya (menjadi tulisan). Saran Om Bisot, bikin dulu blog puisi baru, ekspor semua konten dari blog puisi lama ke blog puisi baru, barulah blog puisi lama dihapus.
Okay, noted!
Maka saya mulai membikin blog (puisi) lagi. Lagi-lagi karena kata 'sekalian', kenapa tidak sekalian saya bikin blog puisi yang syarat bahasa daerah Ende atau Lio? Bertanyalah saya pada Om Ihsan, Achul, dan Kiki Arubone. Apa bahasa Ende, atau Bahasa Lio, dari kalimat: menyulam rasa? Kiki menjawab pesan WA dengan sangat lekas. Tetapi kemudian dia perlu berpikir agak lama untuk mencari padanan kata/kalimat yang paling tepat untuk menjawab pertanyaan saya itu. Tentu saya menunggu. Karena, saya juga tidak mau salah menggunakan bahasa daerah pada blog. Lantas, jawaban dari Kiki itu datang bersamaan dengan suara Albus Dumbledore "good luck, Harry Potter" yang jadi ringtone pesan WA.
Ngana Ate!
Done. Judul blog Ngana Ate. Tautannya pun nganaate.
http://nganaate.blogspot.com
Pertama-tama yang saya lakukan setelah Ngana Ate jadi, atau terdaftar di Blogger, adalah mengisinya dengan satu puisi baru dan mengambil tiga puisi dari blog puisi lama. Lantas, saya membikin semacam ilustrasi atau gambar untuk setiap puisi di Canva. Ini hampir tidak pernah saya lakukan di blog puisi lama. Biasanya cuma puisi saja tanpa gambar apapun. Berikutnya, saya coba mengganti template bernama Elegance. Aslinya, Elegance yang dibikin sama Way2Themes dan didistribusikan sama Gooyabi ini khusus untuk blog kecantikan. Tapi ketika saya melihat Elegance, rasanya cocok banget untuk jadi tampilannya Ngana Ate.
Angkut!
Alhamdulillah Elegance bisa dipakai di Ngana Ate.
Langkah berikutnya, seperti biasa, mulai mengutak-atik tata letak dan elemen-elemen pendukung lainnya termasuk logo atau header. Canva sangat membantu saya pada proses kreatif membikin header (dan ilustrasi-ilustrasi setiap puisi). Voila! Begitu lekas publik dapat mengakses Ngana Ate. Memang saya promosikan hahaha. Tapi ... bagaimana dengan puisi-puisi di blog puisi lama? Apakah jadi saya mengekspor semuanya ke blog puisi baru?
Tidak.
Saya tidak mengekspor semuanya. Saya hanya mengambil beberapa saja yang menurut saya bagus, dan tidak murni curhatan perasaan yang teraniaya *ditonjok dinosaurus*. Proses mengambil puisi lama itu memang cepat, tinggal kopi tempel, tapi proses mencari gambar yang cocok (di Canva) untuk dijadikan ilustrasi itu yang lama. Makanya kalau sekarang kalian berkunjung ke Ngana Ate, paling baru ada tiga puisi baru dan tiga puisi lama. Semoga kalian bisa menikmatinya.
Baca Juga: Bergeliat Bersama Exotic NTT Community: Travel Explore Share
Pada akhirnya, saya harus kembali mengucapkan terima kasih pada Eko Saputra Poceratu, sang inspirator muda. Silahkan kalian nikmati juga karya-karyanya, agar jangan hanya saya saja yang terinspirasi, tapi kalian juga. Semoga blog puisi saya yang baru, Ngana Ate, pun dapat bertahan dan bisa terus saya perbarui seperti blog ini dan blog travel. Amin. Karena, berbagi itu tidak pernah merugi, dan berbagi itu indah. Hehe. Ayok, tuangkan diksi-diksi indah kalian dalam puisi! Ditunggu karyanya.
#SeninCerita
#CeritaTuteh
Cheers.