Gambar diambil dari sini.
Media sosial berarti media atau tempat bersosialisasi. Bermedia sosial artinya kita bersosialisasi dengan orang lain menggunakan media-media yang ada di internet. Media-media tersebut tentu saja rata-rata gratis sehingga kadang satu orang punya lebih dari satu akun media sosial; akun pribadi, akun jualan, atau bahkan akun siluman. Untuk apakah akun siluman itu? Biasanya untuk hal-hal yang kurang berfaedah, misalnya kepoin akun mantan, dijadiin akun kontroversi yang pos-nya bernada provokasi, atau buat ngerjain orang lain. Saya sendiri punya lebih dari satu akun media sosial Facebook dan Twitter. Kalau di Facebook, akun selain akun utama itu digunakan untuk ngajar-ngajar media sosial blog dan media sosial. Kalau di Twitter, itu jelas akun buat jualan tokotuteh. Saya pernah ngajarin bapak-bapak petani kakao tentang e-mail, media sosial Facebook dan Twitter, juga blog.
Sebenarnya geli juga menulis ini, tapi kok pengen. Jadi ditulis saja lah ketimbang ditahan-tahan nanti sembelit. Masih ada hubungannya sama pos kemarin soal lima kehebohan di Facebook, maka hari ini saya pengen menulis soal lima media sosial pilihan (saya) seandainya ada akun yang diblokir karena terjadi kebocoran data, atau pemerintah Indonesia benar-benar memblokir Facebook, atau seandainya akun kalian diblokir oleh pihak Facebook sendiri karena jarang aktif, atau seandainya yang lain ... yang belum sempat saya pikirkan. Bukan perkara maha dahsyat jika tidak lagi dapat menggunakan Facebook, bagi saya, karena setiap hari saya tidak hanya bermain-main di ranah sejuta umat itu, tapi juga di media sosial lain seperti Twitter dan blog ini, misalnya. Iya, blog itu konon merupakan media sosial sedangkan Facebook dan Twitter sering disebut micro-blog. Entahlah, karena bukan saya pencetus istilah-istilah itu. Lagipula pengunjung blog terbanyak saya bukan dari Facebook melainkan dari Twitter dan G+. Sudah saya buktikan dengan cara membagikan link pos blog.Jadi, kita harus pandai tes pasar.
Oke, tidak berpanjang-panjang kalimat, berikut ini lima media sosial pilihan saya yang bisa kalian coba sekarang juga. Jangan hanya bergantung pada Facebook ya ... kata orang kalau sudah kecanduan sama satu produk, bisa bahaya kalau produk itu mendadak ditarik dari peredaran. Kalian bisa sakau. Kalau sudah sakau, pasti galau.
Cekidot, yuk.
1. Twitter
Twitter adalah salah satu media sosial, atau jejaring sosial (mikro blog dalam jaringan) yang didirikan oleh Jack Dorsey. Sebelum marak kubu-kubuan di Indonesia yang kalian tahu persis apa maksud saya, bagi saya Twitter merupakan media sosial paling menyenangkan karena banyak twit bermutu yang meningkatkan intelejensia. Semacam nutrisi otak. Bahkan hanya dari kicauan di Twitter, manusia bisa menolong sesamanya melalui penggalangan bantuan bagi korban bencana alam, dan lain sebagainya. Hal ini sudah saya buktikan sendiri bertahun-tahun lampau.
Bagi kalian yang sudah biasa menggunakan banyak media sosial, saya yakin Twitter salah satu media sosial yang masuk agenda. Penggunaannya mudah dan kalau mengikuti banyak akun (following), linimassa bakal terus bergerak setiap kali ada twit baru. Yang menyenangkan dari Twitter ini adalah banyaknya Kultwit tentang topik tertentu. Kultwit ditwit secara runut karena keterbatasan karakter. Beda sama Facebook yang tidak membatasi jumlah karakter pos (bahkan menyediakan Facebook's Note), Twitter punya batasan sampai 140 karakter saja. Menurut saya justru di situlah uniknya Twitter, bagaimana penggunanya dapat menulis sesuatu yang singkat, padat, jelas, tepat sasaran. Selain tulisan, kalian juga dapat berbagi foto dan video di Twitter.
