Duka yang sangat mendalam menggaruk perasaan kami semua masyarakat Kabupaten Ende, baik Suku Lio maupun Suku Ende. Nggela, kampung adat yang merupakan salah satu ikon adat dan budaya warisan nenek moyang, terbakar pada Senin (29 Oktober 2018). Kebakaran yang menghanguskan kampung adat bukan baru pertama kali terjadi di Pulau Flores. Selain Kampung Adat Nggela yang berada di wilayah administratif Kecamatan Wolojita - Kabupaten Ende, Kampung Adat Wologai yang berada di wilayah administratif Kecamatan Detusoko - Kabupaten Ende, pun pernah rata menghitam di atas tanah setelah terbakar pada Selasa (19 Oktober 2012). Baru-baru ini masih di tahun 2018 tepatnya Senin (13 Agustus 2018) Kampung Adat Gurusina, di Kecamatan Jerebu'u - Kabupaten Ngada, juga terbakar habis.
Baca Juga : Pejuang Ekonomi di EGDMC
Aksi penggalangan dana pun mulai dilakukan oleh banyak pihak, baik oleh masyarakat yang berakar dari Nggela maupun masyarakat umum. Saya sendiri pernah mempublikasikan (meneruskan ke publlik dari WAG) beberapa pengumuman baik e-poster maupun teks tentang penggalangan dana ini.
Salah satu aksi penggalangan dana untuk Nggela dilakukan oleh kaum muda yang saya kenal sebagai kumpulan orang muda kreatif Ende. Mereka; musisi, fotografer, EO, dosen, videografer, hingga blogger.
Baca Juga : Studio JP Photography
Baca Juga : Studio JP Photography
Adalah Luis Thomas Ire menghubungi saya untuk turut ambil bagian dalam aksi penggalangan dana untuk membantu korban terbakarnya Kampung Adat Nggela. Di Surabaya, kegiatan ini dilaksanakan oleh IMELS (Ikatan Mahasiswa Ende Lio - yang kuliah di - Surabaya). Kegiatan tersebut dilaksanakan di Warung Mbah Cokro, Jalan Prapen Nomor 22 (samping Indogrosir) Surabaya. Temanya adalah Nggela Kami Latu. Artinya: Nggela, Kami Ada. Kami latu merupakan sebuah ungkapan bahwa kami ada untuk mendukung kalian (masyarakat Nggela). Kami latu sering digaungkan saat gempa terjadi; masyarakat memukul panci, tiang, atau apapun, untuk menimbulkan bunyi-bunyian, pesan kepada penjaga Bumi bahwa di Bumi masih ada manusia yang menghuninya dan tolong hentikan goncangannya.
Berkaitan dengan kegiatan di atas, atas prakarsa Luis, di Ende pun akan dilaksanakan kegiatan serupa. Setelah pertemuan di rumah saya pada Kamis kemarin, kami pun sepakat untuk membikin kegiatan Charity Act for Nggela yang kira-kira miriplah dengan kegiatan yang digelar di Warung Mbah Cokro di Surabaya sana. Seperti musik, stand up comedy, dan musikalisasi. Baru mulai digaungkan, telah banyak teman-teman yang bersedia untuk turut ambil bagian dalam kegiatan ini. Apresiasi yang sangat luar biasa.
Doakan agar kegiatan ini berjalan dengan sukses. Doakan agar banyak bantuan yang terkumpul untuk saudara-saudara kita korban kebakaran Kampung Adat Nggela.
Baca Juga : Belajar Literasi Digital
Baca Juga : Belajar Literasi Digital
***
Nggela merupakan Kampung Adat yang terbakar pada Senin, 29 Oktober 2018. Sejumlah 22 rumah adat, 10 rumah penduduk, dan 1 keda (balai pertemuan) dilalap api. Dari sekian banyak rumah adat hanya satu rumah adat yaitu Sa'o Embu Laka yang hanya sedikit dilalap api dan masih terselamatkan meskipun bagian atap rusak parah. Sedangkan rumah adat lainnya diantaranya Sa'o Labo, Sa'o Ria, Sa'o Meko, Sa'o Tua, Sa'o Tau Nggo, Sa'o Rore Api, Sa'o Wewa Mesa, ludes oleh si gajo merah.
Cheers.
Aku pun sedih denger beritanya. Semoga bisa pulih ya. Wish for all the best
BalasHapusInsha Allah, Amin. Kita doakan yang terbaik untuk mereka semua :)
HapusInnalillahi wainnailaihi roji'un.. turut berduka beb, semoga acara penggalangan dananya lancar dan banyak terkumpul, dan bisa di bangun lagi,
BalasHapusIni murni kebakaran apa Gimana beb?
Alhamdulillah acara penggalangan dananya lancar, bebz... terimakasih doanya ya :)
HapusSemoga sukses acaranya kak, dan keadaaan desa adatnya juga aman dan terkendali
BalasHapusTerimakasih adekkyuuu ... iya kita doakan dan harapkan bersama semoga semuanya baik-baik saja dan Nggela segera bangkit.
HapusSaya turut prihatin dgn musibah terbakarnya desa adat, semoga acaranya bisa berjalan dgn sukses dan desa adat bisa pulih kembali dan berfungsi seperti sebelumnya.
BalasHapusAmin YRA, Mas Aris. Iya acaranya Alhamdulillah berjalan lancar dan sukses hhehe.
Hapuskeren baju yang dipakai.
BalasHapuslanjutkan aktifitas amalnya.
Iya, Kak. Itu baju tradisional hehehe...
Hapus