Secepat kilat saya memposting ini, setelah menaikkan statusnya di Facebook. Sesuatu yang luar biasa atas fast response from onliners. Seperti istilah kk Ilham Himawan, SUNTING :D
Terima
kasih Dio (Penyiar RRI Ende), terima kasih Cahyadi (mahasiswa Fakultas
Bahasa dan Sastra - Inggris - Uniflor), yang tanggap terhadap kebutuhan
darah pasien kanker tulang yang hendak dioperasi di RSUD Ende. Dio lewat
BBM, Cahyadi lewat Facebook. It's a wow bagi saya. Sangat terharu.
Ketika kita menggunakan media sosial (Facebook, Twtter, Blog, dll), juga media seperti SMS dan BBM untuk tujuan-tujuan baik, Insya Allah akan terbukti hasilnya. Di Jakarta sana orang-orang mau mendonorkan darahnya hanya dengan membaca informasi lewat Twitter : Blood For Life. Bahkan ada yang rela terbang dari Jakarta ke Jogjakarta karena jenis darah pasien di Jogjakarta itu sangat langka (dan mereka tidak saling mengenal satu sama lain). Kita juga pernah punya Blood For Life ENDE. Memang banyak yang langsung menanggapi aneh-aneh ketika kita mengkampanyekan kebutuhan darah, kebutuhan orang-orang yang sangat #urgent karena ini menyangkut nyawa. Apakah kita kenal mereka? Tidak. Mereka yang butuh darah, tidak perlu kita kenal mereka untuk tergerak hati kita mendonorkan darah.
Tidak banyak yang kita bisa buat memang, untuk membantu saudara-saudara kita, apalagi berpikir jauh membangun negeri ini (atau tanah Ende kita). Tapi, pernahkah terpikirkan untuk melakukan hal baik bagi orang-orangnya? Orang-orang yang menginjak tanah yang sama dengan kita? Misalnya : mendonorkan darah.
Malam ini, ke sekian kali saya buktikan : THE POWER OF SOCIAL MEDIA.
Sekali lagi terima kasih Dio, terima kasih Cahyadi. Sudah dua kantong untuk bekal operasinya. Semoga besok masih ada yang mau mendonorkan darahnya. Saya salut sama kalian... sangat!
Ketika kita menggunakan media sosial (Facebook, Twtter, Blog, dll), juga media seperti SMS dan BBM untuk tujuan-tujuan baik, Insya Allah akan terbukti hasilnya. Di Jakarta sana orang-orang mau mendonorkan darahnya hanya dengan membaca informasi lewat Twitter : Blood For Life. Bahkan ada yang rela terbang dari Jakarta ke Jogjakarta karena jenis darah pasien di Jogjakarta itu sangat langka (dan mereka tidak saling mengenal satu sama lain). Kita juga pernah punya Blood For Life ENDE. Memang banyak yang langsung menanggapi aneh-aneh ketika kita mengkampanyekan kebutuhan darah, kebutuhan orang-orang yang sangat #urgent karena ini menyangkut nyawa. Apakah kita kenal mereka? Tidak. Mereka yang butuh darah, tidak perlu kita kenal mereka untuk tergerak hati kita mendonorkan darah.
Tidak banyak yang kita bisa buat memang, untuk membantu saudara-saudara kita, apalagi berpikir jauh membangun negeri ini (atau tanah Ende kita). Tapi, pernahkah terpikirkan untuk melakukan hal baik bagi orang-orangnya? Orang-orang yang menginjak tanah yang sama dengan kita? Misalnya : mendonorkan darah.
Malam ini, ke sekian kali saya buktikan : THE POWER OF SOCIAL MEDIA.
Sekali lagi terima kasih Dio, terima kasih Cahyadi. Sudah dua kantong untuk bekal operasinya. Semoga besok masih ada yang mau mendonorkan darahnya. Saya salut sama kalian... sangat!
When I think they don't care ... I'm wrong!
Wassalam.
socmed memang hebat, kakak
BalasHapus