Hanya saja, kekurangan Twitter dibanding Facebook adalah saat kalian membagikan pos blog, Twitter tidak menyediakan pratinjau (preview) layaknya Facebook dan G+ (yang akan dibahas nanti); tidak ada fitur otomatisnya. Tapi, kenapa banyak situs yang bisa di-preview? Ya karena kode tertentu sudah disematkan di html blog atau situs mereka. Ini bisa disiasati dengan memasukkan kode Summary Card agar blog kita terkoneksi ke Twitter. Jadi setiap kali kita membagi link pos terbaru blog, pratinjaunya kelihatan. Twit akan terlihat lebih menarik.
Apakah bisa saling komentar seperti menggunakan Facebook? Tentu saja! Kalian bisa memfavoritkan twit, me-retwit, dan mengomentari twit.
2. Google Plus (G+)
Google Plus (G+) merupakan salah satu media sosial milik Google. Konon, kabarnya G+ dirilis akibat semakin banyaknya orang mendaftar di Facebook. Media massa seperti The New York Times telah menyatakan bahwa Google+ adalah upaya terbesar Google untuk menyaingi jaringan sosial Facebook, yang telah mempunyai lebih dari 750 juta pengguna pada tahun 2011 (Wikipedia). Kalau soal ini, saya sepakat, bahwa Facebook memang media sosial sejuta umat (istilah loh ini, penggunanya tidak hanya sejuta tapi berjuta-juta). Pakai G+ bagi saya lebih cocok untuk membagikan alamat blog terutama pos baru, supaya pos kita banyak dibaca sama orang ... begitu. Soalnya salam seperti Facebook, pratinjau link pos blog kita langsung kelihatan tanpa perlu fitur atau kode khusus. Tampilannya juga menyenangkan mata; kotak berdasarka pos kita di sana. Jadi terlihat rapi.
Menurut Wikipedia, G+ diluncurkan pada 28 Juni 2011 dengan sistem undangan untuk diuji coba. Di hari tersebut, pengguna Google+ diizinkan untuk mengundang teman di atas 18 tahun, untuk membuat akun. Namun, ini segera dihentikan sehari kemudian setelah pembuatan akun semakin membeludak. G+ mengintegrasikan layanan sosial seperti Google Profile dan Google Buzz, dan memperkenalkan layanan baru seperti Circles, Hangouts, Sparks, and Huddles.
Karena miliknya Google, sekali kalian punya akun Gmail, sekalian bisa menggunakan layanan yang satu ini.
Apakah bisa saling komentar seperti menggunakan Facebook? Tentu saja! Kalian bisa memberi nilai +1 pada pos, bisa pula mengomentari.
3. Path
Ini dia media sosial yang 'agak sombong' menurut saya karena pengguna hanya boleh berinteraksi dengan 150 orang saja. Beda sama Facebook yang sampai ribuan. Beda sama Twitter yang memakai istilah follow (follower dan following) pun bisa tembus angka jutaan. Hal ini menjadikan akun dari Path eksklusif dan menjaga privasi dari pengguna. Selain itu, kelebihan path dalam hal privasi pengguna tidak memungkinkan pengguna yang tidak disetujui untuk mengakses akun yang ada. Tidak adanya kolom iklan dan promosi lainnya menjadikan Path lebih terfokus kepada pengguna sendiri (Wikipedia). Sudah lama saya menginstal Path di smart phone, sudah lama pula saya menghapusnya. Entahlah, malas saja memakai Path meskipun banyak teman yang menggunakannya. Ini soal pilihan saja. Path salah satu media sosial yang saya rekomendasikan untuk kalian selain Twitter dan Facebook.
