14 hari keliling Jawa Barat, hadiah jalan-jalan dari ACIDetikCom, agenda pertama Team 11 - Jawa Barat alias Team Ninja Hatori adalah mengunjungi Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah.
Saya selalu punya ketertarikan pada segala macam bentuk wisata seni, adat dan budaya. Bisa berlama-lama saya di suatu tempat untuk melihat lebih dekat segala yang selama ini hanya saya lihat di televisi atau mengetahuinya hanya dari internet. Suka senyum-senyum sendiri karena puas akhirnya bisa berada di tempat tersebut. Lantas menghela nafas panjang, menahan air mata yang menggenang dipelupuk, saya bangga bisa ikut menyaksikan, ikut menjadi saksi dari kekayaan Indonesia ini.
Perjalanan menuju Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah boleh dibilang panjang dan berliku *duileeee drama banged* hihihi. Kami tersesat, lost, tanya sana-sini dan akhirnya tiba di depan plang sanggar yang menjadi sangat terkenal usai penampilan Aerli Rasinah bersama Brandon di TransTV itu.
Mungkin karena datang bukan pada jadwal latihan, kami disambut suasana sepi. Hanya ada seorang pria di situ yang lantas segera pergi memanggil Ibu Wacih, Aerli, seorang pria bernama Ade, suaminya Aerli. Umumnya seperti pengunjung lainnya, kami memperkenalkan diri dan mengutarakan maksud untuk mengetahui lebih banyak tentang sanggar tersohor ini langsung dari sumbernya. Sebetulnya saya pribadi senang kalo suasananya sepi, kesempatan bertanya jadi lebih besar dan mereka punya lebih banyak waktu untuk kita.
Lantas, siapakah Ibu Wacih? Ibu Wacih ini putri tunggal Mimi Rasinah! Sementara Aerli, seperti yang temans sudah tahu, adalah cucu Mimi Rasinah yang mendapat 'warisan' langsung dari Sang Maestro sebelum meninggal dunia.
Kami duduk di ruang sanggar di mana terdapat cermin besar, foto-foto, lukisan Panji Rogo Sukma, alat musik untuk mengiringi tarian, dllnya. Ruangannya tidak besar namun sejuuuuk. Silih berganti Ibu Wacih, Aerli dan Ade bercerita tentang sejarah awal Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah, perkembangannya, perjuangan dan pengorbanan, serta saat-saat terakhir sebelum MiRas (begitu panggilan sayang mereka pada Mimi Rasinah) menghembuskan nafas yang terakhir. Saya yang mendengarnya jadi terharu. Bagaimana sanggar ini berdiri di tengah kecamuk perang, orangtua MiRas pernah dituduh sebagai mata-mata dan topeng-topeng dihancurkan, perjuangan MiRas untuk meneruskan Tari Topeng ini hingga menitiskan ilmunya pada Aerli.
Saya, dan Acie, jadi terharu... sangad!
Indonesia itu beruntung dan kayaaa sekali. Sangat beruntung karena memiliki orang seperti MiRas dan Aerli. Mereka, dengan kesederhanaan dan berbekal tekad untuk manjaga budaya, begitu total dengan dunia tari ini.
Di sela-sela obrolan, datang beberapa saudara Aerli ke sanggar. Ada pula beberapa anak kecil yang langsung mainin alat musik seperti gamelan, gendang dan gong. Ada bocah laki-laki berusia 4 tahun lho! Hebat! Ndilalah, karena emang dasarnya penari, si Rani (adik bungsu Aerli) mau saja diminta perform di depan kami. Yaaaaa! Akhirnya saya bisa juga nonton secara langsung pertunjukan Tari Topeng Mimi Rasinah! Hehehe. Rani, 8 tahun, sudah sangat lihai menari topeng. Nggak canggung sama sekali! Padahal kan spontan. Mungkin karena sudah jadi makanan sehari-hari ya. Hebaaaat deh pokoknya.
Saat kami lagi asyik mengobrol, tiba-tiba ibu Wacih masuk ke dalam rumah. Ya obrolan dilanjutkan bersama Aerli dan Ade. Eeeeh tak lama... ya Tuhaaaaaaan... ibu Wacih memanggil Aerli dan mereka ternyata mengeluarkan topeng-topeng legendaris milik Mimi Rasinah! Wow, ini sangat berarti bagi kami. Topeng-topeng itu dikeluarkan ditemani dengan sebuah dupa yang sedang menyala. Wangi dupa, eksotisnya topeng dan tuturan cerita... perpaduan yang memikat.
