Foto diambil dari internet. Not mine.
Bapak Marianus Sae yang Saya sering tulis Mr. MS, Bupati Kabupaten Ngada, merupakan idola saya selain Bapak Marsel Petu dan Djafar Ahmad (Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Ende). Sepak terjang Mr. MS tertanam kuat di dalam benak saya. Bagaimana beliau menolak Tour de Flores, bagaimana beliau turun dari kendaraannya untuk membantu masyarakat yang berada di jalan, bagaimana beliau dengan gagahnya kendarai sepeda motor tril itu. Semua luar biasa. Bagi saya, entah bagi kalian.
Saya mengidolakannya. Sangat. Karena beliau ada di depan mata.
Mr. MS akan maju sebagai calon Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pendukungnya banyak, tak hanya warga Kabupaten Ngada saja. Banyak teman yang berkata, "Kau tidak ingat kah El Tari Memorial Cup, Ende dan Ngada final itu bagaimana?" Ah, itu kan pertandingan sepak bola, jangan dikait-kaitkan dengan pencalonan beliau sebagai gubernur, donk. Kita harus obyektif. Saya juga pernah membaca orang menulis soal ritual adat yang harus menyembelih hewan babi, lantas mulai menulis ini-itu. Apakah kau makan dagingnya? Tidak, bukan? Ritual, adat, budaya, harus tetap kita junjung tinggi tanpa mengganggu iman Kita pada kepercayaan (agama) masing-masing. Sekali lagi, jangan campurkan antara pertandingan olahraga dengan politik, jangan campurkan politik dengan ritual adat.
Lalu, kabar itu datang. Seperti petir di hari terang. Menusuk.
Ada perih yang terasa ketika media memberitakan beliau tertangkap OTT oleh KPK. Saat status Mr. MS masih tersangka, sudah banyak yang menghakiminya. Wajarlah, dari pendukung oposisi. Semua perbuatan baik beliau sebelumnya kemudian hilang seketika di mata mereka-mereka yang tidak mendukungnya. Namun, ketika melihat halaman Facebook yang dikelola oleh Relawannya, betapa terharunya saya. Di sini saya melihat loyalitas mereka (entah dalam bilik pemilihan nanti, karena bersifat rahasia). Mereka berdoa, menyatakan dukungan, simpati, dan lain-lain bernada positif kepada Mr. MS. Beruntungnya beliau!
Saya pernah bertanya, mengapa Mr. MS menempati tempat begitu besar di hati para pendukungnya? Figur pemimpin yang tegas (mirip Bapak Ahok), mungkin itulah jawabannya. Karena kita semua bercita-cita punya pemimpin yang seperti itu.
Saat menulis ini, saya hanya bisa berdoa agar Mr. MS tabah menerima cobaan ini. Dan tentu saja, secara obyektif, saya berharap proses hukum dapat berjalan dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya agar terang segalanya bagi Kita masyarakat awam. Siapapun kelak yang bakal memimpin NTT, tentu juga akan melakukan hal-hal positif demi kemajuan provinsi kita tercinta ini.
Salam Mr. MS!