Dave Morin, salah satu dari pendiri Path dan CEO dari perusahaan tersebut berkata: "Yang menjadi visi utama kami adalah untuk membuat sebuah jejaring dengan kualitas yang tinggi dan menjadikan pengguna nyaman untuk berkontribusi setiap waktu."
Berpusat di San Fransisco, California, perusahaan ini didirikan oleh Shawn Fanning dan mantan Eksekutif dari Facebook, Dave Morrin. Path didirikan dengan tujuan membuat sebuah jurnal yang interaktif bagi penggunanya. Penggunaan Path berbeda dari jejaring sosial lainnya di mana hanya pengguna yang telah disetujui yang dapat mengakses halaman Path seseorang. Status privasi dari aplikasi ini menjadikan Path lebih eksklusif dari berbagai jejaring sosial yang ada. Path dapat digunakan di iPhone, iPad, iPod Touch, dan Android versi apapun. Aplikasi ini tersebar melalui Apple Application Store dan berbagai situs aplikasi lainnya.
Apakah bisa saling komentar seperti menggunakan Facebook? Tentu saja. Tidak bisa disebut media sosial kalau tidak bisa saling komentar hehe (namanya jadi media sosatu arah).
4. Forum
Meskipun bukan media sosial, tapi bagi saya forum juga merupakan tempat untuk bersosial dengan orang lain. Di Indonesia banyak forum yang bisa kalian ikuti. Terbesar, menurut saya, adalah Kaskus. Setelah mendaftar kalian bisa mencari topik yang disukai, sekadar membaca, memberikan tanggapan/komentar, dan lain sebagainya. Di Kaskus kalian juga bisa jualan. Pernah dengar Keluarga Tak Kasat Mata? Atau bahkan sudah menonton filemnya? Filem itu diangkat dari kisah nyata salah seorang Kaskuser yang mempos kisah horornya di forum tersebut.
Saya sendiri pernah mengikuti beberapa forum. Ada Forum Blogfam, ada pula duluuuu banget Forum Blogger NTT. Kesenangan di forum adalah kita bisa mempos apapun sesuai minat dan bakat. Misalnya ada ruang cerpen, puisi, foto, utak-atik blog, keluarga, dan lain sebagainya. Saya dan tiga teman Blogfam bahkan pernah membukukan sebuah cerfet (cerita estafet) berjudul The Messenger yang diterbitkan oleh Gramedia. Keren kan? Wah, jadi kangen bikin cerfet lagi ini! #KodeKeras.
Sebenarnya geli juga menulis ini, tapi kok pengen. Jadi ditulis saja lah ketimbang ditahan-tahan nanti sembelit. Masih ada hubungannya sama pos kemarin soal lima kehebohan di Facebook, maka hari ini saya pengen menulis soal lima media sosial pilihan (saya) seandainya ada akun yang diblokir karena terjadi kebocoran data, atau pemerintah Indonesia benar-benar memblokir Facebook, atau seandainya akun kalian diblokir oleh pihak Facebook sendiri karena jarang aktif, atau seandainya yang lain ... yang belum sempat saya pikirkan. Bukan perkara maha dahsyat jika tidak lagi dapat menggunakan Facebook, bagi saya, karena setiap hari saya tidak hanya bermain-main di ranah sejuta umat itu, tapi juga di media sosial lain seperti Twitter dan blog ini, misalnya. Iya, blog itu konon merupakan media sosial sedangkan Facebook dan Twitter sering disebut micro-blog. Entahlah, karena bukan saya pencetus istilah-istilah itu. Lagipula pengunjung blog terbanyak saya bukan dari Facebook melainkan dari Twitter dan G+. Sudah saya buktikan dengan cara membagikan link pos blog.
