Terus terang, hingga 15 Desember 2010 saya belum punya ide tulisan. Apa yang harus saya tulis tentang; apa yang bisa diberikan kepada diri sendiri, masyarakat, bahkan Negara, dengan bantuan teknologi? Lama berpikir, saya lantas mempersempit kalimat itu menjadi sangat sederhana dan jawaban saya adalah BANYAK! Kenapa harus repot berpikir? Based on my true story, banyak sekali yang sudah saya dapatkan dari teknologi internet dan, khususnya, blog!
Tahun 1998 saya kenal internet dan tahun 2003 saya mulai kenal blog. Diperkenalkan oleh seorang perempuan, yang lewat teknologi pula kami berkenalan (mIRC dan YM), bernama Vita, saya akhirnya ngeblog. Awalnya, blog bagi saya berfungsi seperti dasarnya yaitu diary online. Bercerita tentang apa yang kita alami dan membiarkan orang lain berkomentar (bila diinginkan). Kebetulan saya memang suka menulis (ya kita menyebutnya menulis tapi sebetulnya mengetik, hehehe) jadi tidak ada masalah dengan postingan blog. Mau diupdate setiap hari, seminggu sekali atau bahkan sehari empat kali, suka-suka. Tak hanya suka berbagi cerita, saya juga suka berkelana dari satu blog ke blog yang lain untuk membaca cerita mereka.
Tak lama ngeblog, Vita mengajak saya bergabung dengan komunitas blogger bernama Blogfam (Blogger Familly). Sebelumnya saya juga sudah mengetahui komunitas blogger yang lain seperti Blogbugs atau BBV. Nah, di Blogfam ini lah kegiatan menulis saya semakin menggila. Di Blogfam ada subforum bernama Galeri Kreasi. Di sana kreasi apa saja silahkan diposting. Puisi, cerpen, artikel, tulisan inspirasi hingga foto. Mau apa lagi? Saya memang suka menulis, yaaa puisi dan cerpen saya bertaburan di sana. Ditambah lagi saya diajak membuat cerfet (cerita estafet) oleh seorang perempuan bernama Elsa yang berdomisili di Belanda. Wah, tidak mungkin ditolak kan?
Ternyata gabung di komunitas blog membawa manfaat yang luar biasa bagi saya.
1. Tulisan saya dihargai dalam lomba-lomba yang diselenggarakan.
2. Tulisan saya dibukukan, bersama tulisan teman-teman lain.
3. Tulisan saya dalam sebuah cerfet; The Messenger, diterbitkan oleh Gramedia (padahal tulisan saya di situ jelek sekali, hehehe).
4. Cerfet The Messenger nyempil di acara Kickandy-MetroTV dalam kategori novel unik (The Messenger adalah sebuah cerfet. Proses pembuatannya itu yang unik).
The Messenger yang awalnya hanya jadi konsumsi member Blogfam akhirnya dikonsumsi masyarakat luas.
Itu baru blog yang isinya tulisan. Bagaimana dengan blog yang digunakan untuk mengapresiasikan kegemaran fotografi, memasak, menjahit, dan lain-lain? Hei, blog membawa manfaat yang begitu nyata dan luas untuk semua orang! Bahkan Anda pun bisa mengembangkan bisnis menggunakan blog.
Dari pengalaman pribadi saya di atas, semangat untuk menyebarkan virus blog tak tertahankan lagi. Tapi sayang… mereka lebih suka jejaring sosial yang ngetop ‘lewat lagu’ ketimbang ngeblog. Bikin blog hari ini, besok sudah lupa. Nanti kalau saya bertanya, mereka hanya cengar-cengir. Kadang sudah lama waktu berlalu, muncul jendela chat yang isinya : T, PASSWORD BLOG SAYA APA YAK? Meskipun demikian, semangat tidak pernah luntur. Saya justru semakin menjadi-jadi mengajak mereka ngeblog. Bahkan saya bersedia mengisi konten blognya... sesekali.
Januari 2009, bersama teman-teman (meskipun bukan asli orang NTT) kami membentuk Komunitas Blogger NTT. Akhirnya bisul yang selama ini saya tahan sakitnya, pecah juga. Flobamora Community mengajak semua orang untuk bergabung, apalagi orang NTT. Yang sudah punya blog atau yang belum punya (nanti kan bisa diajarkan caranya, hehehe). Kami ingin orang-orang tahu bahwa blog memiliki manfaat yang sangat banyak. Mulai dari memperbesar jaringan (banyak teman euy!), berkarya, mengasah kreatifitas hingga cari nafkah. Kalau semua orang Indonesia mengerti internet dan tahu bagaimana memanfaatkannya, saya rasa angka pen-demo bisa ditekan sedikit demi sedikit :)
Yaaaaa mungkin mereka akan berpikir, "wah, panas benar hari ini! Ketimbang panas-panasan di depan gedung NGANU, mending klik PTC aja ah!"