Saat ini Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah diurusi oleh Aerli dan Ade, juga ibu Wacih dan sodara-sodara yang lain membantu. Kehidupan sanggar ini bisa terus berlangsung salah satunya juga dari orderan-orderan manggung. Bahkan waktu kami datang sebetulnya agak siang sedikit Aerli harus berangkat ke Cirebon untuk latihan bakal manggung pula.
Tari Topeng, salah satu tarian khas dari Jawa Barat, Indonesia. Jangan cari tari topeng di luar negeri, jelas nggak ada! Mereka adanya badut :p hehehe. Yang seperti ini lah yang harus kita jaga. Meskipun saya bukan orang Jawa Barat tapi rasanya saya juga pantas untuk bercerita tentang tarian ini dan budaya lainnya pada siapa pun! Mereka yang mau mengetahui maupun tidak. Karena ini milik Indonesia. Jangan sampai begitu milik kita ini diklaim oleh negara lain, baru deh ngamuk-ngamuk hehehe.
Saya pribadi berharap Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah ini bisa jadi se-spektakular Saung Angklung Udjo. Mungkin pembenahannya nggak harus serentak. Pelan-pelan juga bisa asal ada yang mau membantu... semoga saya bisa meski cuma lewat tulisan ini hehehe :D
Hmmmm masih pengen berlama-lama di Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah tapi apa daya waktu tidak mengijinkan. Masih banyak tujuan lainnya yang harus dikunjungi... Semoga suatu hari nanti masih bisa mengunjungi Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah dalam suasana berbeda! Doakan saya yaaa! Hehehe *towel pembaca*
Kritik, saran, komen? Please let me know *halah*
Wassalam.
Saya selalu punya ketertarikan pada segala macam bentuk wisata seni, adat dan budaya. Bisa berlama-lama saya di suatu tempat untuk melihat lebih dekat segala yang selama ini hanya saya lihat di televisi atau mengetahuinya hanya dari internet. Suka senyum-senyum sendiri karena puas akhirnya bisa berada di tempat tersebut. Lantas menghela nafas panjang, menahan air mata yang menggenang dipelupuk, saya bangga bisa ikut menyaksikan, ikut menjadi saksi dari kekayaan Indonesia ini.
Perjalanan menuju Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah boleh dibilang panjang dan berliku *duileeee drama banged* hihihi. Kami tersesat, lost, tanya sana-sini dan akhirnya tiba di depan plang sanggar yang menjadi sangat terkenal usai penampilan Aerli Rasinah bersama Brandon di TransTV itu.
Mungkin karena datang bukan pada jadwal latihan, kami disambut suasana sepi. Hanya ada seorang pria di situ yang lantas segera pergi memanggil Ibu Wacih, Aerli, seorang pria bernama Ade, suaminya Aerli. Umumnya seperti pengunjung lainnya, kami memperkenalkan diri dan mengutarakan maksud untuk mengetahui lebih banyak tentang sanggar tersohor ini langsung dari sumbernya. Sebetulnya saya pribadi senang kalo suasananya sepi, kesempatan bertanya jadi lebih besar dan mereka punya lebih banyak waktu untuk kita.
Lantas, siapakah Ibu Wacih? Ibu Wacih ini putri tunggal Mimi Rasinah! Sementara Aerli, seperti yang temans sudah tahu, adalah cucu Mimi Rasinah yang mendapat 'warisan' langsung dari Sang Maestro sebelum meninggal dunia.
Kami duduk di ruang sanggar di mana terdapat cermin besar, foto-foto, lukisan Panji Rogo Sukma, alat musik untuk mengiringi tarian, dllnya. Ruangannya tidak besar namun sejuuuuk. Silih berganti Ibu Wacih, Aerli dan Ade bercerita tentang sejarah awal Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah, perkembangannya, perjuangan dan pengorbanan, serta saat-saat terakhir sebelum MiRas (begitu panggilan sayang mereka pada Mimi Rasinah) menghembuskan nafas yang terakhir. Saya yang mendengarnya jadi terharu. Bagaimana sanggar ini berdiri di tengah kecamuk perang, orangtua MiRas pernah dituduh sebagai mata-mata dan topeng-topeng dihancurkan, perjuangan MiRas untuk meneruskan Tari Topeng ini hingga menitiskan ilmunya pada Aerli.