Oke, tidak berpanjang-panjang kalimat, berikut ini lima media sosial pilihan saya yang bisa kalian coba sekarang juga. Jangan hanya bergantung pada Facebook ya ... kata orang kalau sudah kecanduan sama satu produk, bisa bahaya kalau produk itu mendadak ditarik dari peredaran. Kalian bisa sakau. Kalau sudah sakau, pasti galau.
Cekidot, yuk.
1. Twitter
Twitter adalah salah satu media sosial, atau jejaring sosial (mikro blog dalam jaringan) yang didirikan oleh Jack Dorsey. Sebelum marak kubu-kubuan di Indonesia yang kalian tahu persis apa maksud saya, bagi saya Twitter merupakan media sosial paling menyenangkan karena banyak twit bermutu yang meningkatkan intelejensia. Semacam nutrisi otak. Bahkan hanya dari kicauan di Twitter, manusia bisa menolong sesamanya melalui penggalangan bantuan bagi korban bencana alam, dan lain sebagainya. Hal ini sudah saya buktikan sendiri bertahun-tahun lampau.
Bagi kalian yang sudah biasa menggunakan banyak media sosial, saya yakin Twitter salah satu media sosial yang masuk agenda. Penggunaannya mudah dan kalau mengikuti banyak akun (following), linimassa bakal terus bergerak setiap kali ada twit baru. Yang menyenangkan dari Twitter ini adalah banyaknya Kultwit tentang topik tertentu. Kultwit ditwit secara runut karena keterbatasan karakter. Beda sama Facebook yang tidak membatasi jumlah karakter pos (bahkan menyediakan Facebook's Note), Twitter punya batasan sampai 140 karakter saja. Menurut saya justru di situlah uniknya Twitter, bagaimana penggunanya dapat menulis sesuatu yang singkat, padat, jelas, tepat sasaran. Selain tulisan, kalian juga dapat berbagi foto dan video di Twitter.
Hanya saja, kekurangan Twitter dibanding Facebook adalah saat kalian membagikan pos blog, Twitter tidak menyediakan pratinjau (preview) layaknya Facebook dan G+ (yang akan dibahas nanti); tidak ada fitur otomatisnya. Tapi, kenapa banyak situs yang bisa di-preview? Ya karena kode tertentu sudah disematkan di html blog atau situs mereka. Ini bisa disiasati dengan memasukkan kode Summary Card agar blog kita terkoneksi ke Twitter. Jadi setiap kali kita membagi link pos terbaru blog, pratinjaunya kelihatan. Twit akan terlihat lebih menarik.
Apakah bisa saling komentar seperti menggunakan Facebook? Tentu saja! Kalian bisa memfavoritkan twit, me-retwit, dan mengomentari twit.
2. Google Plus (G+)
Google Plus (G+) merupakan salah satu media sosial milik Google. Konon, kabarnya G+ dirilis akibat semakin banyaknya orang mendaftar di Facebook. Media massa seperti The New York Times telah menyatakan bahwa Google+ adalah upaya terbesar Google untuk menyaingi jaringan sosial Facebook, yang telah mempunyai lebih dari 750 juta pengguna pada tahun 2011 (Wikipedia). Kalau soal ini, saya sepakat, bahwa Facebook memang media sosial sejuta umat (istilah loh ini, penggunanya tidak hanya sejuta tapi berjuta-juta). Pakai G+ bagi saya lebih cocok untuk membagikan alamat blog terutama pos baru, supaya pos kita banyak dibaca sama orang ... begitu. Soalnya salam seperti Facebook, pratinjau link pos blog kita langsung kelihatan tanpa perlu fitur atau kode khusus. Tampilannya juga menyenangkan mata; kotak berdasarka pos kita di sana. Jadi terlihat rapi.