Sampai saat ini Flobamora Community masih melaksanakan kegiatan-kegiatan yang intinya mengajak orang ngeblog. Paling sering lewat workshop yang dilaksanakan di sekolah maupun di warnet-warnet (kami mengumpulkan 3 sampai 5 orang dan mengajari mereka caranya ngeblog). Bahkan akhir-akhir ini saya melakukan pendekatan secara personal dengan orang-orang dan memberikan tutorial blog kepada mereka... gratis.
Mungkin NTT terlalu luas bagi saya. Ende dan Maumere, saya melihat sendiri perkembangan blog dan bagaimana susahnya kita mengajak orang untuk ngeblog. Image Facebook yang terbentuk di benak mereka sudah tertanam begitu dalam. Sampai saya bilang, "susah digeser tuh fb! Gimana mo nanem blog di otak mereka?"
Padahal anak-anak sekolah/kuliahan sering mengambil data untuk mengerjakan PR mereka dari... blog! Blognya dokter, blog kesehatan, blog IT, blog cerpen (bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia) dan lain-lain. Mungkin tahap mereka masih pada mengambil, belum pada memberi. Suatu saat nanti, bila mereka telah benar-benar mengerti tentang blog dan manfaatnya, mungkin salah satu dari mereka ada yang akan menjadi blogger profesional atau full time blogger. Hidup bersama blog... Ya ya ya... saya memang tidak paham betul tentang SEO dan lain-lain, tapi saya percaya orang benar bisa hidup dari media internet. Bisa benar-benar hidup dari blog.
Wassalam.
Hahahah tulisannya NGACO abesss!!! :D
BalasHapussaya juga percaya kalau orang bisa hidup dari media internet. bersyukurlah, kak.. masih bisa aktif terus nulis dan update terus tulisannya. tak banyak orang yang bisa terus konsisten dalam menulis (mungkin termasuk yg nulis komen ini, jg termasuk yg belum konsisten. hehehe)
BalasHapuskak...betul sekali
BalasHapusbagi saya menulis emang dr hati...sy pernah baca hasil riset lupa dr mana tp yg jelas memang fakta bahwa kebiasaan menulis dan membaca org indonesia itu masih tergolong rendah, terutama di kalangan pelajar/akademisi. ini belum soal menulis ilmiah lho, menulis hel remeh temeh dikeseharian aja mungkin gak bisa! saya juga baca hasil penelitian dr Undana, kenapa sejarah masy. Timor cepat hilang? krn di Timor dulu hanya dikenal jurubicara atau bahasa Dawannya 'mafefa' doang, gak ada juru tulisnya. jd yg ada hanya bahasa dan cerita lisan gak ada tulisannya...itulah kenapa kebudayaan kita sulit maju. meskipun budayanya brilian tp krn gak ada tulisannya, yah sudah ilang aja dr generasi terdahulu...
:(
(chr.dicky.senda)
..tapi setidaknya nekad menulis. Saya merasakan hal itu juga. Sampai tgl 15 belum punya ide, ditambah puyeng kepala. akhirnya nyerah untuk melewatkan kesempatan microsoft bloggership thn ini. hikss.sedih.
BalasHapusSalam Kenal ya
setuju deh sama ka tuteh,,
BalasHapusbagi masing2 orang menulis itu berbeda2. ada yang senang menulis karena mank hobby, ada yng menulis krn profesi, da yang menulis karena terpaksa(tugas dll). yah trgntung kita, dari sisi mana kita bertekad untuk menulis. tetapi dari blog itu bisa dapet bnyk mnfaat.itu yang santi rasa.
(bukan cuma tulisannya ka tuteh(yang dibilang) ngaco abis, tapi komennya santi jg ngaco abiiiss! hehehehe ^__^V
eh ada namaku di sini... *narsis kumat* thx tut.. buat segalanya.. tehnologi juga yang menyatukan kita sebagai sodara ya.. :)
BalasHapusternyata tuteh pernah bikin cerpen toh dan diterbitin. keren!
BalasHapus