Apakah di rumah kalian tersedia kotak P3K? Di rumah saya dulu, tepatnya di dinding ruang makan, menempel satu kotak P3K berpintu. (Alm.) Bapa memang meletakkannya di situ agar mempermudah semua anggota rumah yang membutuhkan obat, karena kalau diletakkan di rumah tetangga ... pasti dipetisi sama tetangga.
Baca Juga: 5 Manfaat Bernyanyi
Obat-obat yang memenuhi kotak P3K itu antara lain obat merah atau Revanol beserta plester dan kain kasa, kapas, puyer sakit kepala, berbagai botol minyak seperti Minyak Tawon dan minyak Gandapura (Gandapuro). Tipe obat-obatan khas rumah tangga yang paling sering dibutuhkan.
Sekarang tidak ada lagi kotak P3K di rumah saya. Semua orang punya obatnya masing-masing. Misalnya Mamatua yang selalu sedia dengan keranjang orofeko-nya (orofeko: istilah untuk barang-barang printilan) diantaranya berisi Minyak Tawon, botol madu, Vicks F44, hingga botol Geliga. Dan, like mother like daugther, saya pun punya tempat penyimpanan obat sendiri yang saya sebut dompet obat.
Saking banyaknya dompet-dompet serupa (punya banyak dompet saja sombong haha) saya tinggal pilih mau pakai yang mana, kebetulan pilihannya jatuh pada dompet warna kuning oleh-oleh dari keponakan saya Mbak In dulu sepulang dia dari Bali. Warna kuning adalah warna favorit saya dengan jargon KUNING ADALAH WARNA PENGHARAPAN (yellow is the colour of hope), jadi rasanya asyik kalau menyimpan obat-obat di situ sebagai simbol pengharapan untuk sembuh. Ha ha ha. Pasti ada yang bilang: halaaaaaah maumu, Teeeeeh.
Dompet tempat menyimpan obat atau dompet obat saya itu berisi obat-obatan medis maupun non-medis yang memang dibutuhkan setiap hari antara lain: Asamefenamat, Ranitidin, Antacid, M-Capsul, Bersih Darah, dan Minyak Varash. Menyimpannya bukan berarti harus mengkonsumsi setiap hari. Bersih Darah dan/atau M-Capsul misalnya, hanya dikonsumsi sebulan sekali agar proses period berjalan lebih lancar. Sedangkan Antacid itu baru dikonsumsi apabila sudah benar-benar tidak bisa menahan amukan asam lambung. Tentu obat-obat itu harus saya perbarui apabila telah lebih dari tiga bulan di dalam dompet tanpa dipergunakan. Hehe.
Menyimpan obat di satu tempat terpadu ternyata banyak manfaatnya. Saya sudah mengalami dan merasakannya. Jadi, yang saya tulis bukan asal-asalan saja *iya iya percaya*.
Baca Juga: 5 Obat Alami Penyubur Rambut
Apa saja manfaat mempunyai dompet khusus menyimpan obat ini? Mari kita cek.
1. Obat yang Terorganisir
Terorganisir? Jelas. Semuanya berada dalam satu tempat/dompet. Sehingga tidak tercecer. Kalau tercecer kan lucu ... saatnya harus meminum Ranitidine setelah makan (sebelum makan menelan Antacid terlebih dahulu), masa harus dicari di tempat yang terpisah dari Antacid.
2. Bisa Disimpan Dalam Tas
Percaya tidak percaya, setiap hari dompet obat ini wajib berada dalam tas/ransel. Melupakan dompet powerbank dan kekabelan tidak masalah, tapi melupakan dompet obat ini bisa jadi masalah. Kadang-kadang apabila membawa tas super mini, saya cukup mengangkut Minyak Varash saja.
3. Ready Stock
Ya, tentu. Karena setiap tiga bulan saya mengganti isi dompet obat ini, jadi otomatis ready stock.
4. Mudah Mencari Saat Dibutuhkan
Kalian mungkin belum pernah diserang asam lambung pukul 01.00 dini hari. Saya pernah. Makanya ketika asam lambung menyerang saya tinggal buka tas/ransel (mana yang dipakai hari itu) untuk mengambil dompet obat ini.
5. Menolong Orang Lain
Dalam perhelatan EGDMC kali lalu sahabat saya, Elfrida, mengalami serangan asam lambung. Langsung saya keluarkan Antacid sementara dia kemudian meminum teh hangat dan pengganjal perut sebelum menegak Ranitidine. Masalah, alhamdulillah, teratasi.
Dompet obat memang terlihat sepele tapi kalau kita menyiapkannya, akan sangat membantu di saat kritis.
Baca Juga: 5 Obat Wajib Perjalanan Jauh
Setiap orang pasti mempunyai masalah tersendiri dengan kesehatannya (kalau yang sehat selalu sih Alhamdulillah). Mungkin pula obat-obatannya pun berbeda dari isi dompet kuning saya. Yang jelas, bagi saya pribadi dompet obat ini penting dan perlu. Bagaimana dengan kalian, kawan? Bagi tahu yuk di komen.
Cheers.