Bertemu Banyak Kejutan Manis di Kecamatan Boawae. Kamis, 21 November 2019, saya bertemu Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Flores (Uniflor) yaitu Pak Roni di depan pintu ruang kerja Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Flores (Yapertif). Baru saya tahu kalau Prodi Sastra Inggris pada fakultas yang beliau pimpin hendak melakukan kegiatan English Week di Kelurahan Natanage, Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo. Pak Roni bertanya apakah permintaan meliput harus mengirimkan surat kepada UPT Publikasi dan Humas? Untuk situasi yang mendesak, karena rombongan akan berangkat dua jam lagi, saya bilang surat boleh menyusul dan saya akan berangkat ke sana namun beda waktu alias menyusul.
Baca Juga: Mampukah Rembi Menggantikan Peran Tas Belanjaan Plastik?
Hari itu saya masih harus menyelesaikan dua berita untuk dipublis, menyelesaikan satu dua pragraf proposal yang hendak diambil, serta menyimpan beberapa foto. Tapi sebelumnya, saya sudah selesaikan packing pakaian dan keperluan lainnya, dan Thika Pharmantara sudah membantu saya mengganti oli serta mengisi bensin Onif Harem. Pukul 14.35 barulah saya berangkat ke arah Barat Pulau Flores.
English Week
English Week merupakan kegiatan rutin Prodi Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Sastra, Uniflor. Ini merupakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pada fakultas lain, kegiatan PKM rutin ini punya nama berbeda, misalnya Fakultas Hukum menamai kegiatan PKM dengan Study Tour. Meskipun judulnya week (minggu atau seminggu) tapi kegiatannya tidak penuh seminggu alias tujuh hari. English Week dimulai Kamis dan berakhir Minggu. Dan baru kali ini saya meliput langsung kegiatan English Week. Alasan paling utama adalah kegiatan ini ditetapkan sebagai bagaian dari kegiatan menyongsong Panca Windu Uniflor di tahun 2020 nanti.
Setelah perjalanan yang mulus, karena sebagaian besar ruas jalan yang kemarin-kemarin diperbaiki sudah selesai, saya tiba di Kantor Kelurahan Natanage pukul 16.30 Wita. Iya, perjalanan saya tempuh sekitar dua jam. Penyambutan dan pembagian tempat tinggal peserta English Week dilakukan di Aula Lantai II Kantor Kelurahan Natanage. Setiap mahasiswa dibagi per Rukun Tetangga (RT) beserta dosen dan karyawan. Setiap RT menampung enam hingga sembilan peserta. Sedangkan saya memilih untuk menginap di Wisma Nusa Bunga yang letaknya sangat dekat dengan Kantor Kelurahan Natanage, tepat di depan Kantor BRI.
Kegiatan-kegiatan English Week antara lain: diskusi, kerja bakti, knowledge service, pentas seni, dan berbagai lomba lainnya. Saya sangat menyukai kegiatan-kegiatan English Week tersebut. Inilah yang dinamakan bekerja dan bersenang-senang sekaligus. Haha. Terutama pada kegiatan knowledge service itu, selingan antara satu materi dengan materi lainnya diisi dengan nyanyian oleh murid-murid SMPSK Kota Goa. Dan mereka sungguh mengejutkan saya!
Kejutan #1: Sistem Belajar Outdoor
Jum'at, 22 November 2019, saya meliput kegiatan seminar dan workshop atau disebut knowledge service yang diselenggarakan di SMP Swasta Katolik (SMPSK) Kota Goa, tepatnya di ruang perpustakaan. Letak sekolah ini sekitar dua kilometer dari Kantor Kelurahan Natanage. Oh ya, peserta kegiatan knowledge service adalah perwakilan guru SMP dan SMA yang ada di Kecamatan Boawae dengan pemateri salah satunya Rektor Uniflor Bapak Dr. Simon Sira Padji, M.A. Yang mengejutkan saya saat berjalan dari parkiran menuju perpustakaan adalah sekelompok murid dan guru yang sedang melakukan kegiatan belajar-mengajar di bawah pohon rindang yang dilengkapi dengan bangku-bangku taman. Ausam!
Ini mengejutkan saya, pribadi. Sungguh. Murid-murid, meskipun belajar di luar ruangan, terlihat tetap serius mendengarkan informasi yang disampaikan oleh guru mereka. Tertib! Saya memang belum menggali lebih dalam informasi tentang SMPSK Kota Goa. Tetapi kalau boleh saya simpulkan, sekolah ini semacam sekolah favorit, sekolah contoh, dengan sistem pembelajaran yang luar biasa, serta didikan kedisiplinan yang sangat tinggi terhadap peserta didik.
Kejutan #2: Penyanyi Bersuara Berlian
Mana pernah saya sangka bahwa di daerah seperti Kecamatan Boawae tersimpan talenta dalam dunia tarik suara. Usai materi dari Rektor Uniflor, dua murid perempuan tampil di hadapan peserta knowledge transfer membawakan dua lagu keren. Saya sangat terkejut karena lagu yang dinyanyikan itu bukan lagu-lagu yang sering dipilih oleh murid SMP dan SMA yang umumnya lagu-lagu Indonesia yang rata-rata mudah dinyanyikan a la akustik. Banyangkan saja betapa senangnya saya ketika mereka dengan sempurna menyanyikan Something Just Like This dari The Chainsmokers! Disusul Mahadewi dari Padi.
