Gambar diambil dari sini.
Sebenarnya saya tidak berniat menulis tentang pengalaman perasaan menonton filem Thor: Ragnarok yang diproduksi Marvel Studio yang dirilis 10 Oktober 2017, karena pasti sudah banyak yang melakukannya. Tapi gara-gara membaca pos Mocaimocai di Facebook tentang kelompok superhero yang digarap Marvel Cinematic Universe, akhirnya tergelitik juga. Ibarat ngemut permen yang rasanya amburadul, pengen nelan dan berkata: biarkanlah seperti itu, tapi akhirnya itu permen dikeluarin lagi. Sebelumnya, tidak secara harafiah, saya sudah mempos di Facebook tentang pengalaman perasaan menonton filem yang satu ini, beserta filem lain berjudul Bangkit Dari Kubur Justice League dimana dua sosok yang menonjol menurut saya justru Flash dan Aquaman. Pos singkat itu memang tidak bisa diterima fans berat masing-masing kubu dasar: Marvel dan DC Comics. Mungkin menurut mereka, sebuah filem fantastis tidak bisa di-review sesingkat dan sekilas pandangan mata begitu. Haha. Kalau mau di-review dengan baik, bikinlah filem yang juga baik yang tidak mengabaikan kecerdasan penonton. Kalimat terakhir saya pernah baca di internet.
Mungkin karena saya orangnya blak-blakan. Semisal, saya mencintai Transformers, tapi kemudian menulis ketidaksukaan saya ketika Bumblee Bee menjadi semacam baju Ironman yang bisa membelah diri begitu. Dan, segi cerita yang tidak segahar seri-seri sebelumnya. Jadi, saya ini penikmat filem, bukan kritikus filem. Kalau boleh dibilang: saya adalah penikmat filem yang bawel pada segala hal. Dan orang lain mungkin merasa terganggu meskipun saya tidak berniat mengganggu mereka. Hihi.
Mari kita lanjut.
Thor: Ragnarok dibuka dengan adegan kocak antara Thor (Chris Hemsworth, tentu saja dia tak tergantikan) dan Surtur (Clancy Brown). Kalau kalian menonton filem Avengers: Age of Ultron pasti tahu bahwa Thor meninggalkan bumi untuk mencaritahu soal Infinity Stone. Setelah meninggalkan bumi, tahu-tahu Thor sudah dalam kerangkeng dan bertemu Surtur si supervillain berwujud iblis api. Surtur bikin saya jadi ingat sulfur. Dalam dialog kocak itu, Surtur berkata dia punya rencana hebat untuk menghancurkan Asgard, sebagai pemenuhan nubuat (nubuat, bukan ramalan ya) ragnarok. Kocak-kocaknya masih berlanjut sampai pertempuran antara Thor, Surtur, dan bala tentara Surtur. Ya, Surtur kalah dan helem tanduknya itu dibawa Thor pulang ke Asgard. Ketika tiba di Asgard, Thor melihat ayahnya (Odin) sedang menonton teater yang mengisahkan kematian Loki. Namun Thor tahu bahwa itu bukan Odin (Anthony Hopkins) melainkan Loki yang ternyata memalsukan kematiannya sendiri. Nonton Thor: The Dark World.
Lalu di mana Odin? Loki dan Thor pergi ke bumi untuk bertemu Odin, tapi ternyata tempat Loki 'menitipkan' Odin sedang dihancurkan. Mendadak Loki menghilang dalam lingkaran api di kakinya yang ternyata merupakan ulah Dr. Strange (Benedict Cumberbatch). Dr. Strange meminta Thor dan Loki untuk meninggalkan bumi, sebagai imbalannya dia mengirim Thor dan Loki ke lokasi Odin berada melalui teleport. Saat bertemu Odin ini lah, sang ayah bercerita tentang Hela (Cate Blanchett) sang Dewi Kematian yang adalah kakak perempuan Thor dan Loki. Syok pasti yaaa. Kematian Odin itu unik dan bakal bikin kita bilang, "Oooh Dewa matinya kayak gitu." Hehe. Kematian Odin sama dengan kemunculan Hela. Syok
banget si Thor karena Hela punya kekuatan dahsyat yang bisa
menghancurkan Mjolnir. Mjolnir dalam mitologi Nordik, adalah palu yang
punya kekuatan listrik dan hanya bisa dipakai oleh Thor. Kalau kalian
pernah nonton sekuel Thor sebelumnya, pasti kaget waktu lihat Mjolnir
hancur berkeping-keping menyisakan tangis tiada akhir dari hati yang retak. Bayangkan saja senjata andalan mendadak dangdut hancur hanya dalam hitungan detik one two three I'll be there.
