5 Perilaku Sederhana Untuk Mengurangi Sampah Plastik. Sampah lagi, sampah lagi. Plastik lagi, plastik lagi. Sampah plastik lagi, sampah plastik lagi. Memang sudah sering saya menulis tentang sampah terutama sampah plastik. Tapi rasa-rasanya hampir setiap hari muncul ide baru, atau temuan baru di kepala saya, untuk menulisnya kembali dalam sudut pandang berbeda. Seperti hari ini, saya kembali harus menulis tentang mengurangi sampah plastik. Tidak saja bersumber dari rasa gemas melihat sampah plastik berserakan di Kota Ende selepas hujan, melainkan sampah plastik sebenarnya bisa dikurangi dengan perilaku sederhana.
Baca Juga: 5 Catatan Penting Saat Saya Berkunjung ke Air Panas Soa
Perilaku sederhana berarti untuk turut mengurangi sampah plastik di semesta ini kita tidak perlu mengawalinya dengan konser Lady Antebellum. Tidak perlu harus melakukan ritual seperti bertapa tujuh hari tujuh malam di goa tujuh penjuru mata angin. Tidak juga harus duduk di DPR RI terus diserang kantuk. Hehe.
Marilah kita cek lima perilaku sederhana untuk mengurangi sampah plasti a la saya.
1. Membawa Botol Air Minum
Lagi. Kampanye membawa sendiri tumbler atau botol air minum ke manapun pergi. Apabila semua orang melakukan hal ini, tidak saja niscaya mampu mengurangi sampah plastik tetapi juga mampu menempatkan diri untuk hidup hemat. Hidup hemat? Ya donk!
Kalian bisa membayangkan apabila dalam sehari membeli maksimal dua botol air mineral ukuran sedang sejumlah Rp 10K maka dalam sebulan dana yang digelontorkan untuk urusan dahaga ini sebesar Rp 300K. Coba dipikir, Rp 300K itu bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain dan/atau ditabung. Saya selalu membawa botol air minum maksimal dua botol per hari karena urusan dahaga saya melebihi orang lain. Hehe. Satu botol air minum masuk tas, satu lagi masuk jok motor. Apabila keduanya habis, saya akan mengisi botol air minum itu dari dispenser yang ada di ruangan-ruangan di Universitas Flores (Uniflor) atau di Kantin dan Warung Damai.
Membawa sendiri botol air minum sudah menjadi gaya hidup dan kebanggaan saya pribadi. Bagaimana dengan kalian?
2. Menolak Tas Kresek
Menolak tas kresek baru saya lakoni setahun terakhir. Apabila barang belanjaan itu termasuk belanjaan kering yang bisa masuk ke dalam backpack atau jok motor, maka saya menolak tas kresek. Untuk dua botol teh kotak, sebungkus roti iris, atau sekotak rokok, yang rata-rata dibeli di supermarket, ya masuk backpack saja lah. Saya belum sampai pada tahap memanfaatkan rembi. Memang ada sorot mata aneh dari kasir dan atau pedagang/penjual, tapi mereka harus tahu bahwa dengan demikian saya sudah mengurangi sampah plastik di semesta raya.
Bagaimana bila belanja ke pasar tradisional yang otomatis ada daging, ikan, sayuran dan bahkan bumbu dapur? Mudah! Thika Pharmantara selalu membawa tas kresek sendiri dari rumah. Seperti yang sudah saya tulis di atas, bahwa belum sampailah pada tahap memanfaatkan rembi. Lagi pula pola belanja kami ke pasar tradisional adalah seminggu sekali (iya, belanja untuk kebutuhan makan seminggu). Mungkin suatu saat saya dan Thika bakal ke pasar membawa keranjang serta aneka kotak untuk mengisi ikan dan ayam yang biasanya dikasih wadah tas kresek.
3. Menggunakan Rembi
Ini yang sudah saya ulas pada pos Senin berjudul Mampukah Rembi Menggantikan Peran Tas Belanjaan Plastik? dan ada kaitanny sama poin nomor dua di atas. Saya pikir, pasti mampu! Karena, sebenarnya para mama sudah menggunakan keranjang berbahan plastik yang bisa dipakai berkali-kali, berbulan-bulan, bertahun-tahun, turun-temurun! Bagi yang belum menggunakan keranjang untuk berbelanja, khusus masyarakat Kabupaten Ende, tentu bisa menggunakan rembi. Optimis! Karena dengan berpikir dan bersikap optimis niscaya akan terwujud cita-cita bersama menggantikan tas belanjaan plastik/tas kresek dengan rembi.
4. Membawa Kotak Makan
Hampir sama dengan poin nomor satu di atas, membawa botol air minum sendiri, membawa kotak makan juga bisa dilakukan untuk mengurangi sampah plastik. Apakah saya sudah melakukannya? Sudah donk. Biasanya di dalam jok motor selalu tersedia satu kotak mungil tempat mengisi bekal/jajan dari rumah. Kotak itu juga bakal saya isi dengan makanan apabila ada makanan dari kantor/kampus yang perlu dibawa pulang ke rumah. Memang kita belum sepenuhnya melakukan ini, yaitu membawa kotak makan apabila hendak berbelanja ke warung, tetapi suatu saat pasti bisa terwujud. Mulai dari diri sendiri terlebih dahulu.
5. Mendaur Ulang Sampah Plastik
Ini sudah pasti dan rasanya tidak perlu penjelasan lebih lengkap. Karena, dengan mendaur ulang sampah plastik otomatis akan mengurangi sampah plastik. Manapula sampah plastik yang didaur ulang itu alias barang hasil daur ulang sampah plastik itu bernilai ekonomis cukup tinggi apabila hendak dijual lagi. Ya, saya sudah melakukannya. Ya, saya sudah membuktikannya.
⇝⇜
Baca Juga: 5 Jenis Tenun Ikat Dari Provinsi Nusa Tenggara Timur
Sampah, terutama sampah plastik sudah semakin memberatkan bumi kita. Perilaku kita sendiri yang menentukannya: apakah bakal semakin berat ataukah sedikit lebih ringan? Tidak perlu berpikir terlalu tinggi untuk mengurangi sampah plastik di semesta raya, cukup dengan perilaku sederhana seperti lima poin di atas, saya pikir sudah sangat mampu.
Bagaimana menurut kalian, kawan? Bagi tahu yuk di komen!
#KamisLima
Cheers.