Suara mereka, kata saya, kalau saya juri The Voice, langsung pencet tombol biar kursinya langsung berputar! Hehe. Sayangnya saya tidak sempat memotret waktu mereka bernyanyi, adanya cuma video, hehehe.
Lagu berikutnya, setelah materi tentang Edmodo yang disampaikan oleh Pak Roni, adalah ... 2002 dari Anne Marie, Brave-nya Sara Bareilles, dan satu lagu lama milik Obbie Mesakh berjudul Kisah Kasih di Sekolah. Saya, sekali lagi, terkejut pada pilihan lagu mereka yang tidak biasa. Mereka tidak memilih lagu-lagu yang sendang hits saat ini dan menampilkannya dengan sempurna. Siang itu saya bersyukur karena telah melakukan pilihan tepat: meliput kegiatan English Week! Meskipun jauh dari Kota Ende, tapi sepadan dengan apa yang saya alami.
Boleh saya simpulkan, selain sistem pembelajaran yang luar biasa bagus, murid-murid juga digembleng melalui ekstrakurikuler, tentu sesuai minat dan bakat, dengan super serius sehingga menghasilkan penampilan yang supa amazing.
Kejutan #3: R-Musth
Kejutan yang satu ini memang tidak berasal dari kegiatan English Week melainkan kegiatan pribadi saya hahaha. Di Kecamatan Boawae, di depan Kantor Kelurahan Natanage, saya bertemu Raiz Muhammad yang aslinya berdomisili di Kota Mbay. Heran juga, kenapa Raiz berada di Boawae? Ternyata Raiz sedang membantu kakaknya mengelola usaha si kakak, karena si kakak sedang ke luar kota. Sedangkan usaha Raiz yang berada di Kota Mbay dijagain oleh adiknya. Wah, keluarga mereka sungguh menerapkan sistem tolong-menolong. Hahaha. Dari situ kami janjian untuk nongkrong di sebuah kafe, rekomendasinya Raiz. Nongkrongnya malam hari donk, setelah kegiatan liputan selesai dilakukan.
Kamis malam, iya malam Jum'at, saya dibonceng Viktor mengekori Raiz menuju kafe bernama R-Musth. R-Musth terletak di pinggir jalan utama, Trans-Flores, dengan papan nama yang memudahkan kalian jika ingin pergi ke sana juga, serta berkonsep setengah dinding. Karena berkonsep setengah dinding, tidak dibutuhkan jendela apapun. Hehe. Pemilik R-Musth bernama Mustofa/Mustafa, lelaki berwajah Jawa dengan ciri khas topi fedora atau bowler begitu. Orangnya ramah pun. Kata Raiz, meskipun berdarah Jawa tapi Mustafa dan keluarganya sudah dianggap sebagai Orang Boawae. Mustafa sendiri lahir dan besar di situ.
R-Musth menawarkan aneka kopi, khas kafe a la anak muda, tetapi tidak lupa makanannya juga. Salah satu makanannya adalah nasi goreng. Favoritnya Raiz nih! Hehe. Saya dan Raiz memesan cappucino (espresso dengan susu dan busa susu yang tebal), sedangkan Viktor memesan susu panas. Penambal perut, kami memesan nasi goreng. Yuuuuhhhh nasi gorengnya enak sekali sampai saya bilang: kalau si Thika Pharmantara menetap di Boawae, setiap malam dia pasti makan di R-Musth! Haha.
Kejutan ke-tiga ini masih berlanjut ketika setelah Raiz pamit pergi membeli rokok dan kembali bersama seorang lelaki bernama Sam (Sampeth). Ndilalah, Sam adalah adik kandungnya Ruztam, sahabat karib saya sejak zaman SMA, si pemilik Nirvana Bungalow di Riung! Sepertinya dunia memang sangat sempit. Dan malam itu kami mengobrol dan mendiskusikan banyak hal. Saya selalu suka berdiskusi, dengan siapapun, terutama dengan anak muda yang 'bergerak' demi kemajuan, baik kemajuan diri sendiri maupun kemajuan lingkungannya. Dan saya sangat bersyukur malam itu bisa melakukannya bersama Raiz, Viktor, dan Sam. Anyhoo, terima kasih Raiz atas traktirannya!
⇜⇝
Kegiatan English Week masih berlanjut hingga Sabtu, 23 November 2019. Hari Minggu, 24 November 2019, peserta berwisata ke Ae Sale Mengeruda atau dikenal dengan nama Air Panas Soa (baca: So'a). Sedangkan saya sendiri pada Jum'at sore sudah ngegas ke Kota Mbay untuk suatu urusan dan kembali ke Kota Ende pada Sabtu pagi. Tentu, di Kota Mbay saya bertemu Bruno Rae, sahabat karib masa SMA (sama kayak Ruztam) dan ditraktir di El Cafe.
Well, ini perjalanan pekerjaan yang menyenangkan bukan? Termasuk yang penuh kejutan.
Mau lagi?
Mau donk ... akhir November! Haha.
#SeninCerita
#CeritaTuteh
Cheers.