Gambar diambil dari Merdeka.
Jangan Hanya Tahu 2D Karena Animasi Itu Banyak Jenisnya. Dalam pikiran anak-anak, yang dikenal hanya satu kata: kartun. Selesai. Karena animasi yang mereka sebut kartun alias animasi 2D itu memang paling banyak diproduksi dan rata-rata ngetop sampai ke mancaplanet. Bahkan di tengah animasi stop motion yang beredar pun animasi 2D masih digemari. Tidak percaya? Doraemon, Oggy and The Cockroaches, Crayon Shin-chan, Chibi Maruko-chan, Sailor Moon, The Power Puff Girls, One Piece, Sponge Bob, Avatar: The Legend of Aang, Dora The Explorer, Astro Boy, Upin Ipin, dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya tulis satuper satu.
Baca Juga: Teknologi Sederhana Alat Pemeras A-la Masyarakat Ende
Animasi 2D, meskipun banyak animasi 3D bahkan animasi stop motion, masih bisa merebut perhatian para penikmatnya. Oleh karena itu pada hari ini saya khusus menulis tiga jenis animasi yaitu 2D, 3D, dan stop motion. Mau tahu? Yuk dibaca sampai selesai.
Pada paragraf pembuka di atas tentu kalian sudah tahu contoh-contoh animasi 2 Dimensi alias 2D itu. Yang paling sering saya tonton ya Upin Ipin! Dahulu kala, saya pernah bertanya pada Bapa (alm.) tentang filem kartun alias animasi ini. Kata Bapa, pembuatan filem kartun jauh lebih sulit karena kartun terdiri dari begitu banyak gambar yang kemudian disatukan sehingga menjadi gambar bergerak. Para pembuatnya harus menggambar satu per satu gerakan tersebut sebelum dijadikan satu. Lantas Bapa mencontohkannya dengan buku. Sekarang saya tahu kalau buku itu bernama flipbook. Itu penjelasan dari Bapa, waktu saya masih kecil, saat belum ada internet seperti sekarang ini. Kan sekarang tinggal mencari di mesin pencari, pasti dapat informasinya. Haha.
Bersumber dari Wikipedia, filem animasi atau animasi merupakan hasil pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar bergerak. Membikin animasi 2D ada yang konvensional ada yang digital. Yang konvensional, masih menurut Wikipedia, menggunakan teknik celluloid (kadang disebut cell saja). Ini merupakan teknik mendasar dalam pembuatan filem animasi klasik, sebut saja Tom & Jerry. Setelah gambar menjadi sebuah rangkaian gerakan maka gambar tersebut akan ditransfer ke atas lembaran transparan (plastik) yang tembus pandang. Pewarnaan dilakukan. Lalu filem akan direkam dengan kamera khusus, yaitu multiplane camera di dalam ruangan yang serba hitam.
Obyek utama yang mengeksploitasi gerak dibuat terpisah dengan latar belakang dan latar depan yang statis alias tidak bergerak. Dengan demikian latar belakang dan latar depan dibikin hanya satu kali saja untuk menyiasati pembuatan gambar yang terlalu banyak. Kalau kalian menonton Oggy and The Cockroaches, jelas ya ruang makan Oggy ya begitu saja, tidak ada yang bergerak dari latar belakang dan latar depannya, cuma fokus pada Oggy dan tiga kecoak serta teman-teman lainnya. Itu, dua dimensi. 2D bisa menjadi 3D kalau memang bikin khusus untuk ditonton menggunakan kacamata 3D. Hayooo siapa yang dulu punya kacamatan 3D?
Setelah animasi 2D yang bisa dibikin secara konvensional dan digital (tentu lebih mudah), maka berikutnya muncul animasi 3 dimensi alias 3D. Kalau 2D terkesan datar maka 3D itu lebih dalam karena ada ilusi persepsi kedalamannya. Sehingga animasi 3D membikin filem tersebut nampak lebih nyata dari 2D. Menurut Wikipedia, animasi 3D atau disebut filem S3D (3D stereoscopic) adalah filem yang meningkatkan ilusi persepsi kedalaman.
Makanya kalau menonton animasi 3D rasanya lebih gimanaaaa gitu dari animasi 2D. Contoh animasi 3D ini banyak sekali dan rata-rata bukan serial televisi melainkan filem bioskop dan/atau berdurasi panjang. Ada contohnya, Teh? Ada doooonk. Tahun 1995 kita sudah menonton Toy Story. Hanya Toy Story? Ya tidak dooonk. UP, Wall-E, How to Train Your Dragon, Ice Age, The Incredibles, Monster Inc., The Lego Movie, Moana, Frozen, Finding Nemo, sampai yang kuning-kuning dari Negara Kuning - haha - apalagi kalau bukan Minnion dan Despicable Me.
Ini dia yang proses membikinnya banyak beredar melalui video-video di Youtube. Menurut Wikipedia, gerak henti atau stop motion adalah sebuah teknik animasi untuk membuat obyek yang dimanipulasi secara fisik agar terlihat bergerak dengan sendirinya. Obyek tersebut digerakkan sedikit demi sedikit di setiap frame yang akan difoto. Boneka dengan sendi yang dapat digerakkan atau figur tanah liat sering digunakan dalam stop motion karena alasan kemudahan meletakkannya kembali. Animasi stop motion menggunakan tanah liat makanya disebut juga dengan clay mation.
Contoh animasi stop motion yang paling ngetop tentu Shaun The Sheep. Contoh lainnya yang paling baru, pernah saya ulas di #SabtuReview berjudul Missing Link.
