Ketika Tim Promosi Uniflor 2019 tiba di Kota Maumere, perasaan saya jadi berbunga sedap malam, karena siapa sih yang tidak senang berada di kota tempat Toko Buku Gramedia berdiri gagah? Pasti senang lah. Akhirnya niat untuk mencari dan membeli agenda bekal (lanjutan) T-Journal terlaksana, dan alat tulis warna-warni. Tinggal di Kota Maumere selama satu tahun pada tahun 2010, dan sering masuk-keluar Toko Buku Gramedia yang jaraknya sangat dekat dari rumah, sudah membikin benak saya dipenuhi rak-rak agenda di bagian dalam toko buku itu.
Baca Juga: Konsisten Nge-blog Setahun
T-Journal
Apaan sih T-Journal? Tuteh Journal. Sederhana. Sejak dulu saya memang sudah karib dengan diary bersampul gambar boneka. Kenapa sampul bergambar boneka? Ya karena di tokonya cuma jual yang sampul boneka sih. Belum ada yang bersampul dinosaurus atau Gunung Everest, misalnya. Melihat kegemaran saya menulis; puisi, curhatan ngalor-ngidul, dan bahkan bikin scrapbook sederhana berbahan buku tulis tebal bareng teman SMP (scrapbook itu memang milik berdua saya dan Ida Laila Enga), maka orangtua mulai membelikan saya agenda. Agendanya luar biasa dewasa hahaha. Gaya agenda orang kantoran begitu, dengan sampul kulit berwarna hitam, ada juga yang sampulnya berwarna merah.
Agenda dari zaman purbakala masih tersimpan rapi.
Agenda yang ini yang paling saya suka ... waktu itu.
Ketika memasuki dunia kerja, saya malah suka sama agenda-agenda sejenis itu hahaha, terus mulai memanfaatkan agenda itu bukan untuk sekadar menulis yang tidak penting meskipun curhat itu penting. Halaaah. Dimulai dengan menulis tentang perencanaan tentang apa yang akan saya lakukan keesokan hari. Ya hal-hal penting begitu deh. Salah satu contoh halamannya di bawah ini:
Kalian bisa melihat ada tulisan Pelatihan Blog, ada pula tulisan Akber Ende, ada juga Fanga. Ada tanda silang dan tulisan NO!, ada tanda centang dan tulisan OK, ada pula tanda tanya. Itu penanda bahwa task belum terlaksana, sudah terlaksana, atau masih jadi tanda tanya. Dan tentu saja tulisan saya tidak mengikuti tanggal yang ditetapkan di dalam agenda. Kebiasaan. Sedangkan tulisan Partikel itu ... kalau tidak salah nih ya - kalau salah ya maafkan haha ... saat saya membeli novel Partikel karya Dee Lestari. Iya, saya tergila-gila sama tulisan-tulisannya.
Agenda-agenda itu menjadi benda kesayangan jika ingin bernostalgia. Karena hampir semua kegiatan, bagian super inti, saya tulis di situ, sedangkan cerita panjang-lebar lebih suka saya tulis di blog. Saya bukan Mamatua yang masih rajin menulis pengertian Al Baqarah dalam buku khusus. Dan, kemudian, saya mulai rajin membeli buku-buku cantik, unik, dengan cara khilaf. Jadi, maksud ke toko untuk membeli yang lain, eh pulangnya pasti bawa buku atau notes imut warna-warni, terutama kuning, yang enak dilihat dan sayang kalau diisi tulisan.
Sampai sekarang keponakan saya pun masih memberi kado buku yang lebih cocok untuk diary, tentu warna kuning, meskipun buku atau agenda atau diary lainnya masih menumpuk alias masih baru belum tersentuh. Dududud.
Gara-Gara Mak Bowgel
Adalah Mak Bowgel, Evvafebri, yang membikin semangat saya meletup-letup lewat tulisan tentang Bullet Journal di blog-nya. Terima kasih, Mak Bowgel, dirimu sangat menginspirasi. Meskipun tidak bisa membikin BuJo tapi saya yakin pasti bisa terus dan terus dan terus dengan jurnal-jurnal saya pribadi terkhusus tentang task on a next day. Makanya saya mulai merapikan yang tercecer, mencari agenda kosong tapi berakhir di sebuah binder, dan kemudian membeli sebuah agenda khusus di Toko Buku Gramedia.
Harga agenda kuning yang langsung melekat di hati ini murah saja, tapi saya suka sama warna kuningnya, jenis sampulnya yang separuh kulit, dan kertas dalamnya yang tidak licin sehingga asyik sekali proses tulis-menulisnya. Sebenarnya, hanya saya atau kalian juga sih, lebih suka menulis pada halaman kosong yang sisi lainnya sudah ada tulisan? Hehe.
Arekune
Apa sih Arekune ituuuuu? Saya harus kembali pada kebiasaan sejak zaman megalitikum. Kembali pada kebiasaan memberi julukan untuk manusia, dan memberi nama pada benda mati. Sahabat saya Yudin, dengan seenaknya saya panggil Abah. Atau Bang Indobrad yang saya panggil Babang. Atau Cici Mawar yang saya panggil Cungkring. Suka-suka saya lah selama julukan itu tidak bersifat menghina atau kurang ajar. Porsi terbanyak saya membaptis ada pada benda mati, termasuk agenda. Saya punya agenda bernama LeBlanc karena sedang tergila-gila sama Matt LeBlanc dari serial Friends. Agenda merah hadiah dari orangtua saya beri nama Narita karena saat itu sedang sangat suka sama Oshin. Fanga yang kalian lihat pada foto isi agenda di atas adalah nama laptop yang pernah digondol maling tapi masih kembali ke pangkuan. Nama laptop lainnya adalah Fungi.
Baca Juga: Hello East, Nantikan Kedatangan Kami
Urusan nama benda mati ini tidak akan selesai ... jadi mari kita lanjut soal Arekune.
Arekune sebenarnya terdiri dari dua suku kata dalam bahasa Ende yaitu are dan kune. Are berarti beras/nasi sedangkan kune berarti kuning. Arekune, saya menulisnya tidak terpisah, adalah nasi kuning. Arekune adalah nama T-Journal baru yang bukunya saya beli di Toko Buku Gramedia yang penampakannya bisa kalian lihat pada sub Gara-Gara Mak Bowgel di atas. Sebelumnya T-Journal mengisi sebuah binder bernama Yellow Academy. Kenapa memberinya nama Arekune? Karena suka saja. Kadang, tidak perlu alasan khusus untuk memberi nama pada benda mati hehehe.
Bagi saya, menulis jurnal itu penting, setidaknya membikin task untuk keesokan harinya sebagai panduan berkegiatan. Saya suka melakukannya. Suka membaca-baca lagi. Apalagi jika dilengkapi dengan overview pada satu halaman khusus di akhir bulan. Saya jadi tahu apa-apa saja yang telah dilakukan, apa saja yang telah dicapai, dan apa saja yang gagal (PR). T-Journal membantu merapikan hidup saya sendiri. Sebenarnya. Jadi saya membutuhkannya untuk diri saya sendiri. Apabila kalian juga ingin melakukannya ... silahkan. Tidak ada ruginya, hehehe.
Semangat Senin :)
Cheers.