Nemu foto ini di situs travelnya detik(dot)com.
#PDL adalah Pernah DiLakukan. Tulisan ringan tentang apa saja yang pernah saya lakukan selama ini; termasuk tentang perjalanan ke tempat-tempat di luar Kota Ende.
***
Rabu kemarin saya membaca komentar dari Himawan pada pos Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah tentang penduduk lokal yang kebingungan waktu kami bertanya lokasi sanggar dimaksud. Himawan (or Hino) mengandaikan penduduk lokal sekitar sanggar juga dilibatkan di dalam kegiatan-kegiatan sanggar sehingga bisa sespektakuler Saung Angklung Mang Udjo atau Saung Angklung Udjo. Penduduk memang terlibat, namun anak-anaknya saja yang dilibatkan ikutan sanggar tersebut, berlatih Tari Topeng bersama cucu Miras yaitu Aerli.
Baca Juga: #PDL Laja dan Toleransi yang Tinggi
Bicara soal Saung Angklung Udjo artinya bicara soal wisata budaya yang dijaga dan dilestarikan dengan kemasan sangat menarik. Saung Angklung Udjo terletak di Jalan Padasuka 118, Bandung, Jawa Barat. Lokasi ini dibagi-bagi menjadi tempat pertunjukan, toko souvenir, tempat makan, dan lain-lain yang tentu sekarang sudah jauh lebih berkembang. Tahun 2010 waktu ke Saung Angklung Udjo saya sangat menikmati cuci mata di toko souvenir-nya itu. Sebagai wanita imut dan beperasaan halus saya juga gemas donk melihat ragam benda mini-mini menggemaskan salah satunya gantungan kunci berbentuk angklung.
Hari itu saya dan Acie berkesempatan menonton Pertunjukan Bambu Petang. Seperti foto di awal pos ini kalian bisa melihat seorang perempuan berkebaya biru dan anak-anak kecil bermain angklung. Di sini lah proses pengenalan dan pelestariannya terjadi karena secara tidak langsung penonton dengan latar belakang beragam itu diedukasi tentang angklung; cara memegang, cara memainkannya, dan betapa angklung tidak dapat berdiri sendiri-sendiri alias memang harus dimainkan dalam kelompok, dengan anggota yang sudah tahu nada dasar yang mereka 'pegang'. Kira-kira begitulah.
Kemudian panitia/pengelola membagikan kami angklung masing-masing satu. Sudah tahu cara memegang dan memainkan alat musik ini, lantas perempuan berkebaya biru mengetes nada masing-masing kelompok, kira-kira sepuluh sampai limabelas orang per kelompok. Dia memberi instruksi pada kami. Kami, yang belum saling mengenal dan kebetulan sama-sama terdampar di suatu pertunjukan petang ini, hanya dengan melihat arah tangan si instruktur, bisa memainkan satu lagu dengan utuh yaitu lagu Ibu Kartini.
Baca Juga: #PDL Ngeta, Jagung, Sambal
Aweeeesomeeee! Harmonisasi yang tercipta menggenapi kepuasan kami mengunjungi Saung Angklung Udjo. Terima kasih untuk pengalaman yang luar biasa ini.
Usai bermain angklung, kami menyaksikan pertunjukan wayang golek. Tapi saya lupa kisah tentang apakah yang ditampilkan hari itu.
Usai pertunjukan wayang golek, saya dan Acie masih sempat berlama-lama di toko souvenir, melihat sana-sini, cuci mata, gemas-gemasan sama penjaga lelaki, terus membeli beberapa souvenir, dan memutuskan untuk pulang. Kami masih punya tugas mencari lokasi pembuatan / pengrajin wayang golek. Untungnya saya masih menyimpan foto si bapak di bawah ini:
Situs yang memuat artikel tentang Golek; Bukan Boneka Biasa yang saya tulis untuk Detik, memang belum bisa dibuka, untungnya Om Bisot pernah membuat status tentangnya di Facebook. Hahaha. Sumpah, ngakak tiarap saya melihat foto yang satu ini:
Terima kasih, Om *jempol paling gede* berkat ini, tidak hilang jejak digitalnya *tsaaaah*.
Baca Juga: #PDL Membuat Flyer Menggunakan Power Point
Jadi kalau ditanya, pernahkah saya ke Saung Angklung Udjo? Pernah, saya pernah ke sana. Saya pernah bermain angklung dalam kelompok penonton dan kerja sama tim ini menghasilkan harmonisasi yang mengagumkan. Kita harus banyak belajar dari (filosofi) angklung ini. Dan pernah, saya juga pernah mengunjungi pengrajin wayang golek dan pura-pura memainkannya supaya difoto sama Acie. Ternyata saya pernah juga PERNAH SEBESAR ITU. Hahaha ...
Bagaimana dengan pengalaman kalian?
Cheers.
wah kebetulan pas outing kantor (dah agak lama sih) terakhir, emang ngundang Angklung Udjo untuk isi acara. emang the best pengalaman diajak main angklung bareng cuma liat kode tangan si instruktur nya. waktu itu aku malah main banyak lagu, termasuk lagu-lagu barat kayak you raise me up nya josh gerobak. ternyata kalau datang ke saung nya mang udjo juga begitu yah? pengen datang lagi kesana buat main lagi, plus aku juga belum pernah liat wayang golek juga disana.
BalasHapusTuuuuh kan, asyik sekali main angklung karena kerja sama tim, nggak bisa sendiri kecuali pakai tiang yang panjang (semua nada). Ayo ke Saung Angklung Udjo.
HapusSepertinya Saung Angklung Udjo ini menjadi tempat khusus yang harus dikunjungi. Banyak sekali teman yang pernah motret maupun menulis tentang saung tersebut.
BalasHapusBetul sekali hehehe. Tempatnya bagus saat banget, ayo ke sana! tentunya sekarang sudah tambah banyak fasilitas maupun pertunjukannya. Hehehe.
HapusKl boleh ikut jawab pertanyaannya. Ku jawab belum pernah :(
BalasHapusItu wayang goleknya mau dikirim ke sini dong mbak Tuteeh, cubanget..
Huahahah ayo main ke Saung Angklung Udjo ... wayang goleknya masih proses pembuatan jadi nggak bisa dibawa pulang :D
Hapusberkali-kali ke bandung aku belum pernah ke sini
BalasHapusaku suka banget klo angklung ini disatuin sama alat musik lain
semisal aku pernah liat saung angklung ini sama orkstra Marsiling Chinese dari Singapore
aduh bikin baper itu
btw, salam kenal mbak, aku suka tulisanmu :)
Waduuuhh senangnya sudah menonton pertunjukan sekeren itu! Jadi mupeng lah saya hahahah :D Btw terima kasih sudah main ke sini ... sering-sering yaaa nanti saya sediain kopi :D
HapusPengalaman menarik bisa melihat pertunjukan seni yang Indonesia banget...
BalasHapusBetul sekali. Kapan lagi bisa menontonnya yaaa jauh begini :D sekarang sih menonton pertunjukan budaya di daerah sendiri hahahaha :D
HapusYah 2 x ke bandung cm tempat ini lah yg ga sempat didatangi
BalasHapusArtinya sudah ada list yang wajib kunjung ya sist nanti kalau ke Bandung lagi huehehehe ;D
HapusIngat waktu mau plg dari Bandung, beli souvenir wayang golek
BalasHapus