Foto bersama usah kegiatan Sarasehan dan Diskusi Pemanfaatan Media Sosial.
Tanggal 29 Desember merupakan berkah bagi saya. Bukan, bukan saja karena itu adalah hari ulang tahun saya, melainkan karena saya menghadiahi diri sendiri sebuah kado manis yaitu menjadi pemateri dalam kegiatan "Sarasehan dan Diskusi Pemanfaatan Media Sosial" di Desa Manulondo, di Ndona. Seharusnya kegiatan ini sudah dilaksanakan pada tanggal 23 Desember 2016 tapi karena kondisi cuaca sangat tidak mendukung, terpaksa dibatalkan. Tapi sore tanggal 23 itu, saya dan beberapa teman masih sempat ke Desa Manulondo bertemu Kades Manulondo Bapak Aris Bagi, juga beberapa masyarakat yang masih bertahan. Semangatnya sungguh luar biasa!
Pagi itu, 29 Desember 2016, setelah mendoakan diri sendiri, saya pun berangkat menuju Desa Manulondo. Aula kantor desa sudah ramai oleh anak-anak muda yang antusias ingin mengikuti kegiatan "Sarasehan dan Diskusi Pemanfaatan Media Sosial" tersebut. Saya sendiri membawa selusin kaos dari sisa kegiatan #SocMed4SocGood, flashdisk, dan dompet serbaguna. Pukul 10.00 kegiatan dimulai oleh MC Iwan Aditya (partner siaran saya di Radio Gomezone). Setelah sepatah dua kata dari Kepdes dan Babinkamtibmas setempat (Bapak Polisi) acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dari saya khusus tentang hate speech. Karena saya tidak mempersiapkan materi khusus untuk ini, jadi ya ngomongnya gitu-gitu doank. Tapi setidaknya peserta paham lah. Oia, rata-rata peserta berusia SMP - mahasiswa, ditambah beberapa pengasuh Lopo Cerdas, dan ibu Natalia yang merupakan pendaping Lopo Cerdas dari sebuah LSM.
Setelah itu, Om Ihsan Dato menyampaikan materi tentang bagaimana menggunakan media sosial dengan baik. Materi yang disampaikan Om Ihsan sangat luar biasa (menurut saya). Salah satu slide Om Ihsan yang sangat sempat capture adalah:
Yess! That's right!
Materi dari Om Ihsan memang banyak pula menggunakan bahasa lokal (bahasa Ende) dan saya rasa itu justru lebih tepat sasaran.
Usai materi dari Om Ihsan, dilanjutkan dengan materi dari Relawan Bung Karno Ende yang kali ini diwakili oleh David Mossar. David memaparkan tentang apa itu Relawan Bung Karno Ende dan apa saja kegiatan positif yang telah dilakukan. Adalah salah satu kebanggaan karena saya juga anggota kelompok keren ini. Dan adalah salah satu kebanggaan ketika pada hari itu Relawan Bung Karno Ende menyumbangkan 20 meja mini untuk anak-anak di Lopo Cerdas! It's a wow.
Acara hari itu, dilanjutkan dengan tanya-jawab. Karena kita siapin 10 doorprize berupa kaos, flashdisk dan dompet serbaguna untuk para penanya, jadi kita buka slot 10 penanya. Alangkah terkejutnya saya ketika peserta yang bertanya ini mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sangat berbobot! Pertanyaan mereka diantaranya adalah bagaimana jika teman saya memosting foto adiknya yang mandi di sungai dalam keadaan bugil? Meskipun usia adiknya itu masih kecil, tapi jelas hal itu tidak boleh dilakukan. Sesi tanya-jawab ini masih berlangsung sampai pada pemaparan keuntungan penggunaan media sosial secara positif. Seperti Kakak Mila Wolo yang kemudian bercerita tentang menjual jagung ebi dan jilbab secara online, Abang Nurdin yang bercerita tentang kegiatan menulisnya yang menghasilkan uang, dan lain-lain.
Sayangnya kegiatan pada hari itu harus berakhir pada pukul 13.00 dan kami harus pulang ke Ende. Sebelumnya, masih ada lagi diskusi-diskusi kecil, karena setelah foto bersama di depan kantor desa, kami mampir ke rumah Om Ihsan untuk menikmati ubi-kuning-rebus dan sambal. Rasanya luar biasa menggiling lidah :D
Pulang dari Desa Manulondo saya merasakan sesuatu yang luar biasa yang dulu sangat ingin saya wujudkan tapi baru dapat terwujud sekarang. Mengajak teman-teman untuk menggunakan media sosial dengan baik dan bijaksana. Setidaknya kita dapat mengurangi konten-konten negatif dan memperbanyak konten-konten positif. Hal tersebut mudah kok dilakukan ... tergantung pada kebiasaan saja sih ...
