Waktu mau nulis ini kuping saya seperti mendengar lagu CINTA-nya
d’Bagindas. Well, mari kita sepakati
saja judulnya Bertahan Satu Damri. Saya sangat menyukai Damri karena itulah
satu-satunya transportasi nyaman, menurut saya, dari Soeta ke kota. Ada sih
taxi tapi selama kita bisa berhemat kenapa harus boros? Haha. Kadang-kadang
saya naik taxi, kadang-kadang naik Damri, tergantung pilihan ganda-nya aja
*kayak ujian*
Kemarin, kemarin yang enggan saya tuliskan date-nya, saya tiba di Soeta sudah malam.
Pukul 10. Sudah malam ya itu. Untungnya Damri ada dan tersedia dari Soeta ke
kota hingga pukul 12. Sudah pagi ya itu. Sialnya Damri ada dan tersedia dari
kota ke Soeta hanya sampai pukul 9. Iya, 9 malam. Sebelum kita terjebak dalam
lingkaran kalimat tidak jelas ini, saya mau bilang terima kasih untuk Damri.
Banyak orang yang sudah kau tolong, Dam. Hehe. Orang butuh Damri untuk keluar
dari Kerajaan Soeta untuk memperoleh lebih banyak pilihan praktis di kota;
mikrolet, kopaja, ojek, taxi, bahkan bajaj.
Kalau ada yang nanya pilihan saya untuk keluar dari Soeta itu
apa, jawaban saya ya Damri. Ketika mereka mengeluarkan pekik ketakutan dan
lain-lainnya soal crime world, saya
hanya bisa tertawa. Kejahatan bisa terjadi di mana saja, kapan saja, tanpa
aba-aba. Tinggal kitanya saja yang mesti pintar mengantisipasi. Mudah kok.
#okesip
Tulisan yang aneh bin ganjil.
Wassalam.
Iya.. Damri itu pilihan utama saya kalo lagi traveling. Selama ngga menggunakan pesawat pertama, saya pasti milih naik Damri untuk menuju bandara atau dari bandara menuju rumah saya...
BalasHapushum.. disini kk Damri masih 2000 ongkos pi kota on jayapura.. salah satu faforit transportasi yang paling sa'suka meskipun bentuknya sudah dimakan umur tapi intiya murah dan nyaman.. tapi kalo bola pas peripura main' hum.. jang bilang'lay kk ini transportasi yang paling ditunggu oleh sporter setelah nonton bola ... heheh jadi kenek di Damri .. :)
BalasHapus