Yang memotret momen ini: Acie.
#PDL adalah Pernah Dilakukan. Tulisan ringan tentang apa saja yang pernah saya lakukan selama ini, terutama tentang perjalanan ke tempat-tempat di luar Kota Ende.
***
***
Kembali pada tahun 2010 ketika saya menjadi salah seorang peserta ACI DetikDotCom 2010 yang diberikan kesempatan keliling Jawa Barat. Salah satu tempat wisata yang kami (saya dan Acie) kunjungi waktu itu adalah daerah Kuningan dengan dua tempat wisata yaitu (Rumah) Museum Perjajian Linggarjati dan Taman Purbakala Cipari.
Sedikit bercerita tentang sejarah, di rumah yang dikenal dengan nama Museum Perjanjian Linggarjati ini pada tahun 1946 berlangsung perundingan yang disebut Perundingan Linggarjati. Di sinilah terjadi perjuangan diplomatik yang dilakukan oleh Sutan Syahrir, Soesanto, Tirtoprodjo, Mr. Mohammad Roem, dan Dr. A. K. Gani. Mereka berunding dengan delegasi dari Belanda yaitu Prof. Mr. Schrmerhorn, Dr. F. De Boer, Mr. Van Poll, Dr. Van Mook, dan diplomat Inggris Lord Killearn sebagai mediator perundingan ini.
Oleh karena itu, saat memasuki ruang tamu Museum Perjanjian Linggarjati, kami melihat diorama (sejenis maket yang ada patung-patung mininya) yang menggambarkan situasi sedang berlangsungnya perundingan Linggarjati. Tokoh-tokoh yang sedang berunding, meja dan kursi, dan lain sebagainya. Sama dengan yang nampak oleh mata. Berkeliling ruah ini, saya jadi ingat Situs Bung Karno di Ende. Hehehe. Oia, menariknya Museum Linggarjati adalah lokasinya di kaki Gunung Ciremai dan di sekitarnya terhampar rerumputan hijau, serta pepohonan yang semakin menyejukkan suasana.
Saat mengunjungi Museum Perjanjian Linggarjati tersebut lah saya melihat pedagang tahu gejrot dengan merek dagang "Cirebon" yang saya yakini banyak pula pedagang tahu gejrot dengan merek dagang yang sama. Hehe.
Penasaran dengan tahu gejrot, saya dan Acie menghampiri si pedagang dan memesannya. Ternyata tahu gejrot itu tahu goreng yang digejrot di cobek mini dengan bumbu seperti bawang merah, sedikit bawang putih, cabai, dan garam. Sedikit penyedap juga. Rasanya enak dan segar karena tahunya baru digoreng (mana pula daerah situ kan penghasil tahu juga). Entah dengan resep kalian, seingat saya waktu itu, bahan-bahan itulah yang dipakai sama penjualnya. Dimakan bisa langsung dari cobeknya, tapi si penjual keliling kan tidak mungkin menyiapkan puluhan cobek, kan beraaatttt mikulnya hehe. Maka si penjual menyuguhi kami tahu gejrot di piring plastik kecil dengan tusuk gigi (alih-alih garfu).
Karena pengalaman ini belum tentu terulang, saya meminta Acie memotret sedang berjualan tahu gejrot dan diketawain sama penjualnya. Biarin lah.
Pernah ...
Saya pernah begitu, pergi ke tempat wisata, dan tidak hanya tertarik dengan wisata utama yang ditawarkan tetapi juga lingkungan sekitarnya. Seperti pengalaman di Museum Linggarjati ini, saya tidak hanya melihat-lihat bangunan dengan dioramanya dan alam sekitar, tapi juga penjual tahu gejrot!
Bagaimana dengan kalian?
Cheers.
Hehehe ... jatuh cinta sama tahu gejrot ya,kak Tuteh 😁 ?.
BalasHapusGimana rasanya menurutmu,kak ?.
Kalo menurut lidahku .. enak .. hehehe ..
Geprekan bawang putih di cobek tanah liat yang disajikan untuk kita, aroma dan rasanya jadi khas.
ACI detikdotcom itu keanggotaan apa sih itu,kak ?.
Enak dan seru yaa bisa diajak tour barengan gitu.
ACI itu Aku Cinta Indonesia, program jalan-jalan gratis yang dulu digelar oleh Detik.Com hehe. Hanya dua tahun berjalan; 2010 dan 2011. Saya angkatan 2010, dibiayai jalan-jalan gratis keliling Jawa Barat :P
HapusSy mah sampe bosen makan tahu gejrot, secara tinggal di Cirebon tapi kadang2 kangen juga, akhirnya nungguin si mang tahu gejrot lewat depan rumah...hihi
BalasHapusHahahaha senangnyaa... :D
BalasHapusKalau saya menikmatinya ya kalau ke sana :P