Menurut Wikipedia, G+ diluncurkan pada 28 Juni 2011 dengan sistem undangan untuk diuji coba. Di hari tersebut, pengguna Google+ diizinkan untuk mengundang teman di atas 18 tahun, untuk membuat akun. Namun, ini segera dihentikan sehari kemudian setelah pembuatan akun semakin membeludak. G+ mengintegrasikan layanan sosial seperti Google Profile dan Google Buzz, dan memperkenalkan layanan baru seperti Circles, Hangouts, Sparks, and Huddles.
Karena miliknya Google, sekali kalian punya akun Gmail, sekalian bisa menggunakan layanan yang satu ini.
Apakah bisa saling komentar seperti menggunakan Facebook? Tentu saja! Kalian bisa memberi nilai +1 pada pos, bisa pula mengomentari.
3. Path
Ini dia media sosial yang 'agak sombong' menurut saya karena pengguna hanya boleh berinteraksi dengan 150 orang saja. Beda sama Facebook yang sampai ribuan. Beda sama Twitter yang memakai istilah follow (follower dan following) pun bisa tembus angka jutaan. Hal ini menjadikan akun dari Path eksklusif dan menjaga privasi dari pengguna. Selain itu, kelebihan path dalam hal privasi pengguna tidak memungkinkan pengguna yang tidak disetujui untuk mengakses akun yang ada. Tidak adanya kolom iklan dan promosi lainnya menjadikan Path lebih terfokus kepada pengguna sendiri (Wikipedia). Sudah lama saya menginstal Path di smart phone, sudah lama pula saya menghapusnya. Entahlah, malas saja memakai Path meskipun banyak teman yang menggunakannya. Ini soal pilihan saja. Path salah satu media sosial yang saya rekomendasikan untuk kalian selain Twitter dan Facebook.
Dave Morin, salah satu dari pendiri Path dan CEO dari perusahaan tersebut berkata: "Yang menjadi visi utama kami adalah untuk membuat sebuah jejaring dengan kualitas yang tinggi dan menjadikan pengguna nyaman untuk berkontribusi setiap waktu."
Berpusat di San Fransisco, California, perusahaan ini didirikan oleh Shawn Fanning dan mantan Eksekutif dari Facebook, Dave Morrin. Path didirikan dengan tujuan membuat sebuah jurnal yang interaktif bagi penggunanya. Penggunaan Path berbeda dari jejaring sosial lainnya di mana hanya pengguna yang telah disetujui yang dapat mengakses halaman Path seseorang. Status privasi dari aplikasi ini menjadikan Path lebih eksklusif dari berbagai jejaring sosial yang ada. Path dapat digunakan di iPhone, iPad, iPod Touch, dan Android versi apapun. Aplikasi ini tersebar melalui Apple Application Store dan berbagai situs aplikasi lainnya.
Apakah bisa saling komentar seperti menggunakan Facebook? Tentu saja. Tidak bisa disebut media sosial kalau tidak bisa saling komentar hehe (namanya jadi media sosatu arah).
4. Forum
Meskipun bukan media sosial, tapi bagi saya forum juga merupakan tempat untuk bersosial dengan orang lain. Di Indonesia banyak forum yang bisa kalian ikuti. Terbesar, menurut saya, adalah Kaskus. Setelah mendaftar kalian bisa mencari topik yang disukai, sekadar membaca, memberikan tanggapan/komentar, dan lain sebagainya. Di Kaskus kalian juga bisa jualan. Pernah dengar Keluarga Tak Kasat Mata? Atau bahkan sudah menonton filemnya? Filem itu diangkat dari kisah nyata salah seorang Kaskuser yang mempos kisah horornya di forum tersebut.
Saya sendiri pernah mengikuti beberapa forum. Ada Forum Blogfam, ada pula duluuuu banget Forum Blogger NTT. Kesenangan di forum adalah kita bisa mempos apapun sesuai minat dan bakat. Misalnya ada ruang cerpen, puisi, foto, utak-atik blog, keluarga, dan lain sebagainya. Saya dan tiga teman Blogfam bahkan pernah membukukan sebuah cerfet (cerita estafet) berjudul The Messenger yang diterbitkan oleh Gramedia. Keren kan? Wah, jadi kangen bikin cerfet lagi ini! #KodeKeras.