Meskipun dilarang Thor agar jangan sampai Hela tiba di Asgard melewati Bifrost, Loki tetap memanggil Heimdall (Idris Elba) agar membuka jalan pulang ke Asgard melalui Bifrost, dan Hela pun berhasil mengekori mereka. Bahkan, Hela berhasil 'menendang' Thor dan Loki keluar dari jalur Bifrost. Di sini lah cerita bermula tentang perjuangan Thor untuk kembali ke Asgard karena dia dan Loki terdampar di planet yang sama hanya beda waktu (atau waktu memang menjadi misteri di alam raya). Nama planet itu Sakaar dengan penguasa yang dipanggil Grandmaster (Jeff Goldblum). Grandmaster punya hobi mengadakan pertarungan gladiator dan dia punya gladiator andalan yang ternyata adalah eng ing eng ... HULK!
Tapi bukan Band bernama 7 Makhulk Gokil di atas. Itu band imajiner yang saya tulis serialnya waktu masih ngerusuh di mIRC dulu.
Di Planet Sakaar tempat sampah semesta dibuang ini alias TPSnya semesta, Thor tidak saja bertemu Loki dan Hulk, tapi juga salah seorang mantan Valkyrie (Tessa Thompson). Valkyrie ini nama untuk pasukan elit perempuan Asgard yang dulu pernah dihancurkan Hela. Revenger pun terbentuk di Sakaar, sementara di Asgard terjadi pembangkit listrik tenaga klenik pembangkitan pasukan Hela (jadi ingat filem mummy). Setelah Thor dan gengnya kembali ke Asgard, dia sadar bahwa mau tidak mau ragnarok harus terjadi agar Hela ikutan musnah. Intinya kalau mau musnahin Dewi Kematian, Asgard harus wassalam. Dan untuk mewujudkannya, nubuat ragnarok harus terlaksana lewat bantuan Surtur. Di sini Thor akhirnya dapat mengendalikan petirnya karena Mjolnir sudah tiada (dihancurkan Hela). Untungnya ada satu pengalaman perasaan yang seru di sini yaitu tentang petuah Odin. Bahwa Asgard akan selalu ada selama penduduknya ada. Bukan karena lokasinya.
Secara garis besar Thor: Ragnarok bercerita tentang kehancuran Asgard. Tamat riwayatnya. Ragnarok itu yang ingin dilawan Thor. Tapi pada akhirnya dia sadar, ragnarok adalah satu-satunya solusi. Penduduk Asgard, atas bantuan Loki yang berkarakter jahat-baik sedikit-jahat lagi-baik-jahat-baik ... tidak jelas ... pun semuanya selamat. Namun di akhir filem pesawat yang hendak membawa mereka ke bumi dihadang oleh ...
Gambar milik Mocaimocai.
Gambar di atas yang menjadi 'gara-gara' saya menulis ini.
Sekarang ... komik superhero dalam Thor:Ragnarok. Ini dia 5 (lima) kejadian kocak dalam filem tersebut. Versi saya.
1. Surtur ... Son of Bi***
Masih ingat pembuka filem dimana terjadi percakapan antara Thor dan Surtur?
Surtur: Thor. Son of Odin.
Thor: Surtur. Son of ... Bi***?
Kalian lihat wajah Thor di situ. Haha.
2. Hela yang Hebat Tapi Rambutnya ...
Hela itu hebat! Kekuatannya dahsyat! Tapi kok setiap kali rambutnya berubah, dia kudu mengusap rambutnya dulu? Jadi kayak manual begitu kan ya. Coba cukup dengan berwajah sangar, rambutnya mendadak berubah. Jadi lucu, agak berbanding terbalik dengan kekuatannya.
Caption: Oh Tuhan ... kucinta dia.
Caption: Pengen punya rambut indah?
