"Pagi.
Rumahku.
Meja makan.
Secangkir Teh.
Sebungkus rokok.
Ditemani mamatua."
Ada yang kurang? Yep, tayangan televisi. Di kotak elektronik tersebut, acaranya dihost-in ama omku tercinta Dedi Mizwar & tetehku tersayang Sarah Sechan. Kayaknya acara seperti itu lah yang dibutuhkan oleh wanita pekerja-seks[i] seperti aku *tertawa kecil penuh kebahagiaan*
Pagi itu, topik yang diangkat oleh om Dedi & teh Sarah adalah tentang Pengesahan RUU Antipornografi & Pornoaksi yang ditentang oleh banyak wanita; diantaranya ada bunda Nuria dan Inul.
Setelah acaranya selesai, aku bengong. Ada banyak pertanyaan yang berputar2 di kepala, persis Donal Bebek kalo abis jatuh. Diantaranya;
RUU itu untuk wanita atau untuk pria? Mengapa justru wanita yang menolak RUU tersebut dan pria yang mendukungnya? Bukti para pria idiot itu ternyata enggak bisa nahan napsu? *kasian*
Aku seorang yang beragama Islam, namun menurutku RUU tersebut too ridiculous & stupid.
Kelihatannya, Inul adalah fokus segala fokus dari RUU ini *tertawa garing*
Next, mengapa budaya yang telah membesarkan bangsa ini, tiba2 harus dimuseumkan? Such as pakaian adat daerah.
Kita sama2 tau, bahwa pornografi & pornoaksi (pg & pa) sudah ada sejak dulu. Tayangan televisi, majalah (seperti: Humor, Popular dll) hingga karikatur yang mengisi sudut lembaran teka teki silang tak luput dari pg & pa. Toh tindak kriminal seperti pemerkosaan & pembununah dengan kekerasan sex, sudah terjadi sejak dulu; bukan baru sekarang (disaat penari latar memakai celana dalam diatas panggung). Seharusnya, negara lebih memikirkan Pendidikan anak2 bangsa, agak kelak akhlak mereka bisa menerima bentuk pg & pa sebagai hal yang lumrah (manusia need it lho). And then, bisa mengelakkan diri dari hal2 tercela akibat dari pg & pa. Seperti kata orang bijak; Fenotik boleh menggoda, namun bila Genotiknya kuat, fine2 aja kok.
About RUU tersebud. Aku hanya bisa tertawa saja. Pada salah satu acara variatif malam yang aku jockey-in di radio, tema yang diangkat adalah : "Berjilbab tapi Puser Kelihatan?" dan tau gak, begitu banyak yang ngasih tanggapan. Bukan hanya anak sekolah saja, bahkan ada guru, pegawai, ojek hingga supir angkutan umum yang ikutan nyumbang tanggapan.
Bahwa mental seseorang itu bagus atau tidak, tidak bisa dinilai dengan melihat cara berpakaian saja. Bolehlah cewek itu berjilbab, tapi bajunya diatas pinggang celana (yang otomatis kalau ngangkat tangan pusernya keliatan)? Bolehlah cewek itu berjilbab, tapi kedapatan pacaran di balik gelapnya semak? Bolehlah sok pakai pakaian yang nutup aurat, tapi di ym... buka baju, buka bra dan mempertontonkan payudaranya ke teman chating?
Ho ho ho ho :)
Sopan atau tidaknya seorang wanita berpakaian, tidak menjamin bahwa dia punya mental yang bagus coy. Lalu, bagaimana caranya agar *sedikitnya* mental kita bisa bagus? Jawabannya cuma tiga : Agama, Keluarga & Pendidikan.
Agama; ikutilah apa2 saja yang dianjurkan oleh agama. Tidak melenceng dan tidak sampai meninggikan diri sendiri sampai2 "Lebih hebatlah kau dari Allah!?". Dan bila orang lain tidak bisa ngejalanin selurus2nya ajaran agama, jangan dipaksa :) Biarkan lah ia yang menanggung dosa dan pahalanya. Karena YANG BENAR ATAU YANG SALAH, CUMA ALLAH SWT SAJA YANG TAHU. Manusia jangan brani2nya menuding orang lain. Apalagi ingin menguasai ibu-kota negara kita... aduh, semua ini milik Tuhan!!!