Rencananya masih akan ada kegiatan-kegaitan lanjutan ... doakan ya, kawan!
Cheers.
Pagi itu, 29 Desember 2016, setelah mendoakan diri sendiri, saya pun berangkat menuju Desa Manulondo. Aula kantor desa sudah ramai oleh anak-anak muda yang antusias ingin mengikuti kegiatan "Sarasehan dan Diskusi Pemanfaatan Media Sosial" tersebut. Saya sendiri membawa selusin kaos dari sisa kegiatan #SocMed4SocGood, flashdisk, dan dompet serbaguna. Pukul 10.00 kegiatan dimulai oleh MC Iwan Aditya (partner siaran saya di Radio Gomezone). Setelah sepatah dua kata dari Kepdes dan Babinkamtibmas setempat (Bapak Polisi) acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dari saya khusus tentang hate speech. Karena saya tidak mempersiapkan materi khusus untuk ini, jadi ya ngomongnya gitu-gitu doank. Tapi setidaknya peserta paham lah. Oia, rata-rata peserta berusia SMP - mahasiswa, ditambah beberapa pengasuh Lopo Cerdas, dan ibu Natalia yang merupakan pendaping Lopo Cerdas dari sebuah LSM.
Setelah itu, Om Ihsan Dato menyampaikan materi tentang bagaimana menggunakan media sosial dengan baik. Materi yang disampaikan Om Ihsan sangat luar biasa (menurut saya). Salah satu slide Om Ihsan yang sangat sempat capture adalah:
"Tahan Emosi dan Tidak Overposting"
Jika sedang emosi sebaiknya jauhi media sosial anda karena dalam keadaan emosi segala uneg-uneg bisa saja diumbar dan terkesan overposting maka terjadi pertengkaran di media sosial. Sangat tidak bagus jika orang lain juga membaca atau ikut nimbrung dan memanas-manasi emosional anda.
Yess! That's right!
Materi dari Om Ihsan memang banyak pula menggunakan bahasa lokal (bahasa Ende) dan saya rasa itu justru lebih tepat sasaran.
Usai materi dari Om Ihsan, dilanjutkan dengan materi dari Relawan Bung Karno Ende yang kali ini diwakili oleh David Mossar. David memaparkan tentang apa itu Relawan Bung Karno Ende dan apa saja kegiatan positif yang telah dilakukan. Adalah salah satu kebanggaan karena saya juga anggota kelompok keren ini. Dan adalah salah satu kebanggaan ketika pada hari itu Relawan Bung Karno Ende menyumbangkan 20 meja mini untuk anak-anak di Lopo Cerdas! It's a wow.
Acara hari itu, dilanjutkan dengan tanya-jawab. Karena kita siapin 10 doorprize berupa kaos, flashdisk dan dompet serbaguna untuk para penanya, jadi kita buka slot 10 penanya. Alangkah terkejutnya saya ketika peserta yang bertanya ini mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sangat berbobot! Pertanyaan mereka diantaranya adalah bagaimana jika teman saya memosting foto adiknya yang mandi di sungai dalam keadaan bugil? Meskipun usia adiknya itu masih kecil, tapi jelas hal itu tidak boleh dilakukan. Sesi tanya-jawab ini masih berlangsung sampai pada pemaparan keuntungan penggunaan media sosial secara positif. Seperti Kakak Mila Wolo yang kemudian bercerita tentang menjual jagung ebi dan jilbab secara online, Abang Nurdin yang bercerita tentang kegiatan menulisnya yang menghasilkan uang, dan lain-lain.
Sayangnya kegiatan pada hari itu harus berakhir pada pukul 13.00 dan kami harus pulang ke Ende. Sebelumnya, masih ada lagi diskusi-diskusi kecil, karena setelah foto bersama di depan kantor desa, kami mampir ke rumah Om Ihsan untuk menikmati ubi-kuning-rebus dan sambal. Rasanya luar biasa menggiling lidah :D
Pulang dari Desa Manulondo saya merasakan sesuatu yang luar biasa yang dulu sangat ingin saya wujudkan tapi baru dapat terwujud sekarang. Mengajak teman-teman untuk menggunakan media sosial dengan baik dan bijaksana. Setidaknya kita dapat mengurangi konten-konten negatif dan memperbanyak konten-konten positif. Hal tersebut mudah kok dilakukan ... tergantung pada kebiasaan saja sih ...
Rencananya masih akan ada kegiatan-kegaitan lanjutan ... doakan ya, kawan!
Cheers.