Orange Camping, Moni.
Hari itu, Minggu ... hari terakhir liburan panjang Idul Fitri. Saya uring-uringan level galaksi karena selama liburan hanya di rumah saja. Tak apa juga lah di rumah saja, toh saya juga tidak berdiam diri karena begitu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan menjelang hari raya dan usai hari raya langsung memikul kamera demi sesuap nasi :p
Hari itu, Minggu ... hari terakhir liburan iseng saya memasang status BBM yang terjadi sebulan sekali gara-gara BBM sering eror. Eh, status saya disambar oleh Stanis dan dilanjutkan lewat chatting Facebook. Karena kami berdua sama-sama suntuk, maka janjianlah kami untuk pergi jalan-jalan. Pusing juga kalau hanya melihat kamar, laptop, gitar, mok kopi dan teh, juga Mamatua dan Tanta Sia ... eh ... kalau beliau berdua mah tak pernah bosan soalnya unik dan satu-satunya! Hehe.
Hari itu Stanis menjemput saya; kami sepakat mengendarai satu sepeda motor saja. Anehnya adalah kami belum punya rencana hendak pergi ke mana. "Ya sudah Tais, kita pergi ke jagung rebus kilometer sepuluh saja, yuk!" ajak saya. Di KM 10 arah timur Kabupaten Ende, kami menikmati jagung rebus panas, sambal jeruk, dan ikan asin dibakar. Wuih sadapnya. Sambil cerita-cerita, tertawa-tawa, muncul ide untuk melanjutkan jalan-jalan ini menuju Moni. "Ada Orange Camping tuh, Tais ... macamnya seru juga kalau kita ke sana!" celetuk saya berapi-api.
Mudah ditebak. Perut kenyang, hati senang, kami berdua melanjutkan perjalanan semakin ke timur. Sepanjang perjalanan yang ada cuma cerita-cerita-cerita tak ada habis-habisnya. Tidak sadar ... eh ... tahu-tahu kami sudah tiba di Moni! Yipieee. Mulailah kami mencari-cari Orange Camping yang fotonya pernah dipajang Oskar dan Etchon di Facebook. Tanya sana-sini, eh ketemu. Ada papan nama Orange Camping, di bok-mati menuju Moni yang bagian pojoknya berdiri kafe baru bernama Santiago Cafe.
Seorang pria duduk di atas batu di dekat kafe.
"Om, mau tanya ... Orange Camping di mana ya?" tanya saya dan Stanis.
"Oooh. Itu di bawah ... mari saya antar."
Ternyata pria yang masih muda tapi saya panggil om ini adalah penjaganya Orange Camping. Namanya Peter dan dia bercerita tentang tempat ini yangmana pemiliknya adalah Darno. Iya, saya kenal lab Darno. Dan saya baru tahu Orange Camping juga ada di Manggarai (atasnya sawah laba-laba). Tarifnya murah. Single 65ribu, double 100rb. Terletak di bekas sawah, di atas rumput hijau, udara bersih dan adem, tepat di samping DAM mini. Sementara itu makanan dan minuman silahkan cari di sekitaran Moni karena Orange Camping tidak sediakan. Lagian Cafe Santiago kan dekat, pesanan bisa mereka antar. Waktu itu setelah foto-foto dan tanya-tanya kami memesan kopi dan teh. Kopinya LUAR BIASA MAKNYUS!
Pukul 15.00 langit semakin berat akhirnya saya dan Stanis pun pulang ke Ende.
Next, kita rencana bakal ke Bena lagi dan menginap di Manulalu.
Cheers!
Pukul 15.00 langit semakin berat akhirnya saya dan Stanis pun pulang ke Ende.
Next, kita rencana bakal ke Bena lagi dan menginap di Manulalu.
Cheers!
Camping menikmati alam sejuk sungguh menyenangkan
BalasHapus