Saya, dan Acie, jadi terharu... sangad!
Indonesia itu beruntung dan kayaaa sekali. Sangat beruntung karena memiliki orang seperti MiRas dan Aerli. Mereka, dengan kesederhanaan dan berbekal tekad untuk manjaga budaya, begitu total dengan dunia tari ini.
Di sela-sela obrolan, datang beberapa saudara Aerli ke sanggar. Ada pula beberapa anak kecil yang langsung mainin alat musik seperti gamelan, gendang dan gong. Ada bocah laki-laki berusia 4 tahun lho! Hebat! Ndilalah, karena emang dasarnya penari, si Rani (adik bungsu Aerli) mau saja diminta perform di depan kami. Yaaaaa! Akhirnya saya bisa juga nonton secara langsung pertunjukan Tari Topeng Mimi Rasinah! Hehehe. Rani, 8 tahun, sudah sangat lihai menari topeng. Nggak canggung sama sekali! Padahal kan spontan. Mungkin karena sudah jadi makanan sehari-hari ya. Hebaaaat deh pokoknya.
Saat kami lagi asyik mengobrol, tiba-tiba ibu Wacih masuk ke dalam rumah. Ya obrolan dilanjutkan bersama Aerli dan Ade. Eeeeh tak lama... ya Tuhaaaaaaan... ibu Wacih memanggil Aerli dan mereka ternyata mengeluarkan topeng-topeng legendaris milik Mimi Rasinah! Wow, ini sangat berarti bagi kami. Topeng-topeng itu dikeluarkan ditemani dengan sebuah dupa yang sedang menyala. Wangi dupa, eksotisnya topeng dan tuturan cerita... perpaduan yang memikat.
Saat ini Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah diurusi oleh Aerli dan Ade, juga ibu Wacih dan sodara-sodara yang lain membantu. Kehidupan sanggar ini bisa terus berlangsung salah satunya juga dari orderan-orderan manggung. Bahkan waktu kami datang sebetulnya agak siang sedikit Aerli harus berangkat ke Cirebon untuk latihan bakal manggung pula.
Tari Topeng, salah satu tarian khas dari Jawa Barat, Indonesia. Jangan cari tari topeng di luar negeri, jelas nggak ada! Mereka adanya badut :p hehehe. Yang seperti ini lah yang harus kita jaga. Meskipun saya bukan orang Jawa Barat tapi rasanya saya juga pantas untuk bercerita tentang tarian ini dan budaya lainnya pada siapa pun! Mereka yang mau mengetahui maupun tidak. Karena ini milik Indonesia. Jangan sampai begitu milik kita ini diklaim oleh negara lain, baru deh ngamuk-ngamuk hehehe.
Saya pribadi berharap Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah ini bisa jadi se-spektakular Saung Angklung Udjo. Mungkin pembenahannya nggak harus serentak. Pelan-pelan juga bisa asal ada yang mau membantu... semoga saya bisa meski cuma lewat tulisan ini hehehe :D
Hmmmm masih pengen berlama-lama di Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah tapi apa daya waktu tidak mengijinkan. Masih banyak tujuan lainnya yang harus dikunjungi... Semoga suatu hari nanti masih bisa mengunjungi Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah dalam suasana berbeda! Doakan saya yaaa! Hehehe *towel pembaca*
Kritik, saran, komen? Please let me know *halah*
Wassalam.
senangnya bisa jalan-jalaaaan... *iri*
BalasHapusjempol buat tari topeng miras..dan tentu saja jempol buat tuteh! ;)
BalasHapusfotonya dibanyakin dong teh
BalasHapusBang Ragil : iya nih apalagi nginep di Sampireun wkwkwkwkwk (kalo kk Meity dan kang Iwok yang baca, habislah saya dicabik2 :D wkwkwkwkw)
BalasHapus@Pak Bagas : makasih masih mau datang ke blog inih dan membaca tulisan2 yang nggak ada apa2nya dibandingkan tulisan bapak heheheheh :D
@Milikiti : hehehe foto2 banyak di facebook... saya usahakan yaks :D