Sebuah pohon di dekat papan nama ini sudah tidak ada.
Pada postingan sebelumnya saya telah bercerita tentang kedatangan Ika dan Pras ke Ende. Salah satu agenda kami Hari Jum'at itu adalah mengunjungi Situs Bung Karno, salah satu tempat bersejarah saat Bung Karno diasingkan ke Kota Ende. Dalam tahun 2013 (setelah direnovasi) beberapa kali sebelumnya saya pergi ke sana, tetapi ketika kunjungan kemarin itu, banyaaaaak sekali perubahan yang terjadi. Perubahan-perubahan itu diantaranya : barang-barang Bung Karno selama di Ende kini disimpan di etalase baru yang cantik dengan plang keterangan dari masing-masing benda (dulunya hanya ditata di lemari kaca), meja kursi kayu untuk tamu sekarang sudah dilingdungi mika (transparan) dan diberi pembatas (dulunya hanya diletakkan begitu saja dan kami bahkan boleh duduk loh), tempat tidur kini dipasangi seprei dan kelambu putih (dulunya hanya tempat tidur kosongan saja). Dan semua diberi pembatas. Oh ya, lemari kaca tempat menyimpan barang-barang Bung Karno itu kini diletakkan di teras belakang dan berisi buku-buku tentang mantan RI-1 tersebut.
Berikut ini foto-fotonya :
Pras dan Ika di depan meja kursi ruang tamu.
Ilham sedang mengisi buku tamu *serius sekali!*
Dulang dan Alas Kuningan (Kuningers, donk :D)
Biola.
Kami tidak sendiri sore itu. Ada rombongan ibu-ibu dan rombongan satu keluarga yang juga ingin menyaksikan bukti sejarah Bung Karno diasingkan ke Kota Ende. Saya sempat geram sama seorang ibu yang seenaknya saja meletakkan backpack-nya di atas etalase dengan wajah tidak bersalah. Maksudnya; ini adalah warisan sejarah milik kita yang telah dirapikan dan disimpan di etalase. Mbok ya jangan sampai bersikap seenaknya begitu. Langsung saya tegur dengan berpura-pura hendak memotret.
Satu hal yang mungkin tidak disadari adalah kotak amal. Tempat-tempat wisata yang pernah saya kunjungi di luar Pulau Flores selalu ada yang namaya retribusi (bahkan tempat wisata Danau Kelimutu saja ada retribusi/karcis-nya!). Tetapi di Situs Bung Karno hanya tersedia kotak amal bagi pengunjung yang mau merelakan lembaran Rupiahnya berpindah tempat, seikhlasnya. Jadi sebel karena dulu waktu mau ke Kawah Putih di Jawa Barat kami tertahan di pos penjagaan dan memutuskan untuk batal karena biaya mobil yang dihitung untuk memasuki wilayah tersebut lebih mahal dari hitungan biaya per manusia-nya.
Bila ada yang bertanya pada saya, masih mau ke Situs Bung Karno lagi? Ya jelas masih mau! Letaknya hanya sepelemparan batu dari rumah saya. Lagian sudah jelas saya tulis di blog travel saya : traveling the world, start from your hometown.
Kalian sudah pernah datang ke Situs Bung Karno? *pertanyaan umpan* huehuehue.
Wassalam.
Duh, yang di bengkulu, Blitar saja belum pernah berkunjung, apalagi yang jauh seperti Ende ini.
BalasHapusHarus nabung biar bisa jalan-jalan seperti Tuteh!
Biar kata dekat, biar kata sering dikunjungi...yah selalu saja ada angle yang berbeda. :D *bukti penyerangan* #PerangPostinganBlog
BalasHapussuatu saat nanti kakak :D
BalasHapusKapan-kapan kalau ke Ende kayaknya sy butuh pemandu dan fotografer. Ham tolong disiapkan yah .. :D
BalasHapus#Ikutan #PerangpostinganBlog
kemarin sempet pas teh buat di twitter, aku kira ada situs ( webnya ) googling googling ga dapat...
BalasHapussekalinya situs yang di maksud ini toh :D
kapan aku bisa kesana ...
#PerangpostinganBlog
kalau rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu, di halaman belakangnya ada sumur yang konon airnya punya khasiat untuk awet muda. Nah..itu makanya muka saya jadi baby face..ahahaha
BalasHapusLooh Bang Ragil, kok sama? Di sini juga ada sumur yang katanya buat awet muda! Huahahaha SAMA! :D
BalasHapusbaru kemarin ketemu temen di Semarang yg katanya pernah jadi dokter di rumah sakit di Ende. jadi tambah pengen ke sana deh. hiks
BalasHapusSuatu hari nanti... aku akan mengunjungi tempat ini. Insya Allah.
BalasHapus