Foto diambil dari Wikimedia.
Saya, kalian, mereka, setiap hari mendokumentasikan kehidupan. Termasuk my dearest dinosaurus yang selalu terbawa-bawa dalam blog ini. Anak sekolah, orang kantoran, ibu rumah tangga, sekuriti, pengusaha, tukang bangunan, sosialita, terutama blogger dan Youtuber, sudah pasti mendokumentasikan kehidupan. Dari lini manapun, satu jenis dokumentasi yang pasti dilakukan adalah memotret dan menghasilkan foto! Setidaknya satu foto dari satu momen yang terjadi mampu mewakili. Foto merupakan hasil dokumentasi terbanyak di dunia ini. Terutama kalau yang memotret adalah perempuan dengan aksi memotret sebanyak tigapuluh kali, menghapus sebanyak duapuluh sembilan kali, lalu kembali memotret sebanyak yang dia mampu. Bisa dapat Nobel.
Baca Juga: Music From Youtube
Di mana kita menyimpan foto? Saya pernah menulis tentang media penyimpanan daring dalam pos Penyimpanan Online. Tapi zaman dulu itu tidak semudah zaman sekarang. Zaman dulu pikiran saya pasti mengarah pada kapasitas hardisk komputer yang mulai ngos-ngosan. Pernah saya menyimpan foto di DVD, waktu itu, demi melegakan ruangan di komputer. Kemudian mulailah kenalan sama flashdisk dan hardisk. Lalu saya mulai mengenal penyimpanan daring yang ternyata pun ada batasan-batasan susila kapasitas. Ya, ada batasnya, sehingga aksi menyimpan pun terbatas.
Setiap hari saya pasti memotret dan paling sering menggunakan Xiaomi Redmi 5 Plus. Kapasitas gawai yang saya pakai ini adalah 32GB tapi sudah dipotong ini itu semacam potongan pajak hadiah lomba. Aplikasi dan data aplikasi memakan ruang sebesar 9,37GB dan file lainnya itu mengunyah ruang sebanyak 5,27GB. Aktivitas memotret sering membikin gawai kepenuhan. Duh ... itu yang difoto apa saja sih!? Hehe. Yang jelas untuk keperluan pekerjaan saya lebih memilih gawai ketimbang kamera DSLR karena kemudahan dan kecepatan mengunggahnya ke berbagai media sosial. Yang lainnya ... foto (dan video) tidak jelas *ngikik*.
Masalah yang saya hadapi sebelumnya adalah ada begitu banyak foto yang bisa dipakai buat mempermanis pos blog. Menghapus foto yang sudah ada demi mengisi ruang dengan foto baru tentu bikin perasaan menjadi rela-tak-rela begitu. Hiks.
Untunglah semua pengguna Android (saya tidak tahu dengan pengguna iOS karena saya tidak pakai produk itu) boleh bersenang-senang dengan adanya layanan Google Photos. Sampai dua tahun lalu saya tidak begitu memedulikan Google Photos. Sampai kemudian saya kehilangan momen liputan (pekerjaan) gara-gara memori kepenuhan. Pada akhirnya saya menjadi orang yang paling gemar memotret dan merekam video tanpa perlu kuatir ini itu karena layanan Google Photos sangat membantu baik dalam hal pekerjaan maupun kesenangan saya nge-blog.
Langkah-langkah yang saya lakukan adalah sebagai berikut:
1. Memotret Sepuasnya
Kan sudah ada Google Photos. Saya tidak perlu kuatir memori kepenuhan! Karena toh setiap pagi galeri saya sudah kosong dan siap mengisi foto dan video baru. Saya juga tidak perlu sedikit-sedikit ngecek galeri gawai buat menghapus foto yang blur atau bocor. Itu bisa dilakukan nanti setelah pulang ke rumah.
2. Mengunggah/Backup Foto dan Video ke Google Photos
Pengaturan di gawai saya: foto-foto dan video dari gawai baru boleh terunggah ke Google Photos setelah ada koneksi Wi-Fi. Setiap berada di rumah, setelah koneksi internet diganti dari paket data ke Wi-Fi, mulailah satuper satu foto dan video terunggah ke Google Photos. Kalau sudah komplit di-backup, bakal ada pemberitahuan: Hapus sekian MB/GB dari perangkat.
Pada gambar di atas, apabila proses backup belum selesai atau sedang berjalan, maka pemberitahuan untuk menghapus sekian MB/GB dari perangkat pun sesuai dengan foto dan video yang sudah di-backup saja. Contoh di atas, ada 640 MB foto yang di-backup, maka ruang yang bisa saya bebaskan di galeri ya sebesar itu.
Anggap saja Google Photos adalah bank foto dan video milik pribadi.
3. Ambil Kapan Saja Saat Butuh
Saya selalu nge-blog, terutama saat mengetik konten/pos blog, menggunakan laptop. Kalau blogwalking sih saya tidak masalah menggunakan gawai. Ini hanya masalah kebiasaan saja. Google Photos mempermudah saya nge-blog. Proses unggah atau backup foto dan video ke Google Photos memang dilakukan melalui gawai, tapi saat nge-blog menggunakan laptop saya bisa langsung mengetik tautan http://photos.google.com maka dengan sendirinya bank foto dan video pribadi itu membuka. Oh ya, tentu langsung membuka ke akun saya karena Chrome di laptop saya tidak pernah log out dari akun Google/Gmail.
Foto yang saya butuhkan tinggal saya unduh dari Google Photos, tersimpan dengan manisnya di laptop dan menunggu untuk dieksekusi: crop dan tanda air. Selesai. Kalau fotonya sudah tidak dipakai lagi, ya tinggal hapus saja dari laptop. Sama juga sih kalau kalian nge-blog menggunakan gawai, kalau sudah selesai dipakai fotonya, bisa dihapus saja dari gawai. Bahkan, jika foto dan video tersebut sudah benar-benar tidak dipakai lagi, bisa juga dihapus dari Google Photosnya.
Asyik kan?
Google Photos sangat membantu terutama untuk pos blog travel. Tahulah blog travel butuh banyak foto sementara menulisnya tidak setiap hari seperti blog ini. Kapanpun stamina saya siap untuk menulis perjalanan ke sana sini, tinggal buka Blogger, lalu buka Google Photos untuk memilih fotonya. Tidak perlu repot mencolok gawai ke laptop dan mengkopi foto dan video lagi.
Yaaaah bagi saya Google Photos telah sukses menekan angka colok-colokan antara gawai dengan laptop. Haha! Asalkan kalian memang menggunakan metode *tsaaaah metodeeee* yang saya pakai di atas.
Dengan demikian bisa melegakan ruang penyimpanan di gawai sampai 65%. Itu angka yang fantastis bagi saya. Pernah juga gawai saya legaaa sekali sampa sekitar 50% dari ruang penyimpanan yang 32GB sudah dipotong pajak aplikasi bawaan dan instalan. Dan, kapanpun saya membutuhkan foto dan video, tinggal unduh saja dari Google Photos, setelah selesai digunakan bisa langsung dihapus saja dari laptop. Menurut saya pribadi, ini adalah cara termudah bagi saya mengamankan foto dan video, serta cara termudah saya nge-blog.
Baca Juga: Pemateri Blog
Seperti biasa ... pertanyaan dari saya ... apakah kalian juga menggunakan metode yang kira-kira sama dengan yang saya gunakan? Hyuk bagi tahu di komen!
Cheers.