Bagi para penikmat filem, menonton filem merupakan proses otak turut bekerja untuk terlebih dahulu menyelesaikan kisah dari filem yang ditonton. Menebak. Itu kata sederhananya. Selama kita belum menonton trailer dan membaca review-nya terlebih dahulu. Menonton Fight Club, misalnya, otak saya bekerja keras menebak akhir filem tersebut, yang kemudian ditampar twist ending yang bikin melongo. Atau, saat saya menonton The Sixth Sense, sama rasanya saat ditampar dari twist ending Fight Club. Ah, ya, sama dengan menit-menit pertama menonton Split.
Baca Juga: Relikui Kematian #2
Kadang-kadang kita bakal bilang: tuuuuh kaaaan benar kah tebakan saya, ketika tebakan kita sama dengan adegan berikutnya dan/atau akhir filem yang bersangkutan. Pernahkah tebakan kalian diamini oleh akhir sebuah filem? Saya pernah. Tapi seringnya gagal. Haha. Saat menonton Train to Bussan dan Ia am Legend, misalnya, tebakan saya tentang pemeran utama yang selalu selamat alias tidak mati ... salah total. Duh, stigma pemeran utama selalu selamat nampaknya memang harus dihapuskan dari otak saya.
Filem-filem twist ending memang harus diakui super keren. Angkat jempol. Benar-benar menguras otak saat menontonnya dan membikin melongo pada ending-nya.
Tapi ... bagaimana perasaan kita ketika tahu bahwa filem favorit kita ternyata double ending? Lantas muncul pertanyaan, kenapa filem yang ditonton sebelumnya (bioskop) berbeda ending dengan yang ditonton ulang lewat DVD? Atau, bagaimana bisa filem yang sama, yang disedot gratisan tapi beda waktu dan sumber penyedotan, kemudian berbeda ending?
Double Ending
Double ending di sini dimaksudkan untuk filem-filem yang ternyata punya alternatif lain sebagai penutup cerita. Pertama kali tahu soal ini dari sebuah perdebatan panjang bersama teman sekolah saya Penny Kamadjaja. Penny bercerita tentang akhir sebuah filem yang dia tonton di bioskop. Jelas saya membantah karena akhir dari filem yang sama, yang saya tonton di DVD, berbeda dari yang dia ceritakan. Perdebatan panjang tidak dapat dihindari. Kami nyaris menggunakan ilmu silat demi membela harga diri.
Ternyata, kami sama-sama benar.
Memang Ada!
Double ending memang ada. Alternatif yang sengaja disediakan oleh pembuat filemnya. Alternatif ini umumnya hanya satu (jadi ada dua jenis ending saja) tapi kadang-kadang tiga. Kenapa ada double ending ini tidak terlepas dari penonton-responden. Semacam uji coba dari sebuah filem. Tanggapan responden inilah yang menjadi acuan apakah ending perlu diubah atau tidak. Asyik banget kalau begitu jadi responden ya haha.
Baca Juga: Survival Movies
Kali ini saya hanya akan membahas satu filem yang pernah saya tonton, yang punya double ending atau punya lebih dari satu alternatif ending. Filem itu berjudul I am Legend.
Mari kita cek.
I am Legend
Pertama menonton I am Legend yang diperankan oleh Will Smith ini jelas bukan di bioskop. Karena kalau kalian membaca pos Mereview Filem (dan Buku), sudah dijelaskan mengapa saya sering me-review filem lama. Pertama kali menonton I am Legend itu sekitar tahun 2009 atau 2011. Kemudian, tahun 2018 kemarin saya mengulas tentang filem-filem bertema zombie pada pos 5 Filem Zombie Favorit. I am Legend termasuk di dalamnya, meskipun musuh Robert Neville (Will Smith) tidak disebut zombie melainkan Darkseeker. Bedanya? Darkseeker ini makhluk yang cerdas sedangkan otak zombie itu sudah gagal total.
Pada pos itu kalian bakal membaca review saya tentang kematian Robert Neville di akhir cerita.
Terakhir, Robert memang menemukan anti virusnya, tapi dia harus mati di dalam tempat persembunyiannya demi menyelamatkan seorang perempuan dan anak kecil yang dia percaya akan membawa anti virus itu ke tempat perlindungan.
Baru-baru ini saya menonton ulang I am Legend karena memang suka sama ceritanya. Dan pada akhir cerita saya dibikin melongo. Dalam hati saya berkata: lagi-lagi double ending. Dan teringat perdebatan panjang antara saya dan Penny pada masa lampau. Alternatif lain akhir kisah I am Legend adalah Robert Neville selamat alias tidak meninggal dunia dalam ledakan. Karena, dia mempelajari ternyata Darkseeker ini punya perasaan pula (dan tentu otaknya juga cerdas). Robert, si wanita, dan anak kecil itu pun selamat dan bersama-sama menuju tempat perlindungan.
Dari kedua ending tersebut, yang mana yang kalian suka?
Namun, sebenarnya responden tidak menyukai akhir yang bahagia, haha. Makanya dibikin akhir cerita Robert meninggal dunia.
Masih banyak filem-filem lain yang juga punya double ending. Dan mungkin kalian juga sudah menonton semua versi/alternatif ending-nya. Sebut saja filem The Butterfly Effect dan Titanic. Saya sih sudah menonton filem-filem lama tersebut, tapi belum menonton versi lain dari akhir filemnya jadi belum bisa menulisnya di sini. Kalau I am Legend sih jelas sudah saya tonton kedua versi ending-nya jadi bisa menulisnya.
Baca Juga: The Willis Clan
Well, selamat berakhir pekan, kawan. Silahkan cari ending alternatif dari filem favorit kalian!
Cheers.