Seru juga mengenal jenis-jenis animasi meskipun yang saya bahas hanya tiga jenis. Soalnya ketiga jenis itu yang paling kentara perbedaannya: 2D, 3D, dan stop motion. Tapi jangan salah, kekuatan filem animasi tidak saja pada gambar-gambar atau boneka tetapi juga pada cerita yang disusun. Tentu, banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik dari penontonnya usai menonton animasi. Monster Inc. misalnya, mengajarkan kita bahwa kekuatan tidak saja bersumber dari jerit tangis anak manusia tetapi juga dari gelak tawanya. Artinya, selama masih ada nilai positif yang bisa kita ambil, kenapa harus dipusingkan dengan yang negatif?
Semoga bermanfaat!
#SelasaTekno.
Cheers.
Animasi 2D
Pada paragraf pembuka di atas tentu kalian sudah tahu contoh-contoh animasi 2 Dimensi alias 2D itu. Yang paling sering saya tonton ya Upin Ipin! Dahulu kala, saya pernah bertanya pada Bapa (alm.) tentang filem kartun alias animasi ini. Kata Bapa, pembuatan filem kartun jauh lebih sulit karena kartun terdiri dari begitu banyak gambar yang kemudian disatukan sehingga menjadi gambar bergerak. Para pembuatnya harus menggambar satu per satu gerakan tersebut sebelum dijadikan satu. Lantas Bapa mencontohkannya dengan buku. Sekarang saya tahu kalau buku itu bernama flipbook. Itu penjelasan dari Bapa, waktu saya masih kecil, saat belum ada internet seperti sekarang ini. Kan sekarang tinggal mencari di mesin pencari, pasti dapat informasinya. Haha.
Bersumber dari Wikipedia, filem animasi atau animasi merupakan hasil pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar bergerak. Membikin animasi 2D ada yang konvensional ada yang digital. Yang konvensional, masih menurut Wikipedia, menggunakan teknik celluloid (kadang disebut cell saja). Ini merupakan teknik mendasar dalam pembuatan filem animasi klasik, sebut saja Tom & Jerry. Setelah gambar menjadi sebuah rangkaian gerakan maka gambar tersebut akan ditransfer ke atas lembaran transparan (plastik) yang tembus pandang. Pewarnaan dilakukan. Lalu filem akan direkam dengan kamera khusus, yaitu multiplane camera di dalam ruangan yang serba hitam.
Gambar diambil dari: Imdb.
Obyek utama yang mengeksploitasi gerak dibuat terpisah dengan latar belakang dan latar depan yang statis alias tidak bergerak. Dengan demikian latar belakang dan latar depan dibikin hanya satu kali saja untuk menyiasati pembuatan gambar yang terlalu banyak. Kalau kalian menonton Oggy and The Cockroaches, jelas ya ruang makan Oggy ya begitu saja, tidak ada yang bergerak dari latar belakang dan latar depannya, cuma fokus pada Oggy dan tiga kecoak serta teman-teman lainnya. Itu, dua dimensi. 2D bisa menjadi 3D kalau memang bikin khusus untuk ditonton menggunakan kacamata 3D. Hayooo siapa yang dulu punya kacamatan 3D?
Animasi 3D
Setelah animasi 2D yang bisa dibikin secara konvensional dan digital (tentu lebih mudah), maka berikutnya muncul animasi 3 dimensi alias 3D. Kalau 2D terkesan datar maka 3D itu lebih dalam karena ada ilusi persepsi kedalamannya. Sehingga animasi 3D membikin filem tersebut nampak lebih nyata dari 2D. Menurut Wikipedia, animasi 3D atau disebut filem S3D (3D stereoscopic) adalah filem yang meningkatkan ilusi persepsi kedalaman.
Gambar diambil dari: Amazon.
Makanya kalau menonton animasi 3D rasanya lebih gimanaaaa gitu dari animasi 2D. Contoh animasi 3D ini banyak sekali dan rata-rata bukan serial televisi melainkan filem bioskop dan/atau berdurasi panjang. Ada contohnya, Teh? Ada doooonk. Tahun 1995 kita sudah menonton Toy Story. Hanya Toy Story? Ya tidak dooonk. UP, Wall-E, How to Train Your Dragon, Ice Age, The Incredibles, Monster Inc., The Lego Movie, Moana, Frozen, Finding Nemo, sampai yang kuning-kuning dari Negara Kuning - haha - apalagi kalau bukan Minnion dan Despicable Me.
Animasi Stop Motion
Ini dia yang proses membikinnya banyak beredar melalui video-video di Youtube. Menurut Wikipedia, gerak henti atau stop motion adalah sebuah teknik animasi untuk membuat obyek yang dimanipulasi secara fisik agar terlihat bergerak dengan sendirinya. Obyek tersebut digerakkan sedikit demi sedikit di setiap frame yang akan difoto. Boneka dengan sendi yang dapat digerakkan atau figur tanah liat sering digunakan dalam stop motion karena alasan kemudahan meletakkannya kembali. Animasi stop motion menggunakan tanah liat makanya disebut juga dengan clay mation.
Gambar diambil dari: Imdb.
Contoh animasi stop motion yang paling ngetop tentu Shaun The Sheep. Contoh lainnya yang paling baru, pernah saya ulas di #SabtuReview berjudul Missing Link.
⇜⇝
Baca Juga: Teknologi Dasar yang Setidaknya Harus Dikuasai oleh Manusia
Semoga bermanfaat!
#SelasaTekno.
Cheers.