Saya mengenal beliau sebagai sosok yang sangat cerdas, sangat ramah, sangat teratur dalam menyampaikan pemikirannya (ketika berbicara kerangkanya begitu teratur), dan santun pada siapa saja tak kenal pangkat atau golongan.
Beberapa kali mewawancarai beliau dalam Suara Universitaria, juga saat penyusunan buku Sang Visioner, wawasan saya pasti bertambah (absolutely). Dan beliau selalu membagi rejekinya pada saya dengan tulus.
Terakhir mengobrol dengan beliau, dalam bahasa Inggris (Jum'at, English Day). Saat itu, seperti kebiasaan beliau, sedang berjalan dari FKIP menuju Gedung Rektorat. Kami tertawa-tawa, lantas berpisah jalan.
... ajal, datang seperti adanya ajal ...
Selamat jalan Bapak Dr. Pius Pampe, M.Hum.
Uniflor kehilangan tokoh pendidik, seorang olahragawan (dari cerita beliau saat penyusunan buku Sang Visioner), seorang sosok 'Bapak' yang rendah hati. Allah bless you.
Setiap orang akan mengenang beliau dengan caranya sendiri-sendiri...
terimakasih infonya sangat bagus dan menarik, sukses buat pak admin.
BalasHapusObat Herbal Tukak Lambung