Hai semuaaa ... *angkat-angkat alis* hehe. Saya pernah menulis tentang Pemulung Rupiah. Bagaimana saya mendaur ulang sampah untuk menghasilkan barang bernilai ekonomis. Tapi pada pos itu saya hanya menampilkan satu gambar barang hasil daur ulang yang saya sebut proyek Do It Yourself (DIY) Tuteh dari Rumah Daur Ulang Tuteh. Pasti banyak yang bertanya-tanya; mana hasil lainnya? Kok hanya satu yang dipos? Jangan-jangan ini hoax? Sabar, semua ada waktunya hehe.
Baca Juga : 5 Alasan Kenapa Harus Nge-blog
Bisa menghasilkan satu barang daur ulang bukan perkara mudah. Banyak waktu yang saya habiskan; try and error. Saya harus rajin mencoba supaya hasilnya rapi dan bagus. Kadang-kadang saya harus mengeluarkan ekstra Rupiah untuk membeli pendukung proyek DIY ini seperti gunting, anakan pisau cutter, lem Webber, isolasi, sampai hekter. Tapi tidak masalah sepanjang hasilnya kemudian memuaskan hati, daaaan tentu saja menghasilkan Rupiah. Seperti memberi umpan untuk dimakan ikan. Hahaha.
Gara-gara barang daur ulang ini, saya dikunjungi Suzan, bule asal Cheko yang konsern sama masalah sampah dan telah banyak berkegiatan di Kecamatan Detusoko.
Gara-gara barang daur ulang ini, saya dikunjungi Suzan, bule asal Cheko yang konsern sama masalah sampah dan telah banyak berkegiatan di Kecamatan Detusoko.
Sekalian kunjungan dan bertanya cara membikin dan bagaimana hasil penjualannya, Suzan juga merasakan makan pisang goreng + sambal hahaha. Jadi ingat tahun baruan kemarin, Suzan nongkrong bersama keluarga kami di teras rumah.
Kali ini saya ingin berbagi dengan kalian lima barang hasil daur ulang yang sudah mengalirkan Rupiah ke dompet, qiqiqiq. Mungkin sulit bagi kalian percaya sampah-sampah itu kemudian menghasilkan uang ... tapi kalian harus percaya karena saya sudah melakukan / mengalaminya sendiri.
Mari kita simak lima barang hasil daur ulang yang sudah saya bikin:
1. Pohon Natal
Pohon Natal ini saya bikin untuk lomba pohon Natal dari barang bekas yang diselenggarakan menjelang Hari Raya Natal oleh Universitas Flores (tahun 2017); tingkat Fakultas, Lembaga, dan UPT. Waktu itu KTU UPT Publikasi dan Humas, Om Robby Waturaka, berkata bahwa kita bakal ikut lomba dan otak saya langsung tertuju pada pipa-pipa koran yang menumpuk di rumah. Tanpa menunggu lama, saya langsung pulang ke rumah untuk membikinnya.
Satu kali sudah setengah berdiri, saya melihatnya terlalu renggang, maka harus dibongkar lagi dan dianyam ulang. Tante Lili Lamury, tetangga samping rumah, menghadiahkan tulisan Merry Christmas sedangkan saya membeli bola pimpong (soalnya yang bekas tidak ada) sebagai hiasannya. Cat yang dipakai adalah stok cat dari Rumah Daur Ulang Tuteh. Hehe. Bintang-bintangnya? Dari bintang yang ada pada kardus beer Bintang yang dicat merah.
Baca Juga : 5 Tanaman Dapur di Rumah
Pohon Natal ini, di kantor, masih dihias lagi. Saya juga membikin Gua tempat bayi Yesus baru dilahirkan dengan keranjang anyaman. Tiga Raja (dari Timur) dibikin dari kemasan bekas deodoran.
Dulu ngumpulin barang bekas ditanyain apa manfaatnya. Kemudian botol bekas deodoran jadi boneka. Kalau di Rusia namanya Matryoshka Dolls. Kalau di Jepang namanya Kokeshi. Kalau hasil DIY saya namanya Tutehyoshka Dolls. Qiqiqiqiq.
Di kantor, malaikatnya bukan boneka anime Jepang milik Indra Pharmantara itu di atas, tapi bekas botol parfum mini saya yang ada malaikatnya hahaha. Alasnya dihias serbuk kayu, lantas ada boneka keramik ternak dan gembala dari Kakak Rossa Budiarti, katanya itu kiriman dari Itali (salah satu gereja di sana).
Dan kami memenangkan lomba tersebut, dengan hadiah sebesar Rp 2.000.000 hehe. Senang sekali karena bisa menang ... duitnya juga doooonk.
Baca Juga : 5 Yang Unik Dari Ende (Bagian 1)
2. Tempat Tisu
Adalah Kak Rikyn Radja, koreografel ternama Provinsi NTT, yang mulai memesan tempat tisu. Gara-gara pesanannya itu, tempat tisu menjadi barang yang paling laris dipesan oleh orang-orang. Pernah dalam sehari saya harus membikin sepuluh tempat tisu dengan ragam karakter yang kertasnya dibeli di Roxy. Kebanjiran pesanan tempat tisu membikin saya harus meninggalkan game favorit demi mengejar waktu agar pesanan selesai dibikin tepat waktu.
Saya jadi heran, apa sih yang membikin mereka tergila-gila pada tempat tisu ini? Soalnya yang dijual di toko kan banyak dan bagus-bagus. Mungkin karena mereka suka sama karakter dari kertas yang kami beli itu hehehe dan unik juga tempat tisu berbahan koran, kardus, serta lem tembak ini.