Keluarga; inilah ikatan terkecil dalam masyarakat. Bagaimana sebuah keluarga bisa merangkul anak-anaknya dengan kehangatan yang tidak akan mereka dapatkan di luar rumah. Kedengarannya gampang ya.. padahal susahnya minta ampun.
Pendidikan; hal ini lah yang seharusnya menjadi titik utama negara kita. Pendidikan di Indonesia masih kalah jauh dibandingkan negara yang lain. Mengapa? Sistem yang dijalankan tersebutlah yang harus dirubah. Tapi, bagaimana bisa ngerubah sistem yang sudah ada menjadi lebih baik, kalau yang dipikirin cuma cara berpakaian wanita? Atau merek celana dalam wanita?
Let's think about us. Tentang BBM (salut to Taufik Savalas *mwah!*), tentang Pendidikan, tentang Utang Negara, Budaya Bangsa atau apa saja. Jangan memperkeruh keadaan bangsa dengan hal2 yang sebenarnya tidak ada (so, mengada2 banget). Jangan menuding orang lain dengan kesalahan2 atas dasar Agama sedangkan diri sendiri enggak ngerti Agama.
"Gue bilangin ye, gue ini orang yang agamanye gitu-gitu aje, tapi yang gue tau... dosa ato enggaknya manusia itu cuma Alloh yang tau! Bukan manusia!! Lha elu makan minum berak muntah sama aja kayak gue, brani-braninya nuding gue begini begitu."
Kenapa tidak membangun bangsa... DIMULAI DARI DIRI SENDIRI!?
Ngotot ma orang laen, emang kamu bisa apa? Punya apa?
Bah.... :)
Dua kata : NGACA DONK!!
Wassalam.
Rumahku.
Meja makan.
Secangkir Teh.
Sebungkus rokok.
Ditemani mamatua."
Ada yang kurang? Yep, tayangan televisi. Di kotak elektronik tersebut, acaranya dihost-in ama omku tercinta Dedi Mizwar & tetehku tersayang Sarah Sechan. Kayaknya acara seperti itu lah yang dibutuhkan oleh wanita pekerja-seks[i] seperti aku *tertawa kecil penuh kebahagiaan*
Pagi itu, topik yang diangkat oleh om Dedi & teh Sarah adalah tentang Pengesahan RUU Antipornografi & Pornoaksi yang ditentang oleh banyak wanita; diantaranya ada bunda Nuria dan Inul.
Setelah acaranya selesai, aku bengong. Ada banyak pertanyaan yang berputar2 di kepala, persis Donal Bebek kalo abis jatuh. Diantaranya;
RUU itu untuk wanita atau untuk pria? Mengapa justru wanita yang menolak RUU tersebut dan pria yang mendukungnya? Bukti para pria idiot itu ternyata enggak bisa nahan napsu? *kasian*
Aku seorang yang beragama Islam, namun menurutku RUU tersebut too ridiculous & stupid.
Kelihatannya, Inul adalah fokus segala fokus dari RUU ini *tertawa garing*
Next, mengapa budaya yang telah membesarkan bangsa ini, tiba2 harus dimuseumkan? Such as pakaian adat daerah.
Kita sama2 tau, bahwa pornografi & pornoaksi (pg & pa) sudah ada sejak dulu. Tayangan televisi, majalah (seperti: Humor, Popular dll) hingga karikatur yang mengisi sudut lembaran teka teki silang tak luput dari pg & pa. Toh tindak kriminal seperti pemerkosaan & pembununah dengan kekerasan sex, sudah terjadi sejak dulu; bukan baru sekarang (disaat penari latar memakai celana dalam diatas panggung). Seharusnya, negara lebih memikirkan Pendidikan anak2 bangsa, agak kelak akhlak mereka bisa menerima bentuk pg & pa sebagai hal yang lumrah (manusia need it lho). And then, bisa mengelakkan diri dari hal2 tercela akibat dari pg & pa. Seperti kata orang bijak; Fenotik boleh menggoda, namun bila Genotiknya kuat, fine2 aja kok.
About RUU tersebud. Aku hanya bisa tertawa saja. Pada salah satu acara variatif malam yang aku jockey-in di radio, tema yang diangkat adalah : "Berjilbab tapi Puser Kelihatan?" dan tau gak, begitu banyak yang ngasih tanggapan. Bukan hanya anak sekolah saja, bahkan ada guru, pegawai, ojek hingga supir angkutan umum yang ikutan nyumbang tanggapan.
