Gambar diambil dari Google
Saya mahasiswa baru *informasi yang tidak penting* dan sedang gemar sekali menulis setiap sesi perkuliahan (kuliah sore - malam). Sebuah binder cukup untuk memuat keras-kertas yang dibutuhkan menyimpan informasi dari dosen masing-masing mata kuliah.
Faktanya :
Beberapa dosen mengijinkan materi perkuliahan mereka untuk dikopi (soft copy). Sebagian lagi tidak. Tetapi meskipun materi softcopy sudah bercokol di laptop, saya tetap mencatat materi yang sama saat dosen berdiri di depan kelas dan layar infocus sedang menayangkan materi tersebut. Aneh? Iya. Hahaha. Orang lain cari gampang, saya cari susah.
Fakta(nya lagi) :
Saya baru sadar ternyata huruf saya JELEK. Hahahaha *digampar yang baca*
Ada satu dua dosen yang meminta kami untuk mencatat. Tetapi karena segalanya berjalan begitu cepat, dan kemampuan menulis cepat saya akan menghasilkan huruf yang lebih jelek lagi *saya tidak terima! Hahaha* makanya saya lebih suka mencatat semuanya di layanan note Blackberry. Tak peduli kontrak perkuliahan yang menyatakan bahwa telepon genggam dalam bentuk apa pun dilarang beroperasi di kelas *muka polos* Saat waktu luang tiba, biasanya pukul 12.00 di kantor, saya akan memindahkan tulisan di note tersebut ke halaman-halaman yang bersatu di dalam binder. Aneh? Ember!
Kebiasaan mencatat, atau mencatat kembali, sebenarnya sangat menguntungkan. Alasannya? Otak kita secara tidak sengaja belajar dua kali. Itulah sebabnya saya sangat suka mencatat. Dan ternyata saya sangat suka mencatat segala sesuatunya (mungkin karena saya juga sering lupa akan sesuatu). Apakah Anda percaya kalau saya bilang buku-buku tulis yang dulu saya gunakan untuk mencatat curhatan Gomezoner (pendengar Radio Gomezone yang saat ini radionya mati suri), sekaligus solusi yang saya berikan untuk mereka dalam program curhat 'Jujur Aja', masih ada di lemari sampai sekarang. Anda harus percaya karena memang masih ada *yeeee* :D Rajin? Tidak juga. Beberapa hal tidak saya catat kok misalnya saat mimisan, batuk, atau saat saya sedang ngelamun ;)
Ada satu hal lagi yang ingin saya ceritakan bahwa saya juga masih menyimpan sekitar 4 diary jaman dulu dengan tulisan-tulisan aneh itu *telen ludah* Bahkan salah satu diary khusus (diary ini saya namakan Narita) saya tulis tentang serial Friends, saat saya benar-benar jatuh cinta pada Matt LeBlanc. Satu diary lagi dengan logo sebuah perusahaan besar saya namakan : LeBlanc. Sinting :D
Mencatat, suka atau tidak suka, menolong kita sih sebenarnya. Kadang tulisan kita jaman dulu itu menggelitik sampai sangat malu menyadari kita pernah menulis hal-hal remeh seperti : hari ini saya jalan-jalan keliling kota sama angkot ... BO!
Wassalam.
catet doang? banyak baca, banyak tanya, banyak diskusi teh itu baru top hehehe
BalasHapusNah diskusinya juga loh om :D nanya juga sampe om pusing jawabnya hahahaha... kemarin malam baru aja diskusi seru bareng Ilham Himawan dan Yanuar Al :D
HapusPengalaman saya pas kuliah. Paling rajin catat mulai semester awal sampe semester empat. selanjutnya mulai malas dan sampai semester akhir tidak mencatat sama sekali. hehehehee.. Dan kebanyakan mahasiswa di kampus saya begitu. :D
BalasHapusWahahaha kayaknya saya juga bakal begitu deh... males mencatat... but so far masih rajin, Jo :D
HapusAh, kata siapa huruf mbak Tuteh jelek.
BalasHapusIni keliatannya rapi jali gini..
saya juga punya buku catatan harta karun jaman SMP: cerpen-cerpen tulisan tangan (yang tidak pernah tamat) hihihi :D
BalasHapusjadi ingat kehinaan zaman dulu. kata mutiara & kata kenangan :)))
BalasHapusCatatan kuliahku yang terakhir masih ada di kotak tuh... ada beberapa binder, warna-warni... dicatat coret2, dipindah ke words biar lebih cakep, diprint, dibaca sekilias2... ngga sampai hafal banget yang penting ngerti. Dan sekarang lagi kebingungan, mau diapain itu?
BalasHapus