Hola! Meskipun terlambat hampir satu minggu dari Hari Raya Idul Fitri nan suci, ijinkan saya mengucapkan:
I'm back (because hell is full and Lucifer doesn't like me). Haha. Itu sih istilah dari buku My Stupid Boss. Akhirnya kembali nge-blog setelah meliburkan diri selama hampir dua minggu. Sakau sih tidak, tapi rasanya ada yang kurang.
Saya yakin kabar kalian semua bebaek saja, jadi tidak perlu menanyakan kabar. Saya yakin bobot kalian juga sedikit menanjak, jadi tidak perlu menyarankan banyak makan karena otomatis itu akan terjadi, karena setelah puasa boleh lah ya menyenangkan lidah dan biarkan mulut berpesta pora sejenak. Saya yakin banyak dari kalian yang sudah kembali mengisi blog sejak kemarin-kemarin, saat saya masih bercengkerama dan terkadang saling cakar dengan gigi yang memilih sakit di saat yang tidak tepat. Anggota WAG Kelas Blogging Tuteh malah pasti sudah banyak yang mengisi blog tentang Ramadhan dan Idul Fitri.
Seminggu ke depan, blog ini bakal saya isi dengan HOREDAY: Kisah-Kisah Saat Horeday. Karena ini Senin, mari kita mulai Horeday #1 dengan The Legend Cookies and Cheese Stick.
Hari libur tiba tanggal 31 Mei 2019 tetapi tanggal merah menyelamatkan saya di tanggal 30 Mei 2019. Hyess! Tapi sebenarnya beberapa hari sebelumnya saya sudah mulai merobek-robek bungkus terigu bakal cemilan. Ada tiga cemilan ya saya bikin sendiri yaitu:
1. Cookies Choco.
2. Cheese Stick.
3. Kastengel.
Sedangkan Kacang Telur dibikin oleh Enu, sahabatnya Thika yang tinggal di rumah.
Menariknya itu ada dua. Pertama, bikin kudapannya bersama-sama dengan keponakan dan ditemani lelucon segar dari Cak Lontong (Youtube!). Duh, kapan saya bisa seperti Cak Lontong yang otaknya luar biasa cerdas itu ya. Kedua, khusus Kastengel dibikin tidak berbentuk kotak tetapi bundar mirip kukis hahaha. Apalah arti sebuah bentuk. Yang penting rasanya tetap rasa Kastengel ... yang kebanyakan keju. Kebanyakan keju tapi disukai sama Kakak Nani hehe.
Khusus untuk stik keju alias cheese stick ini, saya bikinnya banyak sekali, sampai tiga adonan (tiga wadah) dengan rentang waktu per tiga puluh menit (supaya pas waktu menunggu dia berkembang-biak haha dan proses menggiling). Kenapa banyak sekali, sampai sembilan kilogram tepung yang digunakan? Karena stik keju juga dipesan oleh Sony dan Mila Wolo. Memenuhi permintaan, terutama mereka langsung menitipkan uang dan/atau bahan, saya harus memburu waktu, menggorengnya bukan perkara sekedip mata kan. Biasanya saya baru mulai membikin adonan stik keju ini sore hari, tapi pada hari itu saya memulainya sejak pukul 10.00 Wita. Alhamdulillah tidak sampai waktu Ashar sudah kelar semuanya.
The legend cookies choco and cheese stick nampaknya bakal terus menjadi kudapan favorit di rumah kami entah sampai kapan. Yang penting, selama banyak yang suka, kami bakal terus menyuguhkannya kepada tamu-tamu yang datang.
Dan karena Horeday, libur nge-blog, saya menghabiskan waktu luang dengan menonton Youtube dan bermain game. Haha. Kapan lagi ... coba?
Bagaimana dengan kalian, kawan? Bagi tahu yuk di komentar!
Cheers.