Caption: Hmmm ... aromanya. Ini iklan Axe?
Caption: Ooooh ... *apa lanjutannya, kok aku lupa, jal!*
Dipilih ... dipilih.
3. Jagoan Pemabuk
Masih ingat waktu Thor terdampar di Planet Sakaar? Dia nyaris ditangkap sama penduduk jelata, sampai datanglah sebuah pesawat yang dikemudikan oleh seorang perempuan yang dikira Thor hendak menyelamatkannya, eh ternyata dijual ke Grandmaster. Haha. Waktu itu si jagoan pembauk jatuh dari pesawat.
Busyet dah. Rock banget.
4. Percakapan Thor dan Korg
Sesaat sebelum memasuki arena, saat Thor pilih-pilih senjata, terjadilah percakapan berikut ini.
Korg: Oh, Thor. Mau menggunakan garpu kayu besar?
Thor: Tidak.
Korg: Ya, tak begitu berguna. Kecuali kau melawan tiga vampir yang berkerumun.
Thor: Aku rindu paluku.
Korg: Palu?
Thor: Cukup unik. Palunya terbuat dari logam khusus. dari jantung bintang mati. Saat kuputar dengan sangat cepat, palu itu memberiku kekuatan terbang.
Korg: Kau menaiki palu?
Thor: Tidak, aku tidak menaiki palu.
Korg: Palu itu yang menaikimu?
Thor: Tidak, aku memutarnya dengan sangat cepat, lalu palu itu menarikku ...
Korg: Ya Tuhan, palu menarikmu?
Thor: Dari tanah. Palu itu menarikku dari tanah ke atas langit, dan aku terbang. Setiap kali kulempar, palunya selalu kembali padaku.
Korg: Kedengarannya kau punya hubungan khusus dan intim dengan palu itu. Kehilangannya seperti kehilangan kekasih tercinta.
Oke. Cukup.
PALU ITU YANG MENAIKIMU!????? *emoji ngakak sampai bersimbah tanah*
5. Hulk
Tingkah Hulk di dalam filem ini bikin gemas gimanaaa gitu. Apalagi waktu dia merajuk gara-gara bertengkar sama Thor, waktu Thor bilang "Kau tahu? Bumi membencimu."
Duhlala ... banting tangannya itu enggak nahan saya.
Orang Ende bilang, marah ooooow.
Thor: Ragnarok merupakan filem superhero
yang memberikan pengalaman perasaan yang amburadul. Ekspetasi saya
terhadap filem ini meleset super jauh, sampai-sampai rindu saya pada
Opera van Java terobati hanya dengan menonton filem ini. Kesimpulan
saya setelah menonton Thor: Ragnarok adalah ini filem komedi superhero
yang konyol. Kalian pernah baca Inteligensi Embun Pagi oleh Dee
Lestari? Kira-kira seperti itulah rasanya setelah berharap pada Bodhi
dan kawan-kawan, ternyata ceritanya jadi semacam perang antara 'bangsa',
kejar-kejaran antara yang jahat dan yang baik, lalu selesai.
Seperti kata MocaiMocai, ini kayak sinetron Indonesia tentang drama keluarga dan perebutan harta (kekuasaan), betapa durhakanya anak-anak itu setelah papa meninggal mereka bukannya mendoakan malah berperang. Hihi.
Namanya juga cerita khayalaaaaan.
Setelah menonton Thor: Ragnarok, saya menonton Justice League. Dan perasaan saya jatuh ke titik terendah dalam hidup ini. Teganya mereka. Sungguh tega. Steppenwolf mengingatkan saya pada Surtur. Kotak Ibu mengingatkan saya pada tesseract. Perang di Porsenov - Rusia Utara mengingatkan saya pada perang besar di Asgard. Tapi bukan itu ... saya tidak bilang ini mirip loh haha. Justice League hanya bercerita tentang perjuangan membangkitkan orang mati untuk beraksi sekitar sepuluh menit saja.
Bagi kalian yang berperasaan halus dan fanatik sama Marvel dan DC Comics, jangan baca pos saya ini, nanti kalian kena serangan jantung.
Loh? Peringatannya kok di akhir tulisan? Kan supaya dibaca dulu :P qiqiqiq.
Selamat berakhir pekan!
Cheers.