Film ini dirilis Desember 2015, nangkring di laptop saya pada Bulan Ramadhan kemarin, baru saya tonton beberapa hari yang lalu setelah menetapkan hati bahwa pada hari itu akan banyak film Indonesia yang saya tonton. Minat saya terhadap film Indonesia memang menurun drastis sejak beredar/bermunculan begitu banyaknya film hantu-hantuan yang kualitasnya jauh lebih bangke dari film dokumenter yang saya buat *iya, saya sadis sekali kalau mengomentari film hantu Indonesia*. Namun saya harus sportif mengacungkan jempol pada Assalamu'alaikum Beijing yang diangkat dari novel karya Asma Nadia. Sampai-sampai saya menulis: INI FILM INDONESIA TERBAIK YANG PERNAH SAYA TONTON. Berlebihan? Tidak. Bagi yang sudah nonton film ini mohon menyingkir jauh-jauh ya, ini khusus bagi yang belum nonton supaya terguga *tsaaaaah tergugah*.
Siapa para pemerannya? Kalian bisa lihat pada gambar di atas.
Dari semua nama pemerannya itu, awal mula kening saya berkerut ketika membaca nama Morgan Oey. Pertanyaan: apakah dia sanggup menandingi akting senior-senior di dunia perfiliman? Apakah imej dia sebagai anak band dapat dihilangkan? Apakah dia mampu memerankan tokoh Zhongwen yang oleh Sekar dipanggil CungCung. Namun ternyataaaa jeng jeng jeng Morgan mampu memerankan Zhongwen dengan sangat uh wow wow wow, sangat natural, sangat mempesona, dan sangat membuat saya kepingin punya suami seperti dia ... kelak. Hahaha.
Bicara soal ceritanya ...
Sebagai perempuan tangguh (maksudnya Asma yang tangguh, bukan saya) saya setuju pada Asma yang memutuskan untuk tidak lagi bersama Dewa. Maaaan, jaman sekarang masih ada laki-laki yang tak setia? Mainstraim! Laki-laki itu harusnya setia dengan alasan apapun, tahu! Hancurnya perasaan Asma itu jadi butiran styrofoam karena pengakuan Dewa terjadi sebelum pernikahan. Iya karena scene saat Dewa mengaku perbuatannya menghamili Anita terlihat orang-orang EO sedang setting lokasi untuk acara pernikahan (lha kan ada foto prewed gede yang mau dipajang kan?). Saya suka sekali adegan pertama ini ... sungguh girl power. Hihihi.
Asma kemudian terbang ke Beijing untuk bekerja sebagai koresponden sebuah media pemberitaan. Nah di sini dia bertemu sepasang suami-istri sahabatnya yaitu Sekar dan Ridwan yang sangat membantunya dalam hal mencari tempat tinggal dan memperkenalkan Beijing. Hingga suatu hari ketika Asma sedang bereksplorasi sendiri karena guide-nya sedang tidak bisa menemani, dia bertemu Zhongwen di dalam bis. Wah kejadian ini yang bikin saya mendadak merasakan asmara meletup di dada ... hahaha ... kan penonton juga bisa merasakan apa yang dirasakan oleh para tokoh di film :p Zhongwen memanggil Asma dengan Ashima, seorang tokoh legendaris perempuan dari Cina. Gimana-gimananye lu cari sendiri dah di Google soal tokon entu.
Singkat kata singkat cerita Asma dan Zhongwen saling jatuh cinta. Saya suka bagaimana cinta digambarkan dengan sangat santun di dalam film ini dimana norma-norma yang ada di dalam Islam betul-betul dijalankan. Saya sangat suka dialog-dialog antara Asma dan Zhongwen tentang Islam. Sayangnya Asma memutuskan untuk menolak Zhongwen (apalagi Dewa, pasti ditolak meskipun Dewa sampai mengejar Asma ke Beijing!) karena dia merasa tidak mampu menjadi pasangan yang baik akibat penyakitnya itu, penyakit yang dikenal dengan nama Antiphospholipid Syndrome. Ini sakit pengentalan darah yang bikin penderitanya bisa kena stroke, kebutaan, tidak bisa hamil (karena keguguran), dan lain-lain. Ini yang bikin semangat Asma pupus ... dia harus melupakan Zhongwen.
Pulang ke Indonesia kondisi Asma sangat parah ...
Apa yang tidak dia ketahui adalah bahwa di Beijing sana si Zhongwen malahan menjadi mualaf (memeluk Agama Islam), lantas mengejar Asma hingga ke Indonesia.
So sweet.
Ya, masih banyak scene lainnya di dalam film ini tetapi pada intinya adalah ini film menggambarkan sesuatu yang saya percayai selama ini yaitu jangan mempertahankan laki-laki yang jelas-jelas telah mengkhianati kita dengan cara apapun dan dengan dalil apapun. Ingat, Allah SWT telah mengatur kehidupan kita dengan sangat baik. Jangan pernah bergantung pada laki-laki setipe Dewa. Lepaskan saja dia dan biarkan Allah SWT memberikan kepadamu seseorang yang layak, seseorang yang pantas, seseorang yang mau menjadi Imam-mu dengan baik. Setidaknya film ini sudah membuat saya menangis (yaaaah banci lagi deh saya) dan sudah membuat saya mengacungi jempol dan berkata: INI FILM INDONESIA TERBAIK YANG PERNAH SAYA TONTON!
Happy weekend semuanya ...
Cheers :)
jadi inget kalau pernah nonton film ini
BalasHapusBagus kan filemnya? Hehehe
Hapus