3. Desk Organizer
Ini dia barang yang paling pertama saya bikin untuk dipakai sendiri. Lalu, mulai membikin pesanannya Kakak Shinta Degor, dan menyusul pesanan lainnya. Desk organizer yang saya bikin tidak pernah sama satu dan lainnya. Sebelum bikin, saya selalu bertanya pada pemesan: ukuran, berapa kotak, warna, sampai karakter apa.
Adalah kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri melihat desk organizer yang sampai sekarang masih dipakai oleh teman-teman! Masih ada di meja mereka ... yuhuuu.
4. Hiasan Dinding
Saya belum kepikiran untuk bikin hiasan dinding, tapi karena Mila memesannya, maka harus putar otak untuk membikin. Bermodal pantat botol bekas air mineral dan kardus, maka jadilah hiasan dinding yang berikut ini:
Belum serapi jika kalian membelinya di toko, tapi Mila senang sekali dengan hiasan dinding ini. Ada dua buah jadi bisa digantung di samping kanan-kiri foto atau jam di dinding.
5. Dompet Koin
Satu-satunya produk yang saya bikin karena belum ada yang memesan lagi hahaha. Soalnya saya juga tidak mengecat botol plastiknya sih.
Ini bisa buat simpan koin, atau barang printilan lainnya semacam handsfree dan charger. Barang ini sudah saya berikan pada cucu saya si Syiva hehe.
Sampah dapat bermanfaat apabila kita mau sedikit lebih kreatif dan mau mencobanya.
Dari lima barang di atas, saya tidak memasukkan item keranjang. Kenapa? Karena keranjang daur ulang itu sudah umum dibuat. Sudah tidak terhitung berapa banyak keranjang yang saya buat, bahkan pernah dipakai sebagai wadah makanan untuk lomba berbau kedaerahan begitu (saya lupa nama lombanya). Ada yang memesannya untuk tempat make up, ada pula sebagai wadah botol-botol obat. Yudith Ngga'a pernah memesannya untuk digunakan sebagai wadah hadiah bayi (baru lahir) temannya.
Atau yang satu ini, stoples permen yang dipesan Enchyz dan Sony. Saya memang tidak menyarankan stoples ini untuk makanan tanpa pembungkus karena kuatir sama cat-nya. Belum pakai cat khusus kertas soalnya.
Itu, gambar di atas, belum di-cat lagi (tiga kali lapis) makanya masih kelihatan belum rata cat-nya.
Wah, panjang juga pos ini, penuh gambar! Hehe. Tapi kalau tanpa gambar kan kurang afdol, makanya saya perbanyak gambarnya jadi tidak dibilang hoax. Semoga kalian suka sama gambar-gambarnya, kemudian ngiler, kemudian pesan pada saya bikin sendiri di rumah. Sekalian coba-coba dan menyingkirkan sampah di rumah bukan? Bahan-bahan dari semua barang daur ulang di atas pun mudah ditemui: koran, karton, kardus, botol plastik, bekas majalah, dan lain sebagainya. Sedangkan barang-barang pendukung kerja seperti gunting, cutter, berbagai lem.
Baca Juga : 5 Alasan Membuka Kelas Blogging NTT
Percik sedikit kreativitas ... tring tring ...
Semoga bermanfaat.
Cheers.
Asal kreatif, barang bekaspun bisa bernilai jual tinggi ya mbak, secara kalau kitanya rajin, malah bisa jadi bisnis yang menjanjikan...
BalasHapusSangat inspiratif postingannya :)
Betul hehehe percikan kreativitas bisa menghasilkan Rupiah :)
Hapusjadi motivasi buat saya, jadi ingin mendaur ulang
BalasHapusterima kasih informasinya..salam kenal dari saya Campur Sari Com
Halo salam kenal juga Campur Sari hehehe ... Alhamdulillah jika bisa menjadi inspirasi ... mendaur ulang sekaligus dapat Rupiah kan asyik ya :)
Hapuswahhh kreatif banget kak!! hihi ^^
BalasHapusregards,
www.CHIPPEIDO.co.vu
Konon katanya kalau nggak kreatif, bisa kelindas zaman :p #eh qiqiqiqiqi ;)
HapusWah niat banget!. Kalau saya pasti gak bakal selesai bikin nya. Hahaha
BalasHapusHarus penuh kesabaran hahaha :D pasti bisa asal niatnya "harus bisa dan harus selesai!" :D
HapusBagus bagus banget Mba kreasi daur ulangnya. Ternyata bekas deodoran deodoran pun bisa terpakai ya, hihi. Pohon natal sama tempat permennya kayaknya rumit ya, tapi sepertinya Mba jago menganyam jadi mungkin rumitnya menurut kami aja, menurut Mba gampil kali yah. Keren inii :D
BalasHapusHahahah terima kasih :D
HapusPohon Natal memang rumit, butuh dua hari lebih untuk selesai (sampai tahap di-cat dllnya). Kalau sudah terbiasa, pasti bisa hehehe :D
keren, mbak bisa memanfaatkan barang bekas jadi kreasi unik
BalasHapusTerimakasih, asal ada kemauan dan keinginan kuat :D
HapusBenar barang bekas jika kita kreatif dan melihat dari sisi daya guna selalu memberi manfaat, pohon natal itulah yang sering saya dan adik-adik OMK lakukan, inspirasi sekali ini ine...
BalasHapusHeheheh sama-sama Pak Guru. Waktu lomba kemarin kreatif semua pohon Natalnya, ada di Facebook saya sih foto2nya hehehe.
Hapusdaur ulang berarti tidak mubazir.
BalasHapusthank you for sharing
Hyuk dicoba hehehe :D
HapusWow!! Disini makan pisang goreng sama sambel juga ya?
BalasHapusBarang hasil daur ulangnya super cantik...