Bahwa mental seseorang itu bagus atau tidak, tidak bisa dinilai dengan melihat cara berpakaian saja. Bolehlah cewek itu berjilbab, tapi bajunya diatas pinggang celana (yang otomatis kalau ngangkat tangan pusernya keliatan)? Bolehlah cewek itu berjilbab, tapi kedapatan pacaran di balik gelapnya semak? Bolehlah sok pakai pakaian yang nutup aurat, tapi di ym... buka baju, buka bra dan mempertontonkan payudaranya ke teman chating?
Ho ho ho ho :)
Sopan atau tidaknya seorang wanita berpakaian, tidak menjamin bahwa dia punya mental yang bagus coy. Lalu, bagaimana caranya agar *sedikitnya* mental kita bisa bagus? Jawabannya cuma tiga : Agama, Keluarga & Pendidikan.
Agama; ikutilah apa2 saja yang dianjurkan oleh agama. Tidak melenceng dan tidak sampai meninggikan diri sendiri sampai2 "Lebih hebatlah kau dari Allah!?". Dan bila orang lain tidak bisa ngejalanin selurus2nya ajaran agama, jangan dipaksa :) Biarkan lah ia yang menanggung dosa dan pahalanya. Karena YANG BENAR ATAU YANG SALAH, CUMA ALLAH SWT SAJA YANG TAHU. Manusia jangan brani2nya menuding orang lain. Apalagi ingin menguasai ibu-kota negara kita... aduh, semua ini milik Tuhan!!!
Keluarga; inilah ikatan terkecil dalam masyarakat. Bagaimana sebuah keluarga bisa merangkul anak-anaknya dengan kehangatan yang tidak akan mereka dapatkan di luar rumah. Kedengarannya gampang ya.. padahal susahnya minta ampun.
Pendidikan; hal ini lah yang seharusnya menjadi titik utama negara kita. Pendidikan di Indonesia masih kalah jauh dibandingkan negara yang lain. Mengapa? Sistem yang dijalankan tersebutlah yang harus dirubah. Tapi, bagaimana bisa ngerubah sistem yang sudah ada menjadi lebih baik, kalau yang dipikirin cuma cara berpakaian wanita? Atau merek celana dalam wanita?
Let's think about us. Tentang BBM (salut to Taufik Savalas *mwah!*), tentang Pendidikan, tentang Utang Negara, Budaya Bangsa atau apa saja. Jangan memperkeruh keadaan bangsa dengan hal2 yang sebenarnya tidak ada (so, mengada2 banget). Jangan menuding orang lain dengan kesalahan2 atas dasar Agama sedangkan diri sendiri enggak ngerti Agama.
"Gue bilangin ye, gue ini orang yang agamanye gitu-gitu aje, tapi yang gue tau... dosa ato enggaknya manusia itu cuma Alloh yang tau! Bukan manusia!! Lha elu makan minum berak muntah sama aja kayak gue, brani-braninya nuding gue begini begitu."
Kenapa tidak membangun bangsa... DIMULAI DARI DIRI SENDIRI!?
Ngotot ma orang laen, emang kamu bisa apa? Punya apa?
Bah.... :)
Dua kata : NGACA DONK!!
Wassalam.
SETUJUUU !!!!!
BalasHapusCuma Org Yg Pendidikannya Rendah Yg Selalu Berpikir PORNO... Alias PIKTOR Alias NGERES Alias BEJAT Alias MUPENK !!!
Naekin Dulu Pendidikan Negara Ini Ke Taraf Yg Lebih Baik JGN AJARKAN PELAJARAN YG GAK PENTING...
Ciaoo
tuteh...cinta....*halah*
BalasHapusMaaf, diriku baru bisa mendarat di blogmu yang semakin cerah ceria ini sista... :)
Btw, tulisannya bagus euy...gamblang abis but, kool abis *4 jempol buat tuteh*
Keep on writing teh....buka mata hati orang yang baca dengan tulisan indah mu
hidup Bhinneka Tunggal Ika!! Singkirkan budaya asing!!! "itu" termasuk asing toh? :p
BalasHapus