Apakah bisa saling komentar seperti menggunakan Facebook? Tentu saja. Haha. Justru itu yang ditunggu di forum-forum; komentar!
5. Blog
Orang Ende bilang, "Mau apa lai!?". Blog gitu loh. Facebook, G+, dan Twitter saja disebut mikro blog. Kenapa blog bisa disebut media sosial? Karena ada kolom komentar tempat pembaca menyampaikan pendapat mereka tentang pos/konten blog yang bersangkutan, ada pula istilah blogwalking saat kita mengunjungi blog orang lain, dan dengan demikian kita berinteraksi/bersosial dengan orang lain. Sederhananya seperti itu. Intinya adalah sama-sama membagikan sesuatu kepada orang lain lewat tulisan, foto, dan video. Selebihnya kalian bisa lihat pos blog saya hahahah *promosi*. Sekarang sudah tidak saya temui yang namanya shoutbox, biasanya widget Twitter disematkan di sidebar. Tapi dulu, blog tanpa shoutbox rasanya kurang afdol. Salah satu shoutbox terpopuler pada masanya adalah Doneeh.
5. Blog
Orang Ende bilang, "Mau apa lai!?". Blog gitu loh. Facebook, G+, dan Twitter saja disebut mikro blog. Kenapa blog bisa disebut media sosial? Karena ada kolom komentar tempat pembaca menyampaikan pendapat mereka tentang pos/konten blog yang bersangkutan, ada pula istilah blogwalking saat kita mengunjungi blog orang lain, dan dengan demikian kita berinteraksi/bersosial dengan orang lain. Sederhananya seperti itu. Intinya adalah sama-sama membagikan sesuatu kepada orang lain lewat tulisan, foto, dan video. Selebihnya kalian bisa lihat pos blog saya hahahah *promosi*. Sekarang sudah tidak saya temui yang namanya shoutbox, biasanya widget Twitter disematkan di sidebar. Tapi dulu, blog tanpa shoutbox rasanya kurang afdol. Salah satu shoutbox terpopuler pada masanya adalah Doneeh.
Nge-blog itu menyenangkan dan mengasyikan loh. Semua konten blog terarsipkan dengan sangat baik, runut menurut tahun, bulan, dan tanggal, serta mudah untuk mencari pos tertentu (bahkan sudah ada di sidebar, tinggal pilih tahun dan bulan saja), atau melalui layanan search. Rasanya punya blog itu seperti punya harta karun yang terjaga dengan sangat prima. Untuk memulai sebuah blog kalian tidak perlu berpayah-payah kayak sedang macul sawah. Saya pernah membahas tentang lima layanan blog terbaik versi saya. Coba deh dibaca, siapa tahu kalian mau mencobanya, sekalian klaim nama.
Jangan galau lagi, ya. Haha. Masih banyak layanan media sosial gratis lainnya yang patut dicoba. Sebut saja Instagram, Plurk, Snapchat, Linkedin, Weibo, dan lain sebagainya. Oia, sudah pernah cobain Plurk? Apa kabarnya para Plukers? Dulu sehari tidak main Plurk rasanya dunia kiamat, soalnya di Plurk ada sistem karma. Semakin rajin kalian nge-Plurk, maka semakin tinggi karmanya. Paling tinggi 100 kalau tidak salah. Plurk juga satu-satunya media sosial dengan laman yang digeser horisontal (ke kanan-kiri), bukan vertikal (atas-bawah seperti laman media sosial umumnya), apalagi diagonal, hehe. Cobain Plurk deh, rasakan sendiri sensasinya.
Selamat mencoba ... semoga senang :D
Cheers.
Cheers.