Foto diambil dari Google.
Setiap daerah di Indonesia mempunyai kuliner/makanan khas masing-masing. Contohnya Ende punya Ubi Cincang atau Wa'ai Ndota yang paling enak disantap dengan lauk Ika Soa Santan, Sambal Kemangi dan Daun Singkong di-urap atau di-santan. Enak gilaaaaa... kalian bakal tergila-gila sama kuliner khas Ende. Saya jamin itu.
Berwisata tanpa mencoba kuliner daerah wisata yang kita kunjungi, rasanya kurang lengkap! Makanya dalam perjalanan empatbelas hari Aku Cinta Indonesia 2010 (ACI) oleh DetikDotCom bersama my lovely partner, Acie, kami selalu menyempatkan diri mencari kuliner khas daerah setempat meskipun nggak bisa semua terpenuhi tapi cukup berarti lah perjuangan kami *halah* hehehe. Yaaaa dasarnya saya juga PECINTA KULINER MANAPUN alias OMNIVORA, jadi hajar aja bleh. Hahaha. Ini lah penyebabnya gula darah saya sempat ngamuk... mulut tebal, lemas dan ujung jari bergetar *lebayDYOTkom*
Beberapa kuliner khas yang sempat kami cicipi dari kunjungan ke Jawa Barat adalah;
1. Nasi Jamblang.
2. Opak.
3. Lalapan khas Ampera.
4. Ikan bakar khas Cilacap.
Yumiii.
Beberapa makanan lainnya yang masuk ke perut bukan merupakan makanan khas Indonesia :p tapi makanan khas Itali dan Amerika hahaha.
Nah, mari kita berkisah tentang nasi jamblang ini. Apa sih yang membedakan nasi jamblang dengan nasi uduk, nasi campur atau nasi basi? Hehehe. Nasi jamblang yang kami cicipi (kalo sepiring mah bukan cicip lagi tapi hajar! :p) adalah nasi jamblang Bu Nur.
Wikipedia mengatakan :
Sega Jamblang (Nasi Jamblang dalam Bahasa Indonesia) adalah makanan khas masyarakat kota Cirebon, Jawa Barat. Nama Jamblang berasal dari nama daerah di sebelah barat kota Cirebon tempat asal pedagang makanan tersebut. Ciri khas makanan ini adalah penggunaan daun Jati sebagai bungkus nasi. Penyajian makanannya pun bersifat prasmanan. Menu yang tersedia antara lain sambal goreng (yang agak manis), tahu sayur, paru-paru (pusu), semur hati atau daging, perkedel, sate kentang, telur dadar/telur goreng, telur masak sambal goreng, semur ikan, ikan asin, tahu dan tempeserta tidak ketinggalan 'blakutak', sejenis cumi-cumi yang dimasak bersama tintanya. Sega Jamblang adalah makanan khas Cirebon yang pada awalnya diperuntukan bagi para pekerja paksa pada zaman Belanda yang sedang membangun jalan raya Daendels dari Anyer ke Panarukan yang melewati wilayah Kabupaten Cirebon, tepatnya di Desa Kasugengan. Sega Jamblang saat itu dibungkus dengan daun jati, mengingat bila dibungkus dengan daun pisang kurang tahan lama sedangkan jika dengan daun jati bisa tahan lama dan tetap terasa pulen. Hal ini karena daun jati memiliki pori-pori yang membantu nasi tetap terjaga kualitasnya meskipun disimpan dalam waktu yang lama.
Jadi lah malam itu kami menikmati nasi jamblang Bu Nur. Cara menjualnya yang prasmanan, pelayan-pelayan yang ganteng-ganteng (hayaaaaaah Tuteeeeh :p) dan harga murmer... wadawwww... keren gilaaaa! Nasi diletakkan di piring yang sebelumnya sudah dialasi sama daun jamblang. Menunya juga bervariasi. Ada sekitar 20-an lebih menu lauk pauk yang di-prasmanan-kan di meja setengah lingkaran. Surga pilihan untuk omnivora macam saya hehehe.
Tapiiii makan nggak boleh kalap lagi hihihi ;)) maklum, kadar gula dalam darah semakin tidak terkendali, jeung!
Btw btw btw, ada satu lagu yang udah lamaaa banget saya tonton di Dahsyat, tapi baru sekarang ini ngetop banget di kalangan Indra dan teman-temannya hehehehe. Lagunya SOUL ID yang INGIN DICINTA itu ... ntar mo dikupas aaaaaahhhh... Mo leyeh-leyeh dolo!!!!!
Wassalam.
wah wah kuliner kuliner, mantabs :D
BalasHapusPrasmanan lauknya sampai 20 macam? Kalo saya malah bingung milihnya hehehe..
BalasHapusBoleh nggak sih